Sukses

Ladang Ganja Seluas Dua Hektare Ditemukan di Sumsel, Polisi Buru Pelaku

Penyidik Polres Empat Lawang, Sumatera Selatan memburu seorang tersangka berinisial BUD, sebagai pemilik dua hektare ladang ganja siap panen di daerah itu.

Liputan6.com, Jakarta - Penyidik Polres Empat Lawang, Sumatera Selatan memburu seorang tersangka berinisial BUD, sebagai pemilik dua hektare ladang ganja siap panen di daerah itu.

Kapolres Empat Lawang, AKBP Dody Surya Putra mengatakan bahwa temuan dua hektare ladang ganja itu berdasarkan laporan dari masyarakat sekitar.

Mendapat informasi itu, Dody langsung memimpin timnya melakukan pengungkapan pada Selasa 30 Januari 2024. Tak mudah bagi polisi menuju lokasi ladang ganja siap panen tersebut. Dody mengaku, ia dan jajarannya berjalan kaki selama 9 jam untuk sampai ke lokasi ladang ganja.

"Kami langsung melakukan penggerebekan sebuah pondok di tengah ladang tersebut dan seorang pelaku ASM (40 tahun) warga desa Batu Jungul, Kecamatan Muara Pinang, Empat Lawang berhasil ditangkap, sementara BUD dinyatakan DPO," kata Dody dilansir dari Antara, Sabtu (3/2/2024).

Saat tiba di lokasi, polisi menemukan 2.000 batang tanaman ganja siap panen dari lahan seluas dua hektare. Selain itu, polisi juga menggeledah sebuah pondok yang berjarak sekitar 1 km dari lahan ganja.

Dari lokasi tersebut, tim kembali menemukan ganja kering siap pakai sebanyak 100 kg dan paket sabu beserta alat isap (bong). Di lokasi, polisi juga meringkus ASM (40), warga Desa Batu Jungul, Kecamatan Muara Pinang, Empat Lawang. 

"Setelah kami cabuti semua tanaman tersebut, selanjutnya dilakukan pemusnahan dengan cara dibakar sebanyak 1.970 batang ganja. Sebanyak 30 batang ganja kami sita untuk di periksa di Labfor untuk di jadikan barang bukti. Sementara, 96 kg ganja kering tersebut dimusnahkan ditempat dengan cara di bakar dan sebanyak 4 kg disita untuk di periksa di Labfor dan di jadikan barang bukti proses penyidikan," tutur Dody.

Ia meyakinkan, dari pengungkapan tersebut, Polres Empat Lawang telah berhasil menyelamatkan jiwa manusia kurang lebih 2,4 juta jiwa dari potensi penyalahgunaan bahaya narkoba.

"Sementara tersangka dijerat pasal 114 ayat (2) dan atau pasal 111 ayat (2) dan atau Pasal 112 ayat (1) UU No. 35 Tahun 2009, tentang narkotika, dipidana dengan pidana mati, pidana penjara seumur hidup, atau pidana penjara paling singkat 6 (enam) tahun dan paling lama 20 (dua puluh) tahun dan pidana denda paling sedikit Rp. 1.000.000.000,00 (satu milyar rupiah)," tegasnya.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Ganja 11 Kg Gagal Edar di Kota Malang, Dua Orang Jadi Tersangka

Polresta Malang Kota menggagalkan peredaran ganja kering dengan berat total kurang lebih mencapai 11 kilogram, yang disita dari dua orang tersangka berinisial HA (24) dan FC (32).

Wakil Kepala Polresta Malang Kota, AKBP Apip Ginanjar mengatakan, selain 11 kilogram ganja tersebut, juga disita sabu-sabu seberat 4,26 gram dari tangan tersangka HA yang merupakan warga Kecamatan Kedungkandang, Kota Malang.

"Total berat barang bukti yang disita, untuk ganja seberat 11,1 kilogram dari dua tempat kejadian perkara (TKP), kemudian sabu-sabu 4,26 gram," kata Apip, Jumat (22/12/2023).

Dia menjelaskan, kedua tersangka tersebut ditangkap pada waktu yang berbeda. Tersangka HA ditangkap pada tanggal 12 Desember, sementara tersangka FC, warga Kecamatan Junrejo, Kota Batu, ditangkap pada 18 Desember.

Menurut Apip, dari tangan tersangka HA, petugas menyita barang bukti ganja seberat 5,12 kilogram dan sabu-sabu seberat 4,26 gram. Sementara itu, dari tersangka FC, petugas menyita ganja kering dengan berat 5,97 kilogram.

"Keduanya diduga merupakan kurir," tambah Apip.

Dalam kesempatan itu, Kepala Satresnarkoba Polresta Malang Kota Kompol Eka Wira Dharma mengatakan kedua tersangka merupakan kurir narkoba dari jaringan Sumatera. Namun, keduanya tidak saling mengenal.

"Kedua tersangka ini tidak saling kenal. Namun, saat kami melakukan penelusuran, barang tersebut berasal dari jaringan yang sama di wilayah Sumatera," jelas Apip.

Dia menambahkan tersangka HA mendapatkan ganja kering tersebut dengan menggunakan sistem ranjau, sementara tersangka FC mendapatkan barang itu dari kiriman paket ekspedisi.

Polisi masih melakukan pendalaman terkait siapa bandar besar di balik kepemilikan ganja itu.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.