Sukses

Kepuasan Terhadap Kinerja Jokowi Turun, KSP Sebut Pemerintah Kerja Keras Atasi Kesulitan Rakyat

Deputi IV Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Juri Ardiantoro menanggapi hasil survei yang menyebutkan tren kepuasan publik terhadap kinerje Presiden Joko Widodo atau Jokowi menurun.

Liputan6.com, Jakarta Deputi IV Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Juri Ardiantoro menanggapi hasil survei yang menyebutkan tren kepuasan publik terhadap kinerje Presiden Joko Widodo atau Jokowi menurun.

Menurut dia, pemerintah bekerja keras untuk mengatasi kesulitan masyarakat dengan berbagai skema bantuan sosial di tengah hasil survei kepuasan publik itu. Mulai dari bantuan sembako, BLT minyak goreng, Bantuan Subsidi Upah (BSU), hingga Bantuan Presiden (Banpres) untuk UMKM.

"Di saat yang sama pemerintah juga membuat kebijakan untuk mempercepat pemulihan ekonomi," kata Juri dikutip dari siaran persnya, Rabu (27/4/202).

Dia mengatakan, situasi saat ini memang tidak mudah. Juri menyampaikan tekanan ekonomi global sangat berpengaruh terhadap ekonomi dalam negeri, termasuk menyebabkan kenaikan harga sejumlah komoditas.

"Pemerintah juga melakukan berbagai langkah untuk mengendalikan lonjakan kenaikan harga barang-barang," ujar Juri.

"Salah satu yang dilakukan pemerintah dengan mempertahankan subsidi untuk beberapa komoditi," sambung Deputi IV KSP itu.

Kendati begitu, dia mengapresiasi hasil survei yang sudah dilakukan beberapa lembaga soal kepuasan kinerja pemerintahan Presiden Joko Widodo. Juri menuturkan hasil survei akan digunakan untuk meningkatkan kinerja pemerintah.

"Survei merupakan bagian dari masukan kepada pemerintah untuk introspeksi dan meningkatkan kinerja," ucap Juri.

Sebelumnya, Lembaga survei Indikator Politik Indonesia merilis hasil survei terkait tren kepuasan masyarakat terhadap kinerja Presiden Joko Widodo atau Jokowi. Hasilnya, kepuasan publik terhadap kinerja Jokowi menurun drastis dalam dua bulan terakhir.

"Kepuasan terhadap kinerja presiden menurun tajam dalam dua bulan terakhir," ujar Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi dikutip dari rilisnya, Selasa (26/4/2022).

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Hasil Survei

 

Berdasarkan hasil survei, sebanyak 10,2 persen responden mengaku sangat puas dengan kinerja Presiden Jokowi. Sementara itu, 49,7 persen responden menjawab cukup puas, 30,5 persen kurang puas, 8,1 persen tidak puas sama sekali, dan 1,5 persen tidak menjawab.

"Mayoritas merasa puas dengan kerja Presiden Joko Widodo (Jokowi), 59,9 persen. Cukup banyak yang cenderung tidak puas, 38,6 persen," jelas Burhanuddin.

Adapun alasan paling utama responden tidak puas dengan kinerja Jokowi yakni, karena harga-harga kebutuhan pokok meningkat.

Kemudian, kurang berpihak kepada rakyat kecil, pemberian bantuan tidak merata atau tidak tepat sasaran, lapangan pekerjaan/pengangguran, ketidak adilan penegakan hukum, kemiskinan tidak berkurang, hingga ingin menunda pemilu dan menambah masa jabatan menjadi tiga periode.

"Puas terutama karena pemberian bantuan dan pembangunan infrastruktur. Sementara tidak puas terutama karena harga kebutuhan pokok meningkat," kata dia.

Jika dibandingkan pada survei dua bulan sebelumnya, tren kepuasan kinerja Jokowi kali ini memang menurun tajam. Pada Maret 2022, kepuasan kinerja Jokowi mencapai 64,6 persen dan Februari 2022 di angka 71,7 persen.

3 dari 3 halaman

Soal Survei

Sebagai informasi, survei nasional ini dilakukan pada 14 sampai 19 April 2022. Populasi survei ini adalah seluruh warga negara Indonesia yang punya hak pilih dalam pemilihan umum, yakni mereka yang sudah berumur 17 tahun atau lebih, atau sudah menikah ketika survei dilakukan.

Penarikan sampel menggunakan metode multistage random sampling. Dalam survei ini jumlah sampel basis sebanyak 1.220 orang.

Dengan asumsi metode simple random sampling, ukuran sampel basis 1.220 responden memiliki toleransi kesalahan (margin of error--MoE) sekitar ±2.9% pada tingkat kepercayaan 95%. Sampel berasal dari seluruh provinsi yang terdistribusi secara proporsional.

Responden terpilih diwawancarai secara tatap muka langsung oleh pewawancara yang telah dilatih. Quality control terhadap hasil wawancara dilakukan secara acak yakni sebesar 20 persen daritotal sampel oleh supervisor dengan kembali mendatangi responden terpilih (spotcheck). Dalam quality control tidak ditemukan kesalahan berarti.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.