Sukses

Sekjen PSI Diskusi Bersama Mahasiswa Riau: Kuliah Tiket Kehidupan

Sekretaris Jenderal Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Raja Juli Antoni menggelar Diskusi dan Bedah Buku 'Beasiswa Di Bawah Telapak Kaki Ibu' bersama Ratusan Mahasiswa di Riau pada Rabu (31/1/2024).

Liputan6.com, Jakarta Sekretaris Jenderal Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Raja Juli Antoni menggelar Diskusi dan Bedah Buku 'Beasiswa Di Bawah Telapak Kaki Ibu' bersama Ratusan Mahasiswa di Riau pada Rabu (31/1/2024).

Hadir dalam diskusi tersebut Penulis Buku Beasiswa di Bawah Telapak Kaki Ibu, Irfan Amalee, Pembedah Diskusi Pahmi yang juga lulusan University of Manchester.

Dalam sambutannya, Raja Juli menyampaikan kesannya menjadi Anak Pondok sedari tamat SD di Pekanbaru untuk melanjutkan pendidikan Pesantren di Garut, sampai berkuliah di Inggris dan Australia.

"Saya sebagai Orang Pekanbaru, tentu ingin sekali Anak anak Pekanbaru dan Riau berkesempatan berkuliah di Luar Negeri untuk menambah wawasan, pengalaman serta pola pikir," ujar Raja Juli Antoni yang juga Calon Anggota Legislatif DPR RI Dapil Riau I ini dalam keterangannya.

Raja Antoni yang juga Wakil Menteri ATR/BPN berharap kesempatan tersebut dapat memotivasi anak muda Riau untuk semakin banyak yang bisa berkuliah ke luar negeri. Bagi Raja Antoni, kuliah ada tiket kehidupan.

"Kuliah adalah tiket kehidupan. Saya berharap di masa depan semakin banyak warga Riau yang bisa mengenyam pendidikan tinggi," sambung Raja Antoni.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Tak Ada yang Tidak Mungkin

Dalam pengalamannya, Pahmi, yang merupakan anak Indragiri Hilir merasa beruntung bisa berkuliah di Manchester, "Tak ada yang tak mungkin, apalagi untuk urusan belajar, selagi kita mau, mencari tahu, pasti ada jalan," ujarnya.

Sedangkan Irfan Amalee, yang juga peraih Kick Andy Heroes 2021 ini menegaskan bahwa beasiswa ke luar negeri merupakan impian yang harus dikejar dengan gigih. Ia membedakan antara want dan desire.

"Banyak orang yang hanya sekedar mau, itulah want, tapi tidak banyak dari mereka ya desire. Desire mensyaratkan kita memiliki keinginan yang gigih, bukan hanya mau di mulut saja. Jika kita sudah desire, makan kita akan memiliki kelayakan," kata Irfan Amalee yang juga pendiri Peace Generation tersebut.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.