Sukses

Surya Paloh: Politik Indentitas Sesungguhnya Tidak Selalu Negatif

Ketua Umum NasDem, Surya Paloh menyampaikan orasi ilmiah pada acara penganugerahan gelar kehormatan Doktor Honoris Causa (HC) kepadanya dari Universitas Brawijaya.

Liputan6.com, Jakarta Ketua Umum NasDem, Surya Paloh menyampaikan orasi ilmiah pada acara penganugerahan gelar kehormatan Doktor Honoris Causa (HC) kepadanya dari Universitas Brawijaya.

Dalam orasinya, dia menyinggung soal eksploitasi politik identitas yang terjadi saat Pilpres. Paloh mengingatkan Pilpres 2019 harus menjadi pelajaran semua pihak agar polarisasi tidak kembali terjadi.

“Pengalaman dua pilpres terakhir cukup menjadi pelajaran bagi kita semua bahwa kompetisi dalam pemilu bukanlah segalanya. Kompetisi hanyalah wadah bagi kita untuk terus-menerus mencari yang terbaik dan menjadi lebih baik,” kata dia, Senin (25/7/2022).

Paloh menyebut, meski kerap dianggap buruk, sesungguhnya politik identitas masih memiliki sisi positif dilihat dari kacamata sejarah.

“Politik identitas sesungguhnya tidaklah selalu negatif. Dalam sejarahnya, politik identitas lahir dari perjuangan melawan diskriminasi dan ketidakadilan. Dalam sebuah forum nasional di Jakarta, Prof. Yudi Latif menyampaikan bahwa ada tiga bentuk politik identitas. Ada yang good, bad, dan ugly,” kata dia.

Politik identitas disebut baik (good), lanjut Paloh, adalah ketika ia menjadi ciri bagi sebuah partai atau kelompok politik. Setiap kelompok memang akan melahirkan identitasnya masing-masing.

Menurut Paloh, setiap kelompok harus melahirkan identitasnya. Kelompok politik yang baik adalah kelompok yang mampu membangun identitas diri yang kemudian menjadi pembeda antara ia dengan kelompok yang lain.

Namun identitas itu tidak membuatnya bersikap eksklusif atau tidak mau mengenal yang lain melainkan bersedia berinteraksi serta siap mengenal yang berbeda dengannya.

“Nah, politik identitas yang buruk atau tidak baik (bad) adalah kebalikan dari yang good tadi. Mereka bersikap ekslusif dan tidak mau mengenal yang lain. Mereka membatasi diri dengan siapa mereka akan berteman atau bekerja sama. Mungkin mereka tidak mengganggu namun cara pandang dan berpikirnya menjadi sempit,” jelas Paloh.

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Bisa Busuk

Sementara itu, Paloh menyebut ada politik identitas yang busuk (ugly), ia tidak hanya buruk atau tetapi juga merusak bangsa.

“Praktik politik semacam ini tidak hanya picik, akan tetapi juga membodohi kita. Ia berdiri di atas kesadaran bahwa identitasnyalah yang paling unggul dan kelompoknyalah yang paling benar. Maka, identitas lain tidak hanya harus menjadi nomor dua akan tetapi juga harus dikalahkan atau ditiadakan jika perlu,” pungkas Paloh.

Adapun, Paloh menerima gelar doktor HC bidang sosiologi politik dari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Brawijaya. Sejumlah pejabat hadir pada pengukuhan itu diantaranya Wakil Presiden ke-10 dan ke-12 RI Jusuf Kalla, Menteri LHK Siti Nurbaya Bakar, dan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo.

 

 

 

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.