Sukses

Telepon Genggam David Jacobs Diperiksa, Polisi Belum Temukan Kejanggalan

Polisi hingga kini masih mencari petunjuk guna mengungkap kematian atlet para tenis meja Indonesia David Jacobs pada Jumat 28 April 2023 dini hari.

Liputan6.com, Jakarta - Polisi hingga kini masih mencari petunjuk guna mengungkap kematian atlet para tenis meja Indonesia David Jacobs pada Jumat 28 April 2023 dini hari. Salah satunya dengan menelusuri rekam jejak ponsel telepon genggam milik David Jacobs.

Kapolres Metro Jakarta Pusat Kombes Pol Komarudin menerangkan, telepon gengam milik korban sedang diperiksa oleh ahli digital forensik. Hal ini untuk mengetahui sosok yang berkomunikasi terakhir dengan atlet para tenis meja tersebut.

"Betul ini masih terus kita olah, komunikasi terakhir sama siapa dan sebagainya," kata Komarudin saat dihubungi, Minggu (30/4/2023).

Dia menerangkan, sejauh ini belum ditemukan ada kejanggalan terkait dengan pemeriksaan telepon genggam tersebut.

"Sementara belum ada (riwayat panggilan yang janggal)," ujar dia.

David Jacobs ditemukan tak sadarkan diri di pinggir jalur rel kereta antara Gambir dan Juanda kilometer (KM 4+700) pada Kamis, 27 April 2023 sebelum akhirnya mengembuskan napas terakhir di Rumah Sakit Husada, Jakarta Pusat pada Jumat 28 April 2023 sekitar pukul 03.30 WIB.

Komarudin menerangkan, pihaknya telah berulang kali melakukan simulasi, yakni pergerakan dari Stasiun Gambir menuju ke KM 4+700 pun dihitung.

Menurut dia, jika dengan jalan cepat dibutuhkan waktu sekira 10 menit. Sementara itu, dari hasil pemeriksaan lini masa telepon genggam David Jacobs hanya dua menit.

"Sudah berulang kali kita simulasikan. Sementara ini di lini masa hanya ada 2 menit. Antara 20.28 sampai 20.30. Dan yang sangat mendekati itu, hanya dengan perjalanan kereta," ujar Komarudin.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

David Jacobs Diduga Salah Naik Kereta

Komarudin menjelaskan, hasil napak tilas yang dilakukan penyidik, patut diduga korban salah menaiki kereta. Hal itu pun diperkuat dari rekaman CCTV. Meski, kamera CCTV tak menyorot korban hanya situasi di sekitar lokasi.

"Iya (dugaan salah naik kereta). Karena sudah kita cek, ada satu CCTV lagi yang kita temukan itu di perpindahan rel itu, dari ujung terakhir Stasiun Gambir sampai ke rel dibawah itu, itu di depannya ada sekitar 100 meter, ada CCTV perpindahan rel," ujar dia.

Komarudin menerangkan, CCTV memperlihatkan petugas saat akan ke lokasi kejadian setelah mendapatkan laporan. Orang-Orang itu pun sudah dimintai keterangan sebagai saksi.

"Kemudian yang melaporkan pertama kali itu petugas masinis dari KRL yang menginformasikan kepada petugas di Juanda. Kemudian petugas di Juanda datang tidak lama kemudian juga datang petugas dari Gambir ke TKP sama-sama," ujar dia.

Komarudin menerangkan, pihaknya terus mencari bukti-bukti. Ada beberapa dugaan yang perlu diselidiki lebih lanjut.

"Kenapa sampai ada di sana, ini masih kami dalami. Kenapa sampai korban berada di TKP dengan luka di kepala itu masih kita dalami. Tapi kalau untuk pergeseran tempat kenapa korban dari Stasiun Gambir dengan jarak 2 menit sampai di sana itu, kami hampir meyakini itu salah naik kereta," tandas dia.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.