Sukses

HEADLINE: Prabowo-Gibran Mulai Bahas Susunan Kabinet, Koalisinya Diprediksi Gemuk?

Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka telah ditetapkan KPU sebagai presiden dan wakil presiden terpilih dalam Pemilu 2024.

Liputan6.com, Jakarta Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka telah ditetapkan KPU sebagai presiden dan wakil presiden terpilih dalam Pemilu 2024. Sejumlah prediksi komposisi kabinet Prabowo-Gibran pun beredar.

Yang terbaru muncul sebuah poster dengan latar warna biru muda khas pasangan 02 yang memuat nama-nama kandidat menteri. Terdapat 8 bagian kandidat menteri dalam poster tersebut dengan total berjumlah 59 nama.

Masing-masing jabatan berisi tiga nama yang menjadi kandidat dalam mengisi posisi tersebut. Berikut ini 8 bagian kandidat menteri tersebut:

  • Kandidat Menteri Koordinator
  • Kandidat Menteri Triumvirat
  • Kandidat Menteri Pendukung Kerja Presiden
  • Kandidat Menteri Bidang Perekonomian dan Investasi
  • Kandidat Menteri Bidang Perekonomian dan Investasi
  • Kandidat Menteri Bidang Pangan, Gizi dan Pembangunan Manusia
  • Kandidat Menteri Bidang Energi, Infrastruktur, Hilirisasi dan Lingkungan Hidup
  • Kandidat Menteri Bidang Politik Hukum dan Keamanan

Menanggapi beredarnya nama kandidat menteri Prabowo-Gibran, Sekjen Partai Gerindra Ahmad Muzani mengakui sudah ada pertemuan antara presiden dan wakil presiden terpilih untuk membahas susunan kabinetnya. "Pada komunikasi itu tentu saja dibicarakan tentang proporsionalitas pemerintahan yang akan datang, termasuk kementerian. Tapi itu baru awalan," kata di Gedung DPR RI, Rabu (27/3/2024).

Gibran, menurutnya, dalam pertemuan itu menyampaikan pandangannya dan mendiskusikan susunan kabinet bersama Prabowo. "Itu yang terjadi. Ya dibicarakan nama, portofolio, dan seterusnya. Tapi itu baru awalan saja."

Meski begitu, Muzani mengaku belum mengetahui bagaimana susunan kabinet Prabowo-Gibran yang dibahas tersebut.

"Saya tidak mendengar apa yang dibicarakan. Kalau ada pertanyaan apakah yang beredar itu sesuatu yang dibicarakan di dalam, saya tidak bisa konfirmasi iya, tapi saya juga tidak bisa konfirmasi tidak. Karena saya tidak konektivitas antara yang dibicarakan dengan yang diberitakan apakah cocok, saya belum tahu," Muzani menjelaskan.

Pertemuan antara Prabowo dan Gibran itu dilakukan untuk pertama kalinya usai dinyatakan menang Pilpres 2024. Putra sulung Presiden Jokowi itu membeberkan bahwa dalam pertemuan itu salah satunya membahas kabinet untuk pemerintahannya mendatang.

Pertemuan antara Prabowo Subianto dan Gibran berlangsung di kawasan Jakarta Selatan, Jumat (22/3/2024) sore. Dalam pertemuan  itu, Gibran dan Prabowo melakukan buka bersama. Selain itu, keduanya juga menghadiri syukuran ulang tahun putra Prabowo Subianto, Didit Hediprasetyo.

Ketika disinggung pertemuan tersebut, Gibran yang sekaligus Wali Kota Solo itu mengaku membicarakan banyak hal dalam pertemuan perdana usai menang Pilpres 2024. Dia pun membenarkan jika salah pembahasan dalam pertemuan itu terkait kabinet untuk pemerintahan baru mendatang.

"Banyak (yang dibicarakan). (Pembahasan kabinet) Salah satunya," ujar Gibran kepada wartawan di Balai Kota Solo, Senin (25/3/2024).

Selain membicarakan kabinet, suami Selvi Ananda itu juga sedikit membocorkan pembicaraan terkait peluang partai di luar Koalisi Indonesia Maju (KIM) yang akan bergabung ke koalisi pemerintahan baru mendatang. Tetapi ia tidak menyebutkan lebih lanjut partai politik yang akan bergabung ke koalisi.

