Sukses

Voxpol: Anies dan Prabowo Harus Moderat dalam Bersikap Agar Tak Ditinggal Pemilih

Berdasarkan pilihan presiden untuk melanjutkan atau melakukan perubahan atas program pemerintah saat ini, komposisi pemilih Anies dan Prabowo terbagi dua.

Liputan6.com, Jakarta - Direktur Eksekutif Voxpol Center Research and Consulting Pangi Syarwi Chaniago mengatakan bahwa Anies Baswedan dan Prabowo Subianto harus lebih berhati-hati dalam mengambil sikap politik.

Pangi mengacu pada hasil survei mengenai evaluasi kinerja pemerintah dari perspektif demokrasi, hukum, ekonomi, dan isu politik aktual.

Berdasarkan pilihan presiden untuk melanjutkan atau melakukan perubahan atas program pemerintah saat ini, komposisi pemilih Anies dan Prabowo terbagi dua.

"Karena komposisi pemilih keduanya di satu sisi menginginkan perubahan, namun di sisi lain sebagian pemilihnya juga menginginkan keberlanjutan," kata Pangi melalui siaran Youtube,Voxpol Center, Jumat (23/12/2023).

Tak seperti pemilih Ganjar Pranowo dan Puan Maharani yang menganggap program pemerintah saat ini layak untuk dilanjutkan. Pemilih Prabowo Subianto dan Anies Rasyid Baswedan berada di kedua segmen.

Pangi menyampaikan bahwa pemilih Anies yang menganggap program pemerintah saat ini tidak layak dilanjutkan ada sebanyak 48,4 persen. Sementara itu, 40,3 persen lainnya menginginkan perubahan.

Begitu pula dengan pemilih Prabowo Subianto, 42,2 persen pemilih menganggap program pemerintah saat ini tidak layak dilanjutkan dan 45,9 persen lainnya menginginkan program pemerintah saat ini dilanjutkan.

"Itu artinya Prabowo Subianto dan Anies Rasyid Baswedan harus lebih moderat dalam bersikap agar tidak ditinggal pemilih," kata Pangi.

Pangi menyebut pemilih yang menganggap program pemerintah saat ini layak untuk dilanjutkan menyebar hampir di semua wilayah. Hanya pemilih di wilayah Sumatera yang menganggap program pemerintah saat ini tidak layak untuk dilanjutkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Kanibalisme Suara Pendukung Anies dan Prabowo

Sebelumnya, Charta Politika merilis hasil survei terkait tren persepsi publik dan proyeksi politik menuju 2024. Pada survei elektabilitas tokoh tercatat bakal calon presiden Partai NasDem Anies Baswedan mampu menggerogoti suara yang sebelumnya memilih Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto di berbagai wilayah.

Direktur Eksekutif Charta Politika Indonesia, Yunarto Wijaya menjelaskan, untuk tren elektabilitas tokoh Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo masih unggul dari tokoh lainnya yakni 31,7 persen. Sementara, di urutan kedua Anies Baswedan dengan 23,9 persen dan Prabowo Subianto memperoleh 23 persen.

"Elektabilitas 10 nama, masih ada Ganjar dengan tingkat elektabilitas 31,7 persen, Anies peringkat kedua 23,9 persen dan Prabowo Subianto 23 persen. Ketiga nama ini sudah bisa dipastikan jauh dari nama-nama lain. Papan atas ini sulit untuk bergerak," kata Yunarto, dalam paparannya secara virtual, Kamis (22/12).

Dia mengakui, ada hal menarik yang terjadi dalam skema suara di berbagai wilayah. Yang mana, suara yang sebelumnya memilih Presiden Joko Widodo (Jokowi) secara otomatis memilih Ganjar Pranowo.

Namun, hal mengejutkan terjadi pada perebutan suara antara Anies dengan Prabowo. Yang mana, dalam hasil survei dinyatakan Anies mampu mengambil suara yang sebelumnya memilih Prabowo.

"Ada kecenderungan suara Pak Jokowi kuat dikuasai oleh Ganjar. Ada kecenderungan daerah dulu dikuasai Prabowo mulai digerogoti Anies dan sebagaian di antaranya masih kuasai oleh Prabowo," ungkapnya.

Dia memaparkan, kekuatan ketiga nama tersebut untuk Ganjar kuat di wilayah Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dengan angka sangat jauh dibanding dengan tokoh lain yakni 70 persen.

Sementara di Jawa Timur di angka 33,7 persen. Bali, NTT dan NTB gabungan angka 53,3 persen. "Ini juga basis Pak Jokowi terutama Bali dan NTT," papar Yunarto.

"Dan terakhir Maluku dan Papua yang juga basis Pak Jokowi dengan angka 38 persen," sambungnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.