Liputan6.com, Jakarta - Wakil Ketua Umum Partai Golkar Ahmad Doli Kurnia menegaskan, sampai saat ini partainya belum membicarakan soal musyawarah nasional atau Munas. Meski jatuh pada tahun ini, namun agenda lima tahunan untuk mengganti ketua umum akan jatuh di bulan Desember sehingga belum waktunya untyk dibahas.
“Munas masih 8 bulan eh 10 bulan lagi malah, apalagi sekarang kita masih nunggu rekapitulasi, ya enggak perlu dibahas gitu,” kata Doli kepada awak media saat dikonfirmasi, Senin (11/3/2024).
Baca Juga
Doli memastikan, belum adanya pembahasan bukan karena partainya tidak akan menggelar kegiatan tersebut. Namun semata, sesuai AD/ART giat tersebut belum masuk dalam tahapan persiapan.
Advertisement
“Karena dalam anggaran dasar/anggaran rumah tangga itu disebutkan bahwa Munas dilaksanakan setiap bulan Desember dan 5 tahun sekali,” jelas Doli.
Soal munculnya empat nama yang digadang-gadang bakal bertarung memperebutkan kursi Golkar-1, Doli kembali menegaskan bahwa sampai saat ini tidak ada pembicaraan resmi mengenai hal tersebut. Bahkan saat rapat pleno partai yang berlangsung kemarin malam, Minggu (10/3) di Kantor DPP Partai Golkar, Anggrek Neli, Jakarta Barat.
“Rapat pleno enggak bahas munas sama sekali, kita bicara soal hasil pileg dan pilpres, dan soal persiapan pilkada,” Doli menandasi.
Transisi Ketum Golkar
Diberitakan terpisah sebelumnya, pernyataan berbeda disampaikan Waketum Golkar lainnya, yakni Bambang Soesatyo atau Bamsoet. Dia sempat menyebut saat ini Golkar juga sedang mempersiapkan transisi kursi Ketua Umum (Ketum). Menurut dia Musyawarah Nasional (Munas) yang akan berlangsung menjelang akhir tahun.
Diterangkan Bamsoet, 5 tahun lalu dirinya belum mempunyai kesempatan untuk masuk gelanggang Pemilihan Ketum Golkar. Sebab, ingin menjaga keutuhan partai.
"Saya menarik diri dari pencalonan, memberikan jalan kepada Pak Airlangga untuk memimpin terus Partai Golkar," terangnya.
Bamsoet berharap Pemilihan Ketum Golkar dibuka tahun ini, sehingga dirinya bisa mendaftarkan diri maju pada pencalonan.
"Kali ini kita berharap gelanggang dibuka, sehingga terjadi proses pergantian kepemimpinan secara demokratis," harap pria yang juga menjabat Ketua Umum Ikatan Motor Indonesia (IMI) tersebut.
Advertisement