"Ya, partai-partai lain juga (soal koalisi). Makasi ya," kata Gibran.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 5 halaman

Prediksi Koalisi dan Nama Menteri Kabinet Prabowo-Gibran

Pengamat politik dari Universitas Al Azhar Ujang Komaruddin menilai saat ini Prabowo sedang menggemukan koalisinya untuk merangkul kubu-kubu yang kalah. Pembagian kekuasaan atau power sharing pada kabinet sebenarnya sudah terjadi dengan Koalisi Indonesia Maju (KIM).

"Lalu juga ditambah nanti dengan partai-partai baru yang kalah. Jadi saya melihat kalau prediksi koalisinya jelas, nanti ada koalisi tambahan. Bisa jadi NasDem masuk, lalu PPP masuk, PKB juga masuk ke pemerintahan Prabowo-Gibran," kata Direktur Eksekutif Indonesia Political Review itu kepada Liputan6.com.

Sedangkan PKS, menurutnya, bisa juga bergabung di ujung. Namun tergantung dari berapa jumlah menteri yang ditawarkan Prabowo ke PKS.

"Kalau dua mungkin bisa masuk. Jadi dalam konteks itu ya soal prediksi koalisinya seperti itu. Mungkin yang menjadi oposisi cuma satu, PDIP. Ya bisa oposisi loyal lah, oposisi konstruktif. Kalaupun nanti PKS tidak masuk koalisi Prabowo-Gibran, nanti sama-sama dengan PDIP. Kalau PKS mau. Tapi punya kesempatan PKS mau masuk ke Prabowo-Gibran. Seperti itu petanya," ujar Ujang.

Untuk siapa yang berhak mendapatkan kursi porsi lebih banyak, kata dia, tergantung dari kekuatan jumlah kursi di parlemen yang didapatkan parpol. "Tergantung bargaining partai politiknya. Bargainingnya itu biasanya kekuatannya dihitung dari jumlah kuantitas atau banyaknya jumlah kursi di Perlemen. Itu yang mendapatkan banyak kursi di Perlemen, biasanya mendapatkan kursi lebih banyak."

Terkait seberapa besar peran Jokowi untuk terlibat dalam penyusunan kabinet Prabowo-Gibran, Ia menduga tidak akan ada intervensi. karena Indonesia mengaut sistem presidensial yang menentukan posisi menteri adalah presiden terpilih.

"Soal seberapa besar intervensi, saya rasa Jokowi tidak akan intervensi. Paling diskusi atau menitip nama-nama yang ingini dijadikan menteri oleh Jokowi. Itu lebih elegan dibanding intervensi dan sebagainya. Enggak bagus Jokowi intervensi. Biarkan Prabowo menyusun kabinetnya riang gembira," ungkapnya.

Siapa kandidat yang bakal dititip Jokowi, Ujang memprediksi ada nama Pratikno yang saat ini menjabat sebagai Menteri Sekretaris Negara. "Kalau ada yang lain, yang tahu Jokowi. Yang beredar kan Pratikno. Bisa jadi ada nama-nama yang lain."

Selain Jokowi, menurutnya, tidak ada yang punya kekuatan untuk mempengaruhi Prabowo dalam menyusun kabinetnya. "Karena semuanya bergerak ada porsinya masing-masing. Kalaupun ada pihak lain memberikan masukan, bukan mengintervensi. Memberikan masukan, memberikan saran terkait nama-nama ataupun komposisi kabinet ke depan. Saya merasa Prabowo bisa independen untuk mengutak-atik atau membuat skema dream team kabinetnya," Ujang memungkasi.

3 dari 5 halaman

Prabowo Minta Pendapat Jokowi

Partai Gerindra mengatakan bahwa Prabowo Subianto akan meminta pendapat Presiden Joko Widodo (Jokowi) terkait susunan kabinet Prabowo-Gibran. 

"Bukan cawe-cawe, pastinya akan dimintai pendapat oleh Pak Prabowo," kata Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Habiburokhman kepada wartawan di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (26/3).

Selain itu, Jokowi juga bisa memberikan usulan nama-nama calon anggota kabinet. Namun, dirinya tidak mengetahui apakah Jokowi akan memberi nama atau belum.

"Saya enggak tahu ya, apakah sampai nama apakah sosoknya seperti apa ya bisa saja memberi nama, orang saya aja boleh mengusulkan kan," ujarnya.

"Ya boleh dong (Pak Jokowi mengusulkan), anda boleh mengusulkan nama Habiburokhman jadi menteri apa. Saya enggak tahu, saya enggak tahu (Pak Jokowi sudah kasih nama)," sambungnya.

Selain itu, Habiburokhman menyebut, jika Jokowi orang yang paling banyak dimintai pendapat oleh Prabowo.

