Sukses

Ikut Jejak G20, MPR Akan Rintis Forum Majelis Permusyawaratan Rakyat Dunia

Indonesia perlu menawarkan agenda konsolidasi ekonomi, untuk mencapai kerjasama strategis,serta menjembataninya dengan komitmen pembangunan inklusif secara global melalui G20.

Liputan6.com, Jakarta - Ketua MPR RI Bambang Soesatyo alias Bamsoet menyatakan, Indonesia sebagai negara bangsa yang berdaulat memiliki peran strategis di kancah global. Setelah memegang Presidensi G20, dia menyatakan bahwa MPR juga akan mengikuti semangat tersebut dengan upaya merintis Majelis Permusyawatayan Rakyat Dunia.

"Suara Indonesia diharapkan bisa turut memberikan alternatif solusi di tengah dinamika global yang sedang bergejolak. Indonesia dengan politik luar negeri bebas aktif, serta berpegang teguh pada prinsip Dasa Sila Bandung sebagai ruh politik luar negeri Indonesia, perlu terus mengonsolidasi dukungan negara-negara di kawasan, untuk menyerukan solusi perdamaian permanen, dalam mengatasi konflik dan keteganganmiliter," tutur Bamsoet dalam Sidang Tahunan MPR RI 2022 di Gedung MPR DPR, Jakarta, Selasa (16/8/2022).

Selain itu, lanjutnya, Indonesia juga perlu menawarkan agenda konsolidasi ekonomi, untuk mencapai kerjasama strategis,serta menjembataninya dengan komitmen pembangunan inklusif secara global melalui G20. Tema 'Recover Together, Recover Stronger' tentu merupakan bukti komitmen Indonesia, untuk membawa dunia yang lebih inklusif, dan segera bangkit bersama-sama di tengah pandemi Covid-19 yang masih berlangsung.

"Kita mendoakan, KTT G-20 berjalan lancar dan sukses. Kita tentunya berkeinginan, kepemimpinan Indonesia di G-20 tahun ini, kelak dikenang dunia sebagai upaya nyata dalam mewujudkan tatanan dunia yang damai, tumbuh berkelanjutan, serta menghapus segala penderitaan rakyat di dunia. Dengan semangat yang sama, MPR tengah merintis pembentukan Forum Majelis Permusyawaratan Rakyat Dunia," jelasnya.

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Penguatan Diplomasi

Menurut Bamsoet, gagasan pembentukan forum tersebut dilatarbelakangi oleh adanya kebutuhan menghadirkan penguatan diplomasi parlemen, dalam rangka menghadirkan tatanan dunia yang semakin harmonis dan berkeadaban. Penyelesaian berbagai masalah dunia menuntut adanya partisipasi semua pihak, dengan melibatkan kerjasama lintas negara, lintas sektor, dan lintas lembaga pemerintahan.

"Setiap elemen mesti mengambil peran atas dasar solidaritas kemanusiaan yang menjunjung tinggi persatuan, persaudaraan, perasaan senasib sepenanggungan, serta menjunjung tinggi keadilan, penegakan hukum, dan hak asasi manusia," Bamsoet menandaskan.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.