Sukses

Moeldoko: Buya Syafii Maarif Contoh Keteladanan Hidup Sederhana Bagi Pejabat

Moeldoko menilai, Buya Syafii banyak memberikan contoh dan keteladanan menjadi muslim otentik dan sepenuhnya mencintai bangsanya. Juga menjadi mencontohkan hidup sederhana.

Liputan6.com, Jakarta - Kepala Staf Presiden Moeldoko merasa kehilangan atas wafatnya mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah, Ahmad Syafii Maarif atau lebih dikenal Buya Syafii. Menurut Moeldoko, Buya Syafii bukan hanya tokoh Muhammadiyah, melainkan tokoh seluruh umat Islam dan bangsa Indonesia.

"Kita semua sangat kehilangan guru bangsa. Beliau adalah tokoh penjaga nurani bangsa," kata Moeldoko di sela-sela kunjungan kerja di kota Tanjungpinang, Kepulauan Riau, Jumat (27/5/2022).

Moeldoko menilai, Buya Syafii banyak memberikan contoh dan keteladanan menjadi muslim otentik dan sepenuhnya mencintai bangsanya.

Buya Syafii juga menjadi mencontohkan hidup sederhana.

"Meskipun beliau bisa mendapatkan fasilitas mewah, tapi beliau tetap menjadi orang yang sangat bersahaja. Beliau tidak malu dan canggung utk naik KRL meski usianya sudah cukup lanjut," kenang Moeldoko.

Buya Syafii meninggal dunia hari ini Jumat (27/5) pukul 10.15 WIB di Yogyakarta. Mendiang sempat dirawat di RS PKU Muhammadiyah Gamping Sleman, pada sabtu (14/5), karena mengalami sesak napas.

Dalam jumpa pers di RS PKU Muhammadiyah Gamping, Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir bercerita pada hari ini ia sebenarnya sedang dalam perjalanan menuju Bandung. Ketika sampai di Klaten  Jawa Tengah (Jateng), Haedar Nashir mendapat kabar dari rumah sakit jika kondisi Buya Syafii Maarif kritis.

“Saya kembali ke PKU Muhammadiyah Gamping dan sempat menemani setengah sebelum beliau dipanggil Allah,” ujar Haedar Nashir

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Dua Kali Jalani Perawatan

Sudah dua kali Buya Syafii Maarif dirawat di RS PKU Muhammadiyah Gamping dalam waktu yang berdekatan. Pertama, pada Maret 2022 dan kedua pada pertengahan Mei 2022.

“Tim medis juga sudah berusaha dan berkooridinasi optimal atas instruksi presiden, tetapi Allah menggariskan ajal dengan memanggil Buya Syafii Maarif dalam usia 87 tahun,” ucapnya.

Seminggu sebelum Buya Syafii Maarif meninggal dunia, bapak bangsa itu terlihat sangat memperhatikan satpam dan siapa pun di rumah sakit yang perlu mendapat perhatian. Kepergian Buya Syafii Maarif membuat Muhammadiyah dan bangsa Indonesia berduka karena kehilangan sosok tokoh bangsa yang inklusif dan humanis.

Buya Syafii Maarif akan disemayamkan di Masjid Besar Kauman Yogyakarta dan disalatkan setelah salat jumat, lalu dimakamkan di Pemakaman Muhammadiyah Tepatnya di Dusun Donomulyo, Kapanewon Nanggulan, Kabupaten Kulonprogo pada pukul 15.00 WIB.

 

Reporter: Titin Supriatin 

Sumber: Merdeka.com

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.