Sukses

Kalangan Milenial Diminta Tak Lupakan Budayanya Sendiri

Ketua Umum Batak Center, Sintong M Tampubolon mengatakan, pihaknya memiliki tantangan sendiri terutama bagaimana tetap mempertahankan budaya dengan mengajak para kalangan milenial.

Liputan6.com, Jakarta Ketua Umum Batak Center, Sintong M Tampubolon mengatakan, pihaknya memiliki tantangan sendiri terutama bagaimana tetap mempertahankan budaya dengan mengajak para kalangan milenial.

Adapun ini disampaikan saat acara puncak Bulan Kebudayaan Batak dan Pra Kongres I Kebudayaan Batak Toba yang berlangsung di Jakarta Pusat 26-27 September 2022.

Menurutnya, sejauh ini banyak yang tak bisa menulis aksara batak, bahkan bertutur bahasanya.

"Tantangan ini merupakan salah satu titik perhatian dari Batak Center sebagai Pusat Habatahon (Pusat Kebatakan), dimana semakin banyak kalangan milenial belakangan ini yang tidak bisa berbahasa Batak, tidak bisa menulis aksara Batak, minimnya yang memiliki kemampuan bertutur dengan menggunakan bahasa Batak, pemahaman adat budaya Batak yang semakin menurun dan berbagai hal lain yang berkaitan dengan kebudayaan Batak, khususnya Batak Toba," kata Sintong dalam keterangannya, Rabu (28/5/2022).

Hadir dalam acara tersebut diantaranya Ketum PGI Gomar Gultom, Ketua Kongres I Kebudayaan Batak Toba Robert Sibarani, Direktur Utama BPODT Jimmy Panjaitan, Dirjen Kebudayaan Kemendikbudristek Hilmar Farid. Tampak juga generasi milenial Batak Yoshua Sirait, Tokoh Masyarakyat Sumut Parlindungan Purba dan tokoh-tokoh Batak lainnya.

Menurut dia, diharapkan dengan acara ini bisa melestarikan dan mengembangkan budaya Batak itu sendiri, untuk bisa diwarisi kepada para generasi muda.

"Dari apa yang kita selenggarakan pada hari ini dengan keterbatasan kemampuan ekonomi keuangan kita ternyata bisa laksanakan dengan baik," jelas Sintong.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Tujuan Kegiatan

Sintong menegaskan, tujuan acara ini adalah untuk mengangkat dalam rangka melestarikan dan mengaktualisasikan kembali kebudayaan Batak di kalangan generasi muda.

Bulan Kebudayaan Batak dan Pra Kongres I Kebudayaan Batak memberi apresiasi terhadap semangat generasi muda dalam merevitalisasi dan mengaktualisasikan kebudayaan Batak Toba.

Kedua, mengidentifikasi permasalahan dan merumuskan strategi kebijakan dan implementasi kebudayaan Batak Toba.

"Tujuan ketiga adalah merumuskan pedoman tata bahasa Batak Toba, Paradigma baru tata kelola adat Batak Toba yang essential, efektif dan efisien, menjaga kebudayaan Batak Toba agar terus tumbuh di tengah interaksi budaya-budaya dunia," kata dia.

 

3 dari 3 halaman

Disambut Antusias

Sementara Ketua Panitia Erwin Tobing menuturkan, ternyata masih banyak masyarakat Batak di Jakarta yang antusias dalam acara itu. Sekarang ini bagaimana panitia mengakomodir acara sehingga mereka terhibur.

"Jadi acara seperti ini ternyata banyak peminatnya. Kita taksir yang mau datang cuma 200 ternyata hampir 600-an. Semua penuh tempat diatas semua heboh sampai terakhir," kata dia.

Menurutnya, acara-acara seperti ini memang perlu dibuat agar semua masyarakat bisa menikmati pertunjukan. Bahkan, anak-anak umur 12 tahun ikut bermain Tanganing.

"Anak umur 12 sampai umur 16 tadi main Tanganing itu hebat bagus, itu yang harus kita bina. Mereka itu lahir besar di Jakarta, bagaimana kita membina mereka supaya mereka semakin berkembang, mengenal apa itu Taganing, apa itu alat musik Batak lainnya, Ogung, Suling, Terompet, apa semuanya," tambahnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.