Sukses

Polda Bali Ungkap Kecelakaan Lalu Lintas Meningkat pada 2023 Tembus 7.224 Kasus

Polda Bali mencatat adanya peningkatan angka kecelakaan lalu lintas (laka lantas) sepanjang 2023, angkanya mencapai 7.224 kasus dan yang tertinggi ada di Kota Denpasar.

Liputan6.com, Jakarta - Polda Bali mencatat adanya peningkatan angka kecelakaan lalu lintas (laka lantas) sepanjang 2023, angkanya mencapai 7.224 kasus dan yang tertinggi ada di Kota Denpasar.

"Terkait kecelakaan lalu lintas sepanjang 2023 terjadi sebanyak 7.224 kasus laka lantas seluruh Bali, jumlah tersebut tentunya mengalami peningkatan sebesar lebih 100 persen dari 2022 yang sebanyak 3.620 kejadian," kata Kapolda Bali, Irjen Ida Bagus Kd Putra Narendra di Denpasar dilansir dari Antara, Jumat (29/12/2023).

Dari data Polda Bali, kasus laka lantas terbanyak ditangani jajaran Polresta Denpasar dengan 2.245 kasus, disusul 1.073 kasus ditangani Gianyar, 881 kasus di Badung, 868 kasus di Tabanan, 675 kasus di Buleleng, 610 kasus di Karangasem, 391 kasus di Jembrana, 319 kasus di Klungkung, dan 162 kasus di Bangli.

Dari 7.224 kasus kecelakaan di seluruh Bali, sebanyak 632 orang meninggal dunia atau naik 25,89 persen dari 2022 sejumlah 502 orang, dengan rentang waktu kejadian laka lantas paling sering pukul 06.00-18.00 Wita.

"Jenis paling sering terlibat kecelakaan yaitu sepeda motor 86 persen, secara kuantitas secara umum meningkat dan ini akan kami evaluasi ke depan baik dengan kegiatan edukasi dan preventif maupun rekomendasi perbaikan sarana prasarana lalu lintas kepada pihak terkait," ujar Putra Narendra.

Direktur Lalulintas Polda Bali, Kombes Ruminio Ardano mengungkap, ada beberapa hal yang menjadi faktor meningkatnya laka lantas. Satu di antaranya pulihnya kondisi di Bali setelah pandemi COVID-19.

Banyak banyak wisatawan maupun masyarakat pendatang masuk Bali, serta pengemudi yang di luar kendali sehingga terjadi laka tunggal.

"Dari yang kita lihat sekarang memang kehati-hatian dari pengendara jalan banyak dipengaruhi oleh lingkungan jalan yang ada, jalan kita tidak begitu lebar dan juga kontur jalannya. Kemudian kita tahu sendiri banyak kejadian laka tunggal ini karena menghindari hewan peliharaan salah satunya," terang Ruminio.

"Juga tahun lalu sebelum G20 kita masih banyak pembatasan ya terkait dengan perjalanan wisatawan dan masyarakat kita juga sudah menggeliat lagi, yang tadinya tidak kerja di sini, pulang ke kampung dan sekarang balik lagi ke sini," tambah dia.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Waspada! Ini Jam Paling Rawan Kecelakaan Saat Musim Liburan

Musim libur akhir tahun baru sudah di depan mata. Umumnya masyarakat di Indonesia memilih untuk melakukan aktivitas berwisata dalam menghabiskan malam tahun baru.

Direktur Utama Jasa Raharja Rivan A. Purwantono mengingatkan masyarakat untuk berhati-hati dalam berkendara saat merayakan libur tahun baru. Antara lain dengan memperhatikan jam-jam rawan kecelakaan.

"Jam nominasi yang paling banyak kecelakaannya antara pukul 06.00 dan 09.00," kata Rivan dalam acara konferensi pers Catatan Akhir Tahun MTI di Stasiun Kereta Cepat Whoosh Halim, Jakarta Timur, ditulis Kamis (28/12).

Rivan menambahkan, insiden kecelakaan lalu lintas pada musim libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) juga lebih banyak terjadi di jalan tempat wisata dibandingkan jalan raya. Ini karena aktivitas perjalanan di jalur wisata yang jauh lebih tinggi dibandingkan jalan raya saat Nataru

"Jadi, kecelakaan lalu lintas di musim liburan ini lebih banyak terjadi bukan di jalan utama, tapi jalan-jalan ditempat wisata," ucapnya.

Oleh karena itu, dia mengimbau penggunaan jalan yang akan merayakan liburan tahun baru untuk berhati-hati dalam berkendara.

Menyusul, tingginya intensitas kendaraan di jalan-jalan menuju tempat wisata saat libur tahun baru.

"Saya kira itu yang perlu diperhatikan masyarakat ataupun pengguna untuk berhati-hati pada saat berkendara di musim liburan," pungkas Rivan.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini