Sukses

Megawati hingga Firli Bahuri Akan Jadi Pemateri di Hari Kedua Rakernas PDIP

Hari kedua Rapat Kerja Nasional (Rakernas) IV Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Sabtu (30/9/2023) menghadirkan sejumlah petinggi lembaga negara dan influencer untuk menjadi pemateri dalam rakernas PDIP kali ini.

Liputan6.com, Jakarta - Hari kedua Rapat Kerja Nasional (Rakernas) IV Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Sabtu (30/9/2023) menghadirkan sejumlah petinggi lembaga negara dan influencer untuk menjadi pemateri dalam rakernas PDIP kali ini. Sementara Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri juga akan memberikan arahan tertutup kepada para kader.

Acara Rakernas sendiri akan berlangsung dari pagi hingga petang dengan dibuka dengan rapat paripurna yang berlangsung tertutup dipimpin Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) PDIP Bambang "Pacul" Wuryanto, Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto dan Ketua DPP PDIP Yasonna H. Laoly.

Selanjutnya, Ketua Bidang Politik DPP PDIP Puan Maharani yang akan memberikan pengarahan terkait pemenangan Pemilihan Presiden dan Pemilihan Legislatif 2024.

Selain itu akan hadir, dalam sesi lain, terdapat diskusi terkait Pemilu oleh Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI Hasyim Asy’ari dan Ketua Bawaslu RI Rahmat Bagja. Keduanya akan mengisi soal peran kedua lembaga pada kontestasi Pemilu di tahun depan yang berlangsung serentak.

Pada Sabtu siang, barulah Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri memberikan pengarahan tertutup.

Dari sisi media sosial, sejumlah pemengaruh (influencer) dan selebritas seperti Denny Cagur ikut memberikan testimoni di Rakernas. Denny akan ditemani Thoriq Halilintar, Lucky Perdana dan Tina Toon. Para selebritas tersebut akan membagikan pengalaman mereka bagaimana menghadirkan kampanye politik yang kreatif.

Di sesi lainnya, Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Komisaris Jenderal Polisi (Purn) Firli Bahuri akan menyampaikan pemaparan terkait peran partai politik dalam pengawasan dan pencegahan politik uang jelang Pemilu serentak 2024.

Sementara itu, di area pameran pangan, jelang Sabtu sore, akan ada juga talkshow dengan tema "UMKM Kuliner dan Kedaulatan Pangan".

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Megawati Ungkap Alasan Petani dan Nelayan Dihadirkan di Rakernas IV PDIP

Dalam Rapat Kerja Nasional (Rakernas) IV PDI Perjuangan (PDIP) yang diadakan di JIExpo Kemayoran, Jakarta, Jumat (29/8/2023) tak hanya diramaikan oleh para kader partai berlambang banteng bermoncong putih itu, tapi juga ribuan petani dan nelayan.

Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri pun mengungkapkan alasannya para ribuan nelayan dan petani itu hadir di Rakernas. Itu disampaikannya dalam pidato politik saat membuka helatan akbra PDIP tersebut.

“Sengaja kami hadirkan perwakilan para petani dan juga nelayan budidaya laut se-Indonesia. Sebab, Rakernas ini menjadi bagian dari kontemplasi ideologis bahwa seluruh dialektika mengapa Indonesia merdeka dan untuk apa Indonesia harus merdeka berangkat dari falsafah tentang sosok petani yang bernama Pak Marhaen,” kata Megawati mengawali ceritanya.

Presiden Kelima RI itu mengungkapkan, banyak orang yang mengkonotasikan Marhaenismr dengan arti yang berbeda. Padahal itu jelas tak sesuai sejarahnya.

“Marhaen itu adalah seorang petani yang ditemui oleh Bung Karno kala dia berjuang di Jawa Barat, terutama di kota Bandung,” tutur Megawati.

Dia pun bercerita bagaimana ayahnya Soekarno atau Bung Karno bercakap dengan Marhaen, dimana dari aktivitas bertani hingga bisa menghasilkan beras dan menjualnya.

“Lalu beliau (Soekarno) bertanya. ‘Apakah dalam kecukupan Bapak, bapak cukup,’ . Iya, tetapi saya tidak bisa memberikan tambahan bagi orang lain,” cerita Megawati.

“Inilah yang sebenarnya filosofi dari Marhaenisme dan ini yang ingin saya kenalkan ke Pak Presiden, Pak Wakil Presiden, dan kalau mau tahu supaya jangan ada prasangka. Makamnya itu ada silahkan cari di kampung Cipagolo Bandung. Jadi itu bukannya omong kosong, jadi maksud dari Bung Karno mengenalkan Marhaenisme oleh sebab pertanyaannya kepada seorang Bapak Marhaen. Soekarno menginginkan sebenarnya seluruh rakyat Indonesia, petani, nelayan itu menjadi sebuah sokoguru, soko itu kan tiang, guru ya guru. Jadi soko ini memberikan pelajaran bagi kemakmuran bagi seluruh rakyat Indonesia,” sambungnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.