Sukses

Larangan Rokok Mentol yang Diterapkan AS Tenyata Ampuh!

Riset terbaru melaporkan, larangan pada rokok mentol ternyata efektif mendorong lebih banyak orang untuk berhenti merokok.

Liputan6.com, Jakarta Riset terbaru melaporkan, larangan pada rokok mentol ternyata efektif mendorong lebih banyak orang untuk berhenti merokok. 

Dikutip dari CNN, Senin (26/2/2024), Badan Pengawas Obat dan Makanan AS menyatakan bahwa larangan terhadap rokok mentol menjadi “prioritas utama”.

Namun advokat kesehatan publik menuduh pemerintahan Joe Biden terlalu lambat dalam mengimplementasikan kebijakan tersebut, dan isu ini menjadi bahan serangan politik untuk Pemilu AS 2024 meskipun kebijakan ini menunjukkan manfaat kesehatan yang jelas.

Riset baru yang dirilis pada hari Rabu di jurnal Nicotine & Tobacco Research, melihat berbagai studi yang meneliti dampak dari larangan rokok mentol di lebih dari 170 tempat dan dua negara bagian AS, beberapa negara, dan Uni Eropa. 

Para peneliti yang tergabung dalam riset ini menggali dalam riset berbahasa Inggris mengenai penggunaan tembakau yang dipublikasikan sepanjang bulan November 2022. 

Hasil dari penelitian tersebut menunjukkan bahwa seperempat dari perokok tersebut berhenti merokok setahun atau dua tahun sejak kandungan tersebut dilarang di dalam rokok.

Selain itu, hasil penelitian juga mengungkapkan bahwa terdapat variasi reaksi perokok mentol yang tidak berhenti setelah pelarangan bahan tersebut dalam rokok. Setengah diantaranya beralih ke rokok tanpa mentol, 12% beralih ke rokok rasa lain, dan seperempat diantaranya tetap merokok mentol. 

Hasil riset menunjukan larangan rokok mentol secara nasional adalah langkah yang paling efektif karena tingkat merokok mentol menjadi lebih kecil bila dibandingkan larangan yang hanya berlaku di tingkat negara bagian atau wilayah lokal. 

Industri rokok berargumen bahwa pelarangan rokok mentol di tingkat nasional akan membahayakan perokok yang akan mencari rokok di pasar ilegal dan menyebabkan bentrok dengan polisi. Tetapi, hasil riset tidak bisa membuktikan larangan nasional akan menimbulkan lonjakan pada penjualan rokok mentol di pasar gelap. 

“Berbeda dengan klaim oleh industri tembakau, kami tidak melihat adanya lonjakan pada penjualan rokok mentol ilegal” ucap Dr. Sarah Mills, asisten profesor di Departemen Perilaku Kesehatan di Gillings School of Public Health yang menjadi salah satu penulis hasil riset ini. 

“Hasil riset ini memberikan bukti yang kuat bahwa BPOM AS dapat melanjutkan langkahnya untuk melarang penjualan rokok mentol secara nasional” lanjut Mills. 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Penyebab Kematian Pertama

Merokok adalah penyebab kematian yang bisa dihindari pertama di AS. Bahkan jika hanya seperempat perokok mentol berhenti, hal ini dapat meningkatkan kualitas kesehatan ribuan orang. 

Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS, meskipun jumlah perokok berkurang ke level terendah sepanjang sejarah AS, proporsi yang merokok mentol meningkat. Bahkan jumlah perokok yang berhenti, termasuk di kalangan usia lanjut, justru berkurang. 

Larangan ini akan sangat membantu meningkatkan kesehatan kaum termarjinalisasi dan LGBTQ yang menjadi sasaran pemasaran industri rokok sejak bertahun-tahun. Studi di tahun 2020 menunjukkan walaupun hanya 43% dari seluruh perokok dewasa merokok dengan rokok mentol, sebanyak 83% perokok warga Afrika-Amerika yang menjadi mayoritas dari 43% ini. Studi CDC juga menunjukkan bahwa 36% perokok LGBT memilih untuk merokok mentol dibandingkan 29% perokok heteroseksual. 

Studi juga menemukan rokok mentol juga menarik perhatian anak-anak, sehingga pelarangan ini dapat menghentikan laju perokok baru. Tidak hanya itu, CDC juga menemukan fakta bahwa setengah dari perokok pemula lebih memilih rokok mentol dan perokok tersebut juga lebih mungkin menjadi perokok aktif daripada pasif. 

Mentol sendiri bukanlah zat adiktif, namun penelitian lebih lanjut menunjukkan kebanyakan perokok pemula lebih memilih rokok mentol karena mentol mengubah asap tembakau yang membuat perokok tersebut batuk-batuk. Mentol juga bersifat anestesi terhadap tenggorokan sehingga memudahkan zat berbahaya masuk ke dalam saluran pernapasan. 

“Ketika ditambahkan ke rokok, mentol membuat aroma nikotin menjadi manis sehingga memudahkan seseorang kecanduan merokok dan sulit untuk berhenti” ujar Mills.  

 

3 dari 3 halaman

Contoh Pembatasan Tembakau

Mills menambahkan jika pembatasan tembakau yang berlaku sebelumnya juga efektif membantu pengguna rokok untuk berhenti.

“Pembatasan tembakau selalu dilihat sebagai kisah sukses kesehatan masyarakat. Kita sukses mengurangi tingkat merokok masyarakat ke tingkat yang relatif rendah dengan berbagai usaha yang berlangsung selama beberapa dekade” pungkas Mills. 

Meskipun demikian, Mills juga menambahkan bahwa kesenjangan antara jumlah perokok dan jumlah penyakit yang disebabkan rokok juga harus ditangani. 

Dalam jumlah kematian yang disebabkan oleh penyakit akibat rokok seperti stroke, penyakit jantung, dan kanker paru-paru, tingkat mortalitas orang kulit hitam dewasa lebih tinggi daripada orang kulit putih dewasa.

Orang kulit hitam membentuk 12% populasi AS, tetapi sebuah studi mengungkapkan bahwa 41% kematian yang disebabkan oleh rokok dan 50% kematian yang disebabkan rokok mentol dari 1980 hingga 2018 berasal dari komunitas ini.

Menurut studi yang dilakukan Council on Foreign Relations, jika mentol dilarang dalam industri rokok, maka jarak antara kematian yang disebabkan oleh kanker paru-paru di antara orang kulit hitam dan putih akan berkurang dalam waktu lima tahun. 

Dr. Rafael Meza, ilmuwan senior di Institut Riset Kanker British Columbia, Kanada, mengatakan bahwa riset terbaru ini datang di waktu yang tepat saat AS mempertimbangkan untuk melarang mentol dalam rokok. 

“Riset ini memperkuat argumen bahwa melarang peredaran rokok mentol akan mengurangi jumlah perokok dan memperkuat kualitas kesehatan masyarakat, terutama bagi kelompok masyarakat yang memiliki jumlah perokok yang cukup tinggi seperti warga kulit hitam” ucap Meza.

Meza mengatakan bahwa ia ingin ada sebuah riset untuk mengkampanyekan keefektifan larangan mentol dalam mengurangi jumlah perokok.

Namun penemuan terbaru mungkin tidak dapat menjangkau semua yang berhenti, karena orang yang hanya berpindah ke rokok non-mentol akan lebih mudah untuk keluar. 

“Semakin banyak bukti bahwa larangan rokok mentol adalah hal yang bagus” ujar Meza “Kami semua di bidang kontrol tembakau sangat menantikan hal ini” 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.