Sukses

Bagi Djarot Kampanye Tak Hanya Soal Janji, Namun Visi Dan Misi

Calon wakil gubernur DKI Jakarta, Djarot Saiful Hidayat punya asumsi sendiri soal definisi kampanye.

Liputan6.com, Jakarta Kampenye merupakan salah satu bagian dari penyampaian pendapat di muka umum, hal ini sangat lumrah dilakukan sebagai upaya untuk memikat hati pendukung maupun sebagai cara menggaet dukungan. Calon wakil gubernur DKI, Djarot Saiful Hidayat punya asumsi sendiri soal definisi kampanye.

Buat Djarot, kampanye bukan cuma soal menyampaikan visi dan misi. Kampanye bukan menyoal sebagus apa retorika dan janji yang disampaikan. Tapi, sejauh mana yang diucapkan seorang calon pemimpin, harus benar-benar masuk akal buat dilakukan.

“Kampanye itu seharusnya bikin cair, mengalir, dan kalau kita turun harus ada hasil buat warga," ujar Djarot.

Selama ini ajang kampanye kerap dianggap sebagai sarana para calon pemimpin untuk mengobral janji-janji mereka bila nanti terpilih, tak jarang janji-janji yang diutarakan terkesan sangat berlebihan dan tidak masuk akal. Tujuannya adalah membuat para pemilih terkesima dan terpikat, sehingga mereka akan memilih calon pemimpin yang telah memberikan janji-janji tersebut.

Kampanye juga merupakan bagian dari pesta demokrasi, sebagai pemilih, sudah sewajarnya harus bersikap kritis dan bersikap rasional dengan janji para calon pemimpin.

Menurut Djarot, pesta demokrasi bukan merupakan ajang untuk membuat perpecahan, tapi justru ajang untuk persatuan. Oleh karenanya, Djarot mengatakan bahwa pesta demokrasi sejatinya harus menggembirakan bagi masyarakat.

"Jadi, kampanye itu bukan hanya ngomong doang. Tapi betul-betul kasih solusi yang nyata, yang konkret," ucap mantan Wali Kota Blitar itu.

Ahok pun meyakini bahwa Jakarta harus dipimpin oleh pemimpin yang mempunyai karakter kepemimpinan yang Bersih, Transparan dan Profesional dan tak selalu harus memberikan janji-janji yang belum bisa ditepati.

"Kami percaya, memimpin Jakarta itu butuh kepalanyalurus. Kalau kepalanya lurus bawahnya tidak berani tidak lurus. Syarat
harus BTP (Bersih, Transparan, dan Profesional) membuat Jakarta memenuhi program dengan baik," katanya.

Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto mengatakan, pasangan Ahok-Djarot sudah terbukti tak hanya beretorika. Kalau yang lain, kata Hasto, masih beretorika melawan ketidakadilan

"Pak Ahok dan Pak Djarot sudah membuktikan bagaimana ketidakadilan tersebut dilawan melalui kebijakan-kebijakan yang konkret," ujarnya. 

Sesuai dengan Keputusan yang tertuang dalam surat keputusan KPU DKI Jakarta Nomor 48/KPTS/KPU Prov 010/2017 tentang Penetapan Rekapitulasi dan Hasil Penghitungan Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta 2017. pasangan cagub-cawagub DKI Jakarta Basuki 'Ahok' Tjahaja Purnama-Djarot Saiful resmi masuk putaran kedua Pilgub DKI.

Ahok-Djarot bakal bersaing merebut suara warga DKI dengan Anies Rasyid Baswedan-Sandiaga Solahudin Uno.

Seperti diketahui, dalam putaran pertama pilgub DKI Jakarta, Pasangan Agus Harimurti Yudhoyono-Sylviana Murni meraih 937.955 suara (17,07 persen). Sementara Ahok-Djarot meraih 2.364.577 (42,99 persen) suara. Pasangan nomor urut 3, Anies Baswedan-Sandiaga Uno meraih 2.197.333 (39,95 persen) suara.

(*)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.