Sukses

Pasar Lestari, Panggung Kekuatan Ekonomi Daerah Berbasis Keberlanjutan

Pasar Lestari merupakan bagian akhir dari program Indeks Daya Saing Daerah Berkelanjutan (IDSDB) periode 2021-2023, yang secara garis besar berupaya mendorong implementasi pembangunan berkelanjutan oleh pemerintah daerah di tingkat kabupaten.

Liputan6.com, Jakarta Hasil alam nusantara kita yang sedemikian kaya, dapat menjadi penggerak pertumbuhan berkelanjutan apabila dikelola dalam semangat kelestarian mewujudkan keseimbangan lingkungan lestari, ekonomi berkelanjutan, inklusi sosial, serta tata kelola berkelanjutan.

Hal ini menjadi tema utama yang diangkat dalam perbincangan Memuliakan Hasil Alam, Menjaga Kelestarian, pada acara Pasar Lestari, (19/5) di Jakarta. Hadir sebagai pembicara Direktur Perencanaan Sumber Daya Alam Kementerian Investasi/BKPM Ratih Purbasari, Bupati Trenggalek Mochamad Nur Arifin, dan Lead Konsorsium Indeks Daya Saing Daerah Berkelanjutan Herman Suparman.

“Banyak potensi di daerah yang berbasis produk alam dapat menjadi penggerak dan berkontribusi pada peningkatan daya saing daerah yang berkelanjutan. Dalam rantai pasoknya di hulu dan hilir juga melibatkan banyak potensi UMKM,” ujar Herman Suparman, Lead Konsorsium Indeks Daya Saing Daerah Berkelanjutan.

Pasar Lestari adalah bagian akhir dari program Indeks Daya Saing Daerah Berkelanjutan (IDSDB) periode 2021-2023, yang secara garis besar berupaya mendorong implementasi pembangunan berkelanjutan oleh pemerintah daerah di tingkat kabupaten. Konteks berkelanjutan dalam program ini adalah keseimbangan antara pilar ekonomi berkelanjutan, inklusi sosial, lingkungan lestari, dan tata kelola berkelanjutan.

Dari rangkaian kegiatan sebelumnya, tiga kabupaten peringkat terbaik berdasarkan indeks ini yaitu Badung, Trenggalek, dan Klungkung, telah mengikuti asistensi peningkatan kapasitas untuk mengidentifikasi potensi daerah maupun pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) yang berkelanjutan.

“Melalui asistensi ini pemerintah kabupaten dan pelaku usaha UMKM diajak untuk melihat bahwa pembangunan yang bersifat massif, mengandalkan sektor ekstraktif, maupun hanya memberatkan pada satu sektor saja, tidak akan menjamin keberlanjutan dalam jangka panjang,” ungkap Herman.

Sebagai contoh; pemerintah Kabupaten Trenggalek mengeksplorasi potensi hulu-hilir bambu untuk dikembangkan menjadi berbagai produk kriya yang ramah lingkungan. Kabupaten Klungkung yang sebelum pandemi sangat bergantung pada pariwista mengeksplorasi potensi produk pangan dan olahan lain berbasis perkebunan dan pertanian rakyat (misal, VCO, sirup mangga, rumput laut kering).

Output dari asistensi tersebut, pemerintah dan UMKM terpilih dari tiga kabupaten berkesempatan untuk dipertemukan dengan jejaring ekosistem pendukung melalui ajang sharing dan learning Pasar Lestari. Sebab, potensi UMKM untuk sektor basis lestari di daerah sangat besar. Namun, dibutuhkan ekosistem pendukung (jejaring rantai pasok, pembeli, pendanaan, peningkatan kapasitas) yang memadai agar mereka bisa berkembang.

Kegiatan Pasar Lestari juga mengangkat perbincangan tentang Gotong Royong Menciptakan Ekosistem UMKM Lestari dan menghadirkan produk UMKM berbasis alam pada Gerai Pasar Lestari. Pasar Lestari sekaligus menjadi pre-event kolaborasi dengan Festival Lestari yang akan digelar di bulan Juni, di Sigi, Sulawesi Tengah. Kegiatan ini diharapkan dapat menjadi wadah saling belajar dan showcasing portfolio berkelanjutan dari daerah

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini