Sukses

Diduga Provokator Pengeroyokan Ade Armando, Pria Ini Diringkus Polisi

Seorang pria yang diduga berperan sebagai provokator dalam kasus pengeroyokan pengiat media sosial Ade Armando ditangkap polisi. Dia adalah Arif Ferdini W.

Liputan6.com, Jakarta Seorang pria yang diduga berperan sebagai provokator dalam kasus pengeroyokan pengiat media sosial Ade Armando ditangkap polisi. Dia adalah Arif Ferdini W.

Rekaman video Arif Ferdini W berdurasi 11 detik tersebar di media sosial. Terlihat, Arif yang mengenakan jaket hitam dan kacamata membuat swa video memberitahukan kondisi terkini Ade Armando yang babak belur. Disebutkan oleh Arif, Ade Armando sudah meninggal dunia akibat dikeroyok massa.

"Arif kita tangkap di Jakarta. Ini yang kalau terlihat di video yang beredar di media sosial, yang bersangkutan ini melakukan provokasi di antaranya mengeluarkan kata-kata Ade Armando sudah mati dan semua, turun semua yang ada di Jakarta," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Endra Zulpan, Rabu (13/4/2022).

Zulpan menegaskan, Arif Ferdini W bukan kelompok dari enam orang tersangka yang melakukan penganiayaan atau pengeroyokan terhadap Ade Armando.

Zulpan menyebut, Arif Ferdini berstatus saksi. Saat ini, masih dimintai keterangan di Polda Metro Jaya. "Yang bersangkutan sudah kita amankan dan sedang kita lakukan pemeriksaan," ujar dia.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

1 Lagi Pengeroyok Ade Armando Ditangkap

Satu orang lagi pengeroyok pengiat media sosial Ade Armando ditangkap polisi. Kali ini, tersangka atas nama Dhia Ul Haq.

Dhia UI Haq ditangkap menyusul M Bagja dan Komar, dua tersangka yang lebih dahulu tertangkap.

Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya, Kombes Tubagus Ade Hidayat membenarkan penangkapan Dhi UI Haq.

"Sudah, sudah diamankan. Nanti kita rilis," kata Tubagus Ade di Polda Metro Jaya, Jakarta, Rabu (13/4/2022).

Dhia UI Haq diringkus di salah satu pondok pesantren kawasan Serpong, Tangerang Selatan, pada Rabu (13/4/2022) dini hari tadi. Saat ini dia masih menjalani pemeriksaan di Polda Metro Jaya.

Sebelumnya, polisi telah menetapkan enam orang sebagai tersangka terkait kasus penganiayaan terhadap pegiat media sosial Ade Armando.

Dosen Universitas Indonesia (UI) itu babak belur hingga nyaris telanjang saat menjadi bulan-bulan sejumlah massa pengunjuk rasa yang menggelar aksi demo di depan Gedung DPR/MPR, Senayan, Jakarta pada Senin, 11 April 2022 sore.

Dirreskrimum Polda Metro Jaya, Kombes Tubagus Ade Hidayat mengungkapkan, identitas keeenam tersangka penganiaya Ade Armando yakni M Bagja, Komar, Dhia Ul Haq, Ade Purnama, dan Abdul Latip, serta Abdul Manaf.

"Kami tetapkan 6 orang tersangka perkara Ade Armando," kata Tubagus Ade di Polda Metro Jaya, Jakarta Selatan, Selasa (12/4/2022).

3 dari 4 halaman

Kronologi

Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Endra Zulpan mengungkapkan kronologi pemukulan terhadap Ade Armando di tengah aksi demo mahasiswa di depan Gedung DPR. Dia menerangkan, Ade Armando diselamatkan oleh anggota kepolisian dari amukan massa.

Saat itu, anggota melihat ada keributan di tengah-tengah aksi unjuk rasa di depan Gedung DPR, Senayan, Jakarta. Terlihat, ada seseorang yang sedang dipukuli. Belakangan diketahui dia adalah Ade Armando.