"Saya tidak tahu (peran Jokowi sejauh apa), secara institusional tidak tahu. Tapi secara prinsip, memang Pak Jokowi dipastikan menjadi salah satu orang yang paling banyak dimintai pendapat oleh Pak Prabowo, saya yakin," sebutnya.

"Pak Prabowo kan mengatakan Pak Jokowi itu mentor beliau, di acara-acara internal Pak Prabowo berulang kali menyampaikan kepada kami bahwa beliau belajar banyak dari Pak Jokowi. Beliau kan sebagai tentara kan belajar kepemimpinan dari muda, tapi melihat sosok yang begitu luar biasa ya itu adalah Pak Jokowi," tambahnya.

Habiburokhman mengatakan, Prabowo menilai Jokowi mampu memimpin rapat secara efektif, pekerja keras serta melakukan safari ke berbagai wilayah Indonesia.

"Itulah yang dipelajari oleh Pak Prabowo dari Pak Jokowi, dan putusan-putusan yang tepat dalam saat-saat yang kritik, yang sering dibuat Pak Jokowi. Itu kata Pak Prabowo," jelasnya.

"Jadi Pak Prabowo kan melanjutkan capaian dan legacy-nya Pak Jokowi. Ke mana? Kalau ingin melanjutkan capaian Pak Jokowi? Ya ke Pak Jokowi lah nanyanya, ya enggak?," pungkasnya.

4 dari 5 halaman

Jokowi Beri Masukan

Calon Wakil Presiden (Cawapres) nomor urut 2, Gibran Rakabuming Raka menegaskan bahwa yang akan menentukan susunan kabinet pemerintahan Republik Indonesia periode 2024-2029 adalah calon presiden (capres) Prabowo Subianto.

"Pak Prabowo yang akan menentukan ya," kata Gibran saat diwawancarai di sela acara buka puasa bersama TKN Prabowo-Gibran di kawasan Jakarta Selatan, Senin (25/3/2024) petang.

Dia menyebut, Presiden Joko Widodo (Jokowi) mungkin hanya akan memberikan masukan terkait susunan kabinet Prabowo-Gibran. Namun, Gibran menegaskan, yang akan menentukan komposisi kabinet tetap Prabowo sebagai presiden terpilih RI periode 2024-2029.

"Ya mungkin masukan, tapi penentuannya di Pak Prabowo ya," tegas dia.

Saat ditanya, apakah dirinya akan diajak berdiskusi juga soal kabinet, Gibran memastikan Prabowo Subianto akan meminta masukannya.

"Pasti," kata putra sulung Presiden Jokowi ini singkat.

Lebih lanjut, Gibran juga menampik kabar yang menyebut Presiden Jokowi menitipkan nama menteri di kabinet pemerintahan selanjutnya.

"Enggak," kata Gibran singkat.

Wali Kota Solo itu kembali menegaskan, bahwa sosok menteri kabinet yang akan membantu pemerintahan selanjutnya ditentukan oleh Prabowo.

"Enggak. Keputusannya di Pak Prabowo," ucap Gibran menandaskan.

Koordinator Staf Khusus Presiden, Ari Dwipayana juga telah menegaskan bahwa pengangkatan menteri kabinet merupakan kewenangan penuh Prabowo setelah dilantik sebagai Presiden RI pada 20 Oktober 2024.

"Pengangkatan menteri dalam kabinet mendatang sepenuhnya menjadi hak prerogatif Presiden terpilih setelah dilantik 20 Oktober 2024," kata Ari kepada wartawan, Senin (25/3/2024).

Menurut dia, Jokowi saat ini fokus menyelesaikan agenda pemerintahan dan pembangunan. Terlebih, sisa masa jabatan Jokowi sebagai presiden akan berakhir pada 20 Oktober mendatang.

"Presiden Jokowi fokus bekerja untuk menuntaskan agenda pemerintahan dan pembangunan sampai akhir masa jabatan 20 Oktober 2024," jelasnya.

Sementara itu, Presiden Jokowi enggan memberi saran untuk pemerintahan Prabowo-Gibran kedepan. Jokowi juga tak mau berkomentar soal dirinya disebut terlibat dalam penyusunan kabinet Prabowo-Gibran.

"Ditanyakan ke Pak prabowo. Jangan tanyakan ke saya," ujar Jokowi di Mabes TNI Cilangkap Jakarta Timur, Rabu (28/2/2024).

5 dari 5 halaman

Infografis Ragam Tanggapan Prabowo-Gibran Mulai Bahas Susunan Kabinet

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.