Sukses

Royal Enfield Himalayan pun Ada Kloningannya, Harga Jauh Lebih Murah

Royal Enfield Himalayan memiliki kloningan di Cina. Namanya Hanway G30. Uniknya, meski terkesan mencontek dari sisi ekterior, kuda besi bajakan jauh lebih baik dari segi fungsional dan fitur.

Liputan6.com, Jakarta - Royal Enfield Himalayan memiliki kloningan di Cina. Namanya Hanway G30. Uniknya, meski terkesan mencontek dari sisi ekterior, kuda besi bajakan jauh lebih baik dari segi fungsional dan fitur.

Ya, berperawakan klasik tapi dibungkus dengan teknologi masa depan. Mungkin itulah yang coba ditawarkan pabrikan agar bisa menarik perhatian. Seperti yang biasa dilakukan pabrikan asal Cina lain.

Hampir seluruh komponen bodi dibuat mirip, hanya saja secara dimensi tampak lebih kecil. Tengok bagian tangkinya, dirancang dengan bentuk bulat.

Sementara versi aslinya lebih gemuk dan ada lekukan tegas untuk menampung dengkul pengendara, serta diberikan besi sebagai pelindung bagian tangki depan. Tapi secara kapasitas, si G30 lebih besar dari Himalayan yaitu 24 liter, naik lima liter.

Headlamp sama-sama bulat, tapi versi kloning lebih canggih dengan sematan lampu berteknologi LED. Dilengkapi pula dengan DRL (Daytime Running Light) di tiap sisinya.

Sehingga sangat membantu memberikan penerangan jika bertualang di malam hari. Windshield dan double speatbor depan juga terpasang.

Rangkanya pakai model yang sama, double cradle split dupleks. Ada dua pipa besi yang menopang mesin. Tapi sepetinya punya Himalayan tampak kokoh dan lebih kuat.

Disematkan pula pelindung jantung mekanis di bagian bawah. Model joknya dibuat mirip, demi menunjang kenyamanan kala berkendara jauh.

 

 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Spesifikasi Royal Enfield Himalayan

 

Tidak seperti Himalayan, Hanway G30 dimuat dengan peralatan elektonik lebih mewah. Sebut saja port pengisian daya 2A 5V, dan konsol TFT berwarna. Panel instrumen yang terpasang terlihat identik dengan kepunyaan KTM Duke 390.

Ukurannya besar, mirip tablet dan mudah dibaca oleh pengendara. Grafis dan menu yang tersedia juga dibuat mirip. Berbeda dengan informasi display Royal Enfield Himalayan yang masih dalam bentuk konvensional.

Menurut spesifikasi di atas kertas, Hanway G30 menggunakan mesin lebih kecil. Menggendong mesin berpendingin cairan, silinder tunggal 249,2 cc yang menghasilkan tenaga 24 Hp pada 9.000 rpm dan 22 Nm pada 7.500 rpm.

Hasil daya itu tentu selisih sedikit dengan Himalayan yang pakai jantung mekanis berkapasitas 411 cc. Tapi dalam hal akselerasi, versi kloning lebih rendah.

Kuda besi Cina juga mendapatkan perangkat keras yang sedikit lebih baik dibanding Himalayan. Sudah terpasang suspensi upside down 35 mm di depan dan monoshock di belakang.

Ia menggunakan roda model ruji dengan ukuran 19 inci di depan dan 17 inci belakang. Masing-masing sudah dibungkus dengan ban tipe tubeless berprofil kasar.

Dalam hal penghenti laju, si pembajak disematkan rem cakram 280 mm dengan 4 kaliper piston dan 240 mm single kaliper piston. Masing-masing roda sudah dilengkapi dengan ABS sebagai standar.

Dengan spesifikasi mesin yang lebih kecil, Hanway membanderol motor tulangnya dengan harga kompetitif yakni 17.280 Yuan atau setara Rp 38,3 juta. Tentu ini jadi harga yang menarik karena Royal Enfield Himalayan di sini dijual Rp 114,3 juta.

 

 

3 dari 4 halaman

Performa

Seperti kita tahu, Royal Enfield Himalayan merupakan sepeda motor yang digemari olah para pecinta tualang dari seluruh dunia.

Ia punya formula sederhana dan kemampuan yang bisa dibawa ke mana saja. Kontruksi lawas, secuil teknologi modern dan punya latarbelakang brand ikonik asal Inggris membuat dirinya disukai.

Punya modal mesin satu silinder 411 cc SOHC bertenaga 24,3 Hp pada 6.500 rpm dan torsi 32 Nm memuncak di 4.500 rpm. Tapi dirinya sudah memenuhi regulasi BS6, atau setara Euro 4.

Himalayan tak menugaskan cakram sendirian untuk berdeselerasi. Kedua piringan terkoneksi sensor Anti-lock Braking System (ABS). Supaya saat diajak berjelajah terhindar dari gejala ban terkunci.

Namun cukup disayangkan, tak ada saklar pemati fungsi ABS. Padahal di India ada. Fitur ini sebetulnya sangat berfungsi. Mengingat ia motor adventure, bukan tidak mungkin disiksa ke medan tanah. Dan terkadang perlu dimatikan pada situasi tertentu.

Panel instrumen dipresentasikan dalam perpaduan analog digital. Informasi kecepatan, putaran mesin, serta fuel meter ditunjukkan jarum mekanik. Sementara sisanya di dalam layar, berikut fitur kompas yang jadi ciri khas-nya. 

Sumber: Oto.com

4 dari 4 halaman

Infografis Tilang Elektronik

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.