Sukses

Cerita Penjaga SMPN 16 Kota Bogor Disekap Perampok Hingga Berhasil Lolos

Aksi perampokan yang terjadi di SMP Negri 16 Kota Bogor menyisakan cerita. Salah satunya dirasakan Muhamad Dahlan, petugas keamanan sekolah tersebut.

Liputan6.com, Bogor - Aksi perampokan yang terjadi di SMP Negri 16 Kota Bogor menyisakan cerita. Salah satunya dirasakan Muhamad Dahlan, petugas keamanan sekolah tersebut.

Pria berusia 51 tahun ini juga menjadi korban dan turut disekap oleh pelaku perampokan berjumlah lima orang pada Rabu 29 Juni 2022 dini hari.

Bersama dua rekannya Maulana Mansur dan Ivan, mereka disekap lebih dari 4 jam di area sekolah yang berlokasi di Jalan Baru Kayu Manis, Kecamatan Tanah Sareal, Kota Bogor.

"Kejadiannya sekitar jam 2 dini hari, setelah saya patroli. Waktu patroli pun di sekitar sekolah tidak ada aktivitas yang mencurigakan," kata Dahlan, Jumat (1/7/2022).

Saat beristirahat di ruang tunggu, tiba-tiba listrik padam bersamaan dengan gerombolan orang masuk dan salah satu pelaku mengacungkan sebilah golok hingga menempel di kulit leher Dahlan. Karena nyawanya terancam, ia pun memilih diam.

"Kepala saya diputer sambil diangkat lalu mulut saya dilakban. Sepintas saya melihat ada empat orang, tapi wajah mereka ditutup kain dan itu pun enggak kelihatan jelas karena gelap," ucapnya.

Kemudian kedua pelaku mengikat kedua kaki dan tangannya. Sementara satu pelaku lainnya masih mengacungkan golok ke lehernya agar tidak melawan.

Setelah itu, para pelaku juga mengikat Maulana dan Ivan, rekan kerjanya yang berada tidak jauh dari lokasi ia ditahan.

"Posisi Maulana di dalam ruang kelas dekat ruang tunggu sekolah. Sedangkan Ivan yang terakhir diikat, dia ada di seberang saya, cuma dia posisinya lagi tidur di bawah,” imbuh dia.

Sedangkan Unang, penjaga keamanan lainnya selamat dari penyekapan karena pada saat kejadian berlangsung dia sedang tidur di belakang sekolah.

“Kalau Unang posisinya lagi tidur di belakang, jadi enggak ketahuan oleh mereka," ungkapnya.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Ambil Barang

Setelah berhasil menggasak barang-barang inventaris sekolah, mereka pun pergi. Sementara tiga korban ditinggalkan dalam keadaan terikat.

"Setelah mereka keluar semua, saya langsung berusaha melepaskan ikatan, tapi ternyata sulit karena cukup kencang," ujarnya.

Tak kehabisan akal, ia pun mencoba melepas lakban dengan air liurnya. Dengan harapan, jika lakban terbuka ia bisa berteriak meminta pertolongan.

"Alhamdulillah, setelah dicoba mulut digoyang berkali-kali ternyata lakban itu terbuka," ujarnya.

Dahlan sempat berteriak beberapa kali meminta tolong, namun tidak ada satu pun orang yang mendengarnya.

Ia pun kembali berusaha membuka tali yang mengikat kedua tangan dan kakinya itu, namun tak kunjung membuahkan hasil. Posisi dia yang tengkurap di sofa membuat ia sangat sulit untuk bergerak.

"Saking kencangnya ikatan sampai kaki dan tangan berasa sakit dan panas. Digerakkin juga malah tambah sakit," ucapnya.

Setelah hari mulai terang, sekitar pukul 05.30 WIB, pagi terdengar suara Ivan, yang juga turut disekap pelaku. Lakban yang menyumpal mulutnya tampak sudah lepas, namun kedua tangan dan kakinya masih terikat.

"Saya langsung tanya ke Iping (Ivan), bisa ga keluar sekolah dan nanti teriak minta tolong di pinggir jalan. Kebetulan kan pintu gerbang terbuka," kata dia.

3 dari 3 halaman

Minta Tolong

Ivan kemudian mengguling-gulingkan tubuhnya hingga sampai ke depan pintu gerbang sekolah. Setelah sampai di pinggir jalan, Ivan berteriak meminta tolong hingga terdengar oleh pedagang nasi uduk yang ada di seberang sekolahan.

"Penjual nasi uduk keluar lalu membuka ikatan kami bertiga. Kebetulan ibu warung juga punya nomor kontak salah satu guru, dan segera memberitahunya," terang Dahlan.

Maulana Mansur, office boy yang turut menjadi korban penyekapan mengaku langsung disergap saat dirinya tidur lelap di dalam ruangan kelas.

"Lagi enak tidur, ada orang menyekap mulut saya pakai sweater, lalu mengikat tangan dan kaki pake tali terus dikencengin pake lakban, sampai enggak bisa gerak," ujarnya.

Tak hanya disekap, kawanan perampok juga mencuri dua buah handphone dan uang tunai sebesar Rp1,5 juta yang ada di dompetnya.

"Waktu itu saya sempet denger security teriak-teriak, tapi saya ga bisa jawab karena mulut disumpal lakban," ucap Maulana yang mengaku bersyukur nyawanya masih selamat.

Setelah mendapat sekolah disatroni maling, Kepala SMPN 16 beserta guru-guru datang ke sekolah dan melaporkan kejadian perampokan serta penyekapan ini ke Polsek Tanah Sareal.

Kapolsek Tanahsareal, AKP Surya mengatakan kasus perampokan di SMPN 16 Kota Bogor masih dalam penyelidikan. Namun sejumlah saksi telah dimintai keterangan. Selain itu, mengamankan barang bukti, salah satunya rekaman CCTV di sekolah itu.

"Pelaku yang terekam CCTV ada 5 orang, tapi wajahnya gak jelas karena gelap," ujar dia.

Menurutnya dalam kasus perampokan ini ada tiga orang yang disekap oleh para pelaku. Dua petugas keamanan dan satu orang lainnya sebagai office boy.

“Kalau yang dilaporkan kepala sekolah kehilangan itu ada laptop total 6 unit, diperkirakan sekitar Rp30 juta. Termasuk uang tunai dan dua HP milik korban Maulana,” kata dia.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.