Sukses

[VIDEO] Abdullah al Kudus, Sang `Penyelamat` Gunung Lemongan

Abdullah berkampanye dengan beragam cara. Generasi muda diajak peduli dengan langkah nyata seperti menanam bibit-bibit pohon.

Pada 1998, perusakan hutan terutama penebangan liar adalah hal biasa di Gunung Lemongan, Lumajang, Jawa Timur. Dampaknya langsung terasa. Debit dan kualitas air kawasan ini turun drastis. Sawah-sawah kering.

Banyak warga hanya bisa pasrah. Tapi seorang pemuda setempat, lulusan SMP, tidak ingin tinggal diam. Abdullah al Kudus, yang sekarang biasa disapa Gus Aa, menggalang gerakan peduli lingkungan.

Seperti ditayangkan Liputan 6 SCTV, Minggu (2/2/2014), menurut Abdullah, "Gerakan ini bermula dari keprihatinan. Hutan-hutan di sini habis. Itu berakibat pada turunnya debit 13 ranu di sekitar Gunung Lamongan."

Setelah tiga tahun berupaya, pada 2008, Abdullah membentuk kelompok relawan bernama Laskar Hijau. Gayung bersambut, warga setempat mendukung langkah ini.

Sejak itu, kesadaran untuk menjaga lingkungan di kawasan Gunung Lemongan terus berkembang. "Kami bersepakat, kalau mau menyelamatkan ke-13 ranu itu, yang harus kita hijaukan adalah Gunung Lemongan," kata Abdullah.

Abdullah berkampanye dengan beragam cara. Generasi muda diajak peduli dengan langkah nyata seperti menanam bibit-bibit pohon.

Bukan berarti semua berjalan mulus. Dulu warga biasa menebang pohon di hutan dengan alasan ekonomi. Abdullah menyadari mengubah kebiasan tidak mudah.

Ia memberi contoh sikap peduli lingkungan dalam kehidupannya sehari-hari. Di tiap kesempatan, ia mengajak para relawan menanam pohon atau membuat kompos. Banyak bibit tanaman didapat dari sumbangan warga sekitar.

Sekarang mahasiswa beberapa perguruan tinggi biasa datang ke Desa Klakah untuk belajar tentang penghijauan. Berkat Laskar Hijau, sekitar 2.000 hektar lahan beralih rimbun.

Langkah-langkah Abdullah telah diakui banyak pihak. Penghargaan pun berdatangan.

Pria berusia 35 tahun, ayah tiga anak ini, terus memandang ke depan. "Kami hanya ingin anak cucu kami tidak mewarisi kerusakan lingkungan," ujarnya. (Yus)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.