Sukses

BRIN Minta Masyarakat Waspadai Hujan Badai Sepanjang Februari 2022

Peneliti Klimatologi pada Pusat Riset Iklim dan Atmosfer Badan Riset dan Inovasi Nasional (PRIMA BRIN) Erma Yulihastin meminta masyarakat mewaspadai potensi hujan badai sepanjang Februari 2022.

Liputan6.com, Jakarta - Peneliti Klimatologi pada Pusat Riset Iklim dan Atmosfer Badan Riset Badan Riset dan Inovasi Nasional (PRIMA BRIN) Erma Yulihastin meminta masyarakat mewaspadai potensi hujan badai sepanjang Februari 2022.

Pasalnya menurut Erma, berdasarkan data dari decision support system kajian awal musim jangka madya (KAMAJAYA) menunjukkan terdapat variasi sub-musim yang memiliki periode dasarian (10 hari) dengan peningkatan hujan terjadi pada 10 hari pertama dan 10 hari terakhir bulan Februari 2022.

"Juga tampak melalui data prekursor angin untuk memantau cuaca ekstrem yang dinamakan angin background. Ini menunjukkan pertemuan antara angin baratan dan angin utaraan di area sekitar Jawa bagian barat terjadi dua kali selama bulan Februari, yaitu dasarian pertama dan ketiga," ujar Erma kepada Liputan6.com, Bandung, Kamis, 10 Februari 2022.

Erma menjelaskan peningkatan hujan selama bulan Februari 2022 dapat disimpulkan mencapai dua kali lipat dari bulan Januari 2022.

Erma mengatakan ini menjadi indikasi penguatan aktivitas konveksi selama bulan Februari 2022 yang saat ini lebih banyak dikontrol oleh aktivitas gelombang MJO dan dinamika pembentukan siklon tropis di barat dan timur Indonesia.

"Wilayah yang akan menjadi kutub-kutub peningkatan hujan juga akan terpusat di sektor barat yaitu Jawa serta sebagian Sumatra dan timur di kawasan NTT, Maluku serta Papua," kata Erma.

Selain masyarakat, para pemangku kepentingan harus waspada terhadap peningkatan kejadian cuaca ekstrem berupa hujan intensitas tinggi disertai angin kencang maupun hujan ringan yang persisten sepanjang hari atau sepanjang malam.

Peningkatan hujan badai ini terdeteksi