Sukses

Penjelasan Manajemen Soal Tidak Difungsikan Sirine Saat RS Hermina Depok Kebakaran

Manajemen Rumah Sakit Hermina Depok menjelaskan terkait tidak menggunakan sirine pada saat RS Hermina Depok kebakaran di bagian dapur, Sabtu (22/7/2023) malam.

Liputan6.com, Depok - Manajemen Rumah Sakit Hermina Depok menjelaskan terkait tidak menggunakan sirine pada saat RS Hermina Depok kebakaran di bagian dapur, Sabtu (22/7/2023) malam. RS Hermina telah memiliki penanda lain saat terjadi kebakaran di rumah sakit tersebut.

Direktur Utama RS Hermina, Iies Nugrohowati mengatakan, saat terjadi kebakaran di RS Hermina Depok tidak berbunyinya sirine sebagai penanda, dikarenakan RS Hermina Depok memiliki manajemen sendiri dalam memberikan penanda. RS Hermina Depok memiliki informasi dalam menginformasikan kepada pasien dan pengunjung.

"Jadi diharapkan memang tidak panik, itu ada kodenya, namanya kode merah," ujar Iies, Minggu 23/7/2023).

Iies mengakui, kode merah hanya diketahui petugas rumah sakit yang sedang bertugas atau berjaga memberikan pelayanan. Hal itu bertujuan membuat pasien tidak panik dan tenang, sehingga saat penanganan evakuasi dilakukan tidak menimbulkan resiko lain pada pasien maupun pengunjung.

"Kalau tidak tenang semua berebut itu lebih berisiko, makanya kemarin saya bersyukur," ucap Iies.

Iies menjelaskan, saat peristiwa kebakaran petugas rumah sakit melakukan evakuasi pasien dan pengunjung sesuai standar operasional prosedur. Saat penanganan evakuasi tidak ada pasien yang saling ingin didahului.

 "Jadi pelan-pelan dievakuasi jadi tidak ada rebutan dan tidak ada cidera, tidak ada yang jatuh," jelas Iies.

Begitupun saat terjadi kebakaran, petugas di bagian pantry langsung mematikan gas yang digunakan untuk memasak. RS Hermina Depok mengutamakan keselamatan pasien dan saat ini untuk pasien rawat inap dan rawat jalan dalam kondisi aman dan terlayani dengan baik.

"Prosedur evakuasi juga udah dilaksanakan dengan baik, sehingga sekitar pukul 00.45 WIB pasien sudah dapat masuk ke ruang perawatan," terang Iies.

Pada pelayanan bersifat atensi seperti pasien di ICU, intensive care, nicu, picu, dilakukan penanganan dan dievakuasi ke instalasi gawat darurat. Hal itu dikarenakan telah sesuai prosedur sehingga dapat terlayani dan terdapat peralatan medis yang lengkap.

"Kemudian untuk ibu hamil dan bayi, kami lakukan pengamanan di loby, di area yang sudah kami nyatakan aman," kata Iies.

Iies menambahkan, usai kejadian kebakaran dan menjamin pelayanan kesehatan kepada pasien, tenaga medis dan non medis mengawal dan memastikan penanganan pasien berjalan dengan baik. Hal itupun dilakukan sejak kejadian kebakaran hingga pasca kebakaran di area dapur RS Hermina Depok.

"Kami berharap dengan hal ini kedepannya kami tetap mengupayakan, memastikan, meminimalisir hal yang tidak diinginkan terjadi. Tentunya keselamatan pasien itu, serta para tim yang bertugas itu prioritas kami manajemen RS Hermina Depok," pungkas Iies. 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

RS Hermina Depok Kebakaran Jelang Dini Hari

Sebelumnya, Komandan Regu DPKP Pos Kembang, Bayu mengatakan, kebakaran di RS Hermina terjadi jelang dini hari. Usai mendapatkan laporan, petugas DPKP Kota Depok Pos Kota Kembang mendatangi lokasi dan berusaha memadamkan api.

"Kami membawa 30 anggota dan lebih dari 10 mobil pompa air untuk memadamkan api di bagian atas RS Hermina," ujar Bayu, Sabtu (22/7/2023).

Dia menjelaskan, api berasal dari bagian dapur lantai lima RS Hermina Depok yang saat itu sedang terdapat aktivitas memasak. Api yang berasal dari ruangan dapur mengarah bagian atap atau cerobong asap bagian dapur.

"Kebakaran di ruangan dapur menghanguskan ruangan tersebut sekitar 80 persen," jelas Bayu. (Dicky Agung Prihanto) 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.