Sukses

4 Respons Sekjen Gerindra Usai Budiman Sudjatmiko Bakal Dipanggil PDIP Setelah Temui Prabowo

Sekjen Partai Gerindra Ahmad Muzani menyampaikan, pemanggilan Budiman Sudjatmiko adalah sepenuhnya wewenang PDIP usai temui Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto.

Liputan6.com, Jakarta - Politikus PDI Perjuangan (PDIP) Budiman Sudjatmiko menyambangi kediaman Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto pada Selasa malam 18 Juli 2023 di Jalan Kertanegara Nomor 04 Kebayoran Baru, Jakarta Selatan (Jaksel).

Elite PDIP pun tidak tinggal diam. PDI Perjuangan akan memanggil Budiman Sudjatmiko karena hal itu. PDIP menilai apa yang dilakukan Budiman ada indikasi pelanggaran disiplin organisasi.

Mahkamah Partai PDIP bersiap memanggil Budiman untuk meminta penjelasan. Meski begitu, Budiman tak mempermasalah pemanggilan PDIP usai dirinya menemui Prabowo Subianto.

Partai Gerindra pun angkat bicara. Sekjen Partai Gerindra Ahmad Muzani menyampaikan, pemanggilan Budiman adalah sepenuhnya wewenang PDIP.

"Kalau kemudian langkah politik itu terus DPP PDIP akan memanggil atau mengundang Mas Budiman, tentu saja kami hormati itu adalah langkah internal PDIP," ujar Muzani usai pertemuan dengan DPP Demokrat, Kamis 20 Juli 2023.

Namun, Muzani menegaskan tak ada pembicaraan dalam pertemuan tersebut bahwa Budiman akan masuk Gerindra.

"Tidak dibicarakan, tidak dibahas sama sakali. Dan kami menghargai pilihan politik Budiman beliau adalah kader PDIP," beber dia.

Selain itu, Muzani menegaskan, Budiman Sudjatmiko bertemu Prabowo Subianto bukan atas undangan dari Gerindra. Dia datang ke Kertanegara atas keinginannya sendiri.

"Ndak ada (ajakan) itu inisiatif beliau," kata Muzani.

Berikut sederet respons Sekjen Partai Gerindra Ahmad Muzani usai Mahkamah Partai PDIP bersiap memanggil Budiman Sudjatmiko setelah menemui Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto dihimpun Liputan6.com:

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 5 halaman

1. Hormati Keputusan PDIP

Pertemuan antara kader PDIP Budiman Sudjatmiko dengan bakal calon presiden Prabowo Subianto kini menuai polemik. Mahkamah Partai PDIP bersiap memanggil Budiman untuk meminta penjelasan.

Sekjen Gerindra Ahmad Muzani menyampaikan, pemanggilan Budiman adalah sepenuhnya wewenang PDIP.

"Kalau kemudian langkah politik itu terus DPP PDIP akan memanggil atau mengundang Mas Budiman, tentu saja kami hormati itu adalah langkah internal PDIP," kata Muzani usai pertemuan dengan DPP Demokrat, Kamis 20 Juli 2023.

 

3 dari 5 halaman

2. Tegaskan Inisiatif Sendiri Budiman Datangi Prabowo

Muzani menegaskan, Budiman Sudjatmiko bertemu Prabowo Subianto bukan atas undangan dari Gerindra. Dia datang ke Kertanegara atas keinginannya sendiri.

"Ndak ada (ajakan) itu inisiatif beliau," kata Muzani.

 

4 dari 5 halaman

3. Bantah Budiman Bakal Gabung Gerindra Usai Temui Prabowo

Lalu Muzani membantah pertemuan Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto dengan politikus PDIP Budiman Sudjatmiko untuk membahas rencana Budiman bergabung ke Gerindra.

Menurutnya, pertemuan Budiman dengan Prabowo membahas tentang pemikiran-pemikiran pemimpin Indonesia kedepan.

"Enggak, Pak Budiman tidak bergabung ke Gerindra. Beliau tidak ngomong sama sekali, gak diomongin, gak dibahas," kata Muzani.

"Itu murni bicara tentang perlunya Indonesia memiliki pemikiran-pemikiran dari seorang pemimpin yang memiliki cakrawala dan mendukung masa depan yang baik," sambungnya.

 

5 dari 5 halaman

4. Sebut Posisi Budiman dan Prabowo Bersebrangan adalah Masa Lalu

Muzani menyebut, Gerindra menghormati status politik Budiman sebagai kader PDIP. Dia menyebut, Prabowo juga tidak berhalangan bertemu dengan tokoh siapapun.

"Tidak dibicarakan, tidak dibahas, sama sekali tidak, tidak dibahas, karena itu kami menghargai pilihan politik itu Budiman karena beliau sebagai kader PDIP," ucapnya.

"Prabowo sebagai capres sebagai pemimpin ketemu dengan siapa saja, beliau tidak punya alergi, saya berkali-kali katakan, Prabowo tidak punya alergi, tidak punya halangan," kata Muzani.

Dia melanjutkan, posisi Budiman dan Prabowo yang berseberangan di era orde baru adalah masa lalu.

"Itu kan masa lalu, orang orang itu kan sekarang sudah mulai menata masa depan yang lebih baik, kita kita ini kan generasi juga yang lahir ada yang tahun diatas 2000, ada yang lahir tahun '90. itu kan kita harus mulai menata bagaimana masa depan Indonesia, negeri kita yang sebentar lagi usianya akan mencapai 100 tahun," pungkasnya.

 

(Miranda Pratiwi)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.