"Kita melihat tiba-tiba ada pemukulan di tengah kerumunan orang. Korban ini Ade Armando menderita lukanya cukup parah. Bahkan tadi terlihat celananya diturunkan sehingga dilakukan pertolongan oleh kepolisian," ujar dia kepada wartawan, Senin (11/4/2022).

Zulpan menegaskan, pelaku pemukulan bukanlah anggota kepolisian. Adapun, pelaku diduga kelompok aksi massa itu sendiri.

"Jadi pemukulan itu tidak dilakukan oleh petugas, ini perlu saya tegaskan ya," ujar dia.

Namun Zulpan tidak merinci massa dari mana yang memukul Ade Armando, apakah mahasiswa atau 'penumpang gelap'.

Akibat kejadian itu, Ade Armando pun harus mendapatkan perawatan medis di rumah sakit. Zulpan mengaku belum mengetahui motif pemukulan.

"Korban udah diselamatkan oleh petugas ke rumah sakit. Tapi untuk motifnya saya belum bisa sampaikan," tandas dia.

Berdasarkan pantauan video yang beredar, Ade Armando dihajar dengan tangan dan kaki oleh massa yang tidak mengenakan almamater.

Ade Armando yang mengenakan kaos hitam bertuliskan Pergerakan Indonesia Untuk Semua ini terlihat dipukul dan ditendang hingga terjatuh yang kemudian ditelanjangi.

Ade Armando kemudian diamankan oleh aparat kepolisian tanpa mengenakan celana dalam.

Ade Armando awalnya sempat diteriaki bahwa dirinya adalah pengina agama Islam. Ada juga yang teriak copet.

"Bunuh saja, halal darahnya penghina Islam," kata salah satu massa aksi di depan Gedung DPR RI.

Tak diketahui pasti apakah mahasiswa atau bukan yang mengeroyok Ade Armando. Namun, saat diamankan, Ade Armando hanya terlihat mengenakan celana dalam.  

4 dari 4 halaman

Masih Dipantau Dokter

Ade Armando saat ini masih terbaring di rumah sakit usai babak belur dikeroyok massa yang berada dalam aksi mahasiswa 11 April di depan Gedung DPR RI, Jakarta. Sejauh ini, kondisinya belum dapat komunikasi.

"Ade Armando belum dapat berkomunikasi. Masih di ruang HCU," tutur Nong saat dihubungi Liputan6.com, Selasa (12/4/2022).

Menurutnya, dokter masih secara intensif memantau perkembangan kondisi Ade Armando. Dirinya pun mengaku tengah berada di rumah sakit.

"Masih di ruang HCU Rumah Sakit Siloam dan masih terus menerus dipantau kondisinya perkembangannya oleh dokter. Sekarang juga saya sedang bersama dokter yang menangani Bang Ade. Jadi masih terus dipantau dan belum boleh ada yang menjenguk karena masih berada di ruang HCU," jelas Sekjen PSI ini. 

Sesuai dengan beredarnya video pengeroyokan Ade Armando, kondisinya terdiagnosa dokter cukup memprihatinkan. Selain mengalami lebam di sekujur tubuh, dia juga menderita pendarahan otak.

"Itu kan memang kelihatan babak belur gitu kan. Kelihatan lebam-lebam, bahkan sampai di belakang paha Ade Armando ada bekas terseret. Terus menerus dipantau termasuk pendarahan di otaknya itu," Nong menandaskan.

Diketahui, Ade Armando menjadi korban penganiayaan saat massa mengikuti unjuk rasa di depan Gedung DPR RI.

Ade dianiaya massa yang diduga bukan dari kelompok mahasiswa hingga tersungkur ke aspal, bahkan celana panjang yang dikenakannya hilang.

Dosen UI itu juga mencoba melindungi kepala dan badan sambil tersungkur ke tanah ketika dia menerima amukan massa. Ade Armando lantas dievakuasi petugas dan massa lain ke tempat yang lebih aman.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.