Sukses

Haedar Nashir Wanti-Wanti Kader Jangan Jadi Petugas Partai di Muhammadiyah

Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Haedar Nashir mengingatkan, kepada keluarga besar Muhammadiyah untuk tidak menggunakan simbol atau atribut organisasi, untuk kepentingan politik.

Liputan6.com, Jakarta - Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Haedar Nashir mengingatkan, kepada keluarga besar Muhammadiyah untuk tidak menggunakan simbol atau atribut organisasi, untuk kepentingan politik. Khususnya yang terkait Pemilu 2024.

Hal itu diingatkan Haedar agar energi Persyarikatan Muhammadiyah tidak terkuras habis hanya untuk urusan Pemilu 2024.

“Masih banyak ladang garapan dakwah yang butuh banyak energi dan perhatian,” pesan Haedar saat Silaturahmi Idulfitri 1444 H di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) akhir pekan lalu, seperti dikutip dari situs resmi Muhammadiyah, Kamis (4/5/2023).

Haedar mewanti, sebagai produk organisasi, Khittah Muhammadiyah wajib diikuti oleh seluruh institusi dan warga Persyarikatan Muhammadiyah.

Oleh karena itu, dia melarang membawa simbol organisasi, apalagi organisasinya terlibat dalam ajang perpolitikan.

“Jangan membawa-bawa simbol organisasi apalagi organisasinya. Tidak perlu menggunakan simbol-simbol Muhammadiyah,” ucap dia.

Haedar menjelaskan, sejatinya tidak melarang anggota Muhammadiyah untuk memberikan dukungan politiknya. Namun, dia meminta, hal itu dilakukan secara kreatif, sehingga tidak mencederai nama besar Muhammadiyah.

“Kader maupun warga Muhammadiyah yang terlibat dalam mendukung calon untuk kreatif, tidak menggunakan simbol-simbol Muhammadiyah. Itu kurang cerdas menurut saya, di politik itu perlu kecerdasan, agar berperadaban kalau menang bisa elegan, kalau kalau kalah tidak jatuh diri. Kita harus tetap jaga Muhammadiyah,” pesan dia.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Tetap Jadi Petugas Muhammadiyah

Haedar menegaskan, kepada anggota dan keluarga Muhammadiyah untuk tetap menjadi petugas Muhammadiyah dan jangan menjadi petugas partai di Muhammadiyah.

“Beda kalau membawa misi Muhammadiyah. Kalau membawa misi Muhammadiyah keluar itu artinya Muhammadiyah yang menyinari, artinya kader itu membawa misi Muhammadiyah, bukan sebaliknya,” tegas Haedar.

Haedar menjelaskan, pesan ini bukan mengartikan kelompok Muhammadiyah anti-pemilu atau politik. Justru sebagai ketua umum, Haedar mendorong agar anggota Muhammadiyah bisa ikut mensukseskan pesta demokrasi lima tahunan tersebut dengan tidak golput.

“Kita seluruh warga Muhammadiyah gunakan hak pilihnya dan teruslah kita menjaga marwah Muhammadiyah, garis Muhammadiyah dan ketulusan kita mengemban misi dakwah dan tajdid yang mencerdaskan, memberdayakan, dan memajukan umat,” Haedar menandasi.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.