Sukses

Tips Atasi Masalah Bau Mulut Saat Berpuasa

Di bulan Ramadhan, sebagian besar umat Islam seringkali harus menghadapi masalah bau mulut.

Liputan6.com, Jakarta Di bulan Ramadhan, sebagian besar umat Islam seringkali harus menghadapi masalah bau mulut akibat kekurangan air, makanan, atau penyegar nafas selama jam puasa yang panjang. Mulut kering akibat dehidrasi selama bulan suci Ramadhan juga dapat menyebabkan permasalahan ini. 

Bau mulut kemudian kerap kali menjelma menjadi ancaman sosial. Banyak orang telah mengalaminya baik itu diri sendiri maupun dari orang lain. 

Hal ini lebih lanjut akan mempengaruhi produktivitas dan kepercayaan diri. Fakta yang disayangkan bahwa puasa dapat menyebabkan hal ini dan meskipun tidak ideal, itu sepenuhnya normal.

Melansir dari Popsugar, Selasa (20/04/2021), tidak semua orang mengalami perubahan napas saat berpuasa, tetapi bagi mereka yang mengalaminya, dokter gigi Dr Lewis Ehrlich dari Sydney Holistic Dentist Centre telah mencari tahu persis apa penyebabnya dan apakah ada yang dapat Anda lakukan untuk mencegah hal ini terjadi.

Baik Anda berpuasa untuk suatu acara, seperti Ramadhan, atau mengikuti prinsip makan keto, Anda mungkin akrab dengan bau mulut yang dipicu oleh puasa. Menurut Dr Ehrlich, meski aroma dapat muncul secara berbeda pada orang, "deskripsi umum adalah 'metalik' atau 'rasa buah'."

“Saat kita makan makanan (khususnya karbohidrat) sepanjang hari, tubuh kita menggunakan glukosa untuk energi,” lanjut Dr Ehrlich.

“Namun, ketika kita berpuasa, tubuh harus kembali ke sistem energi yang berbeda. Ini adalah simpanan lemak tubuh kita yang ada jika terjadi kelaparan. Saat berpuasa atau mengonsumsi 'diet ketogenik', tubuh Anda bisa memasuki keadaan ketosis. Proses penguraian lemak untuk energi melepaskan keton yang merupakan senyawa gas yang menghasilkan bau," jelas Dr Ehrlich.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Bau mulut akibat puasa versus penyakit gusi

Sudah menjadi rahasia umum bahwa penyakit gusi juga dapat menyebabkan bau mulut berkat penumpukan plak di gigi. Namun, tidak ada yang perlu ditakutkan dengan bau mulut yang disebabkan oleh puasa karena itu bukan tanda peringatan bahwa akan terjadi sesuatu yang lebih jahat.

“Perbedaannya adalah bau mulut yang terkait dengan kesehatan mulut yang buruk mungkin merupakan tanda penyakit di mulut seperti penyakit gusi karena kebersihan mulut yang buruk dan masalah kesehatan sistemik seperti diabetes yang tidak terkontrol,” ujar Dr Ehrlich.

“Sedangkan bau mulut yang disebabkan puasa tidak terkait dengan sesuatu yang salah dengan gigi dan gusi Anda, melainkan hanya produksi bau yang menghasilkan keton,” tambahnya.

3 dari 3 halaman

Mencegah bau mulut saat berpuasa

Meskipun tidak semua orang yang berpuasa akan mengalami efek samping ini, bagi mereka yang berpuasa, ketahuilah bahwa ada beberapa hal yang dapat Anda lakukan untuk membantu mencegah bau mulut terjadi.

“Bau mulut akibat puasa tidak akan selalu terjadi,” kata Dr. Ehrlich. “Banyak orang tidak menyadari adanya perubahan pada nafas mereka. Namun, selalu ada kemungkinan volatile-sulphur compounds yang menghasilkan bau kadang-kadang akan dihasilkan apa pun yang Anda lakukan.

“Tetap terhidrasi dengan air, mendapatkan pembersihan profesional secara teratur, flossing (pemanfaatan benang gigi), gesekan lidah ringan, mengunyah permen karet bebas gula untuk mempromosikan air liur, dan menggunakan pasta gigi mint dapat membantu,” jelas Dr. Ehrlich.

Mengutip dari EgyptToday, Selasa (20/04/2021), Anda juga dapat memastikan bahwa Anda telah mencuci mulut dengan baik setiap setelah Sahur dan menggunakan benang gigi untuk menghilangkan semua sisa makanan yang menyebabkan bau mulut. Sebab, ingatlah bahwa menyikat gigi saja hanya membersihkan sekitar 60 persen permukaan gigi.

Selain itu, ingatlah untuk menyikat lidah, mengonsumsi permen karet mentol sebelum tidur, berkumur dengan air mawar, serta mulai berhenti merokok. Anda juga bisa menghindari banyak produk susu saat sahur serta makan makanan yang sehat dan seimbang dan hindari makanan yang beraroma kuat atau pedas.

Bila memungkinkan, Anda juga dapat mengurangi makanan dan minuman manis karena dapat meningkatkan jumlah bakteri di mulut Anda.

Reporter: Priscilla Dewi Kirana

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini