Sukses

Jangan Multitasking Saat Mengemudi

Sebuah riset baru menunjukkan bahwa multitasking saat mengemudi justru berbahaya.

Liputan6.com, London - Multi-tasking tak selamanya baik, setidaknya saat seseorang mengemudi. Sebuah riset baru menunjukkan bahwa multi-tasking saat mengemudi justru berbahaya.

Laporan yang dinamakan `The Battle for Attention` ini dibuat oleh Dr Neale Kinnear dan Dr Alan Stevens dari Transport Research Laboratory (TRL), dan Neil Greig dari Institute of Advanced Motorists (IAM).

Multi-tasking seperti ini justru merugikan karena mengurangi kualitas dan presisi mengemudi.


Melansir Express, penelitian ini ingin melihat bagaimana reaksi seseorang jika diminta untuk melakukan beberapa pekerjaan sekaligus saat mengemudi. Hasilnya, multi-tasking seperti ini justru merugikan karena mengurangi kualitas dan presisi mengemudi.

Studi ini meneliti lima bidang gangguan utama, yaitu kognitif, visual, audio, manual, dan waktu pemaparan. Hasilnya, penggunaan pesan singkat dan pembicaraan melalui telepon merupakan dua faktor utama penyebab ketidakfokusan mengemudi.

Merokok dan makan juga dapat mengganggu konsentrasi saat mengemudi, meskipun dengan tingkat yang lebih rendah dibanding menggunakan pesan singkat dan menelepon.

Bukan hanya itu, beberapa objek eksternal seperti iklan atau banner di pinggir jalan juga dapat membuat tingkat konsentrasi menurun.

Apa arti penelitian ini? Menurut tim, ini menunjukkan bahwa mengemudi adalah proses yang kompleks dan membutuhkan berbagai proses kognitif. "Mengerjakan hal lain artinya pengemudi tidak memberikan semua yang diperlukan untuk berkendara dengan baik," ujar mereka.

"Ini adalah bukti bahwa multi-tasking dan mengemudi sama sekali tidak cocok," tutup Sarah Sillars, CEO IAM.

(rio/sts)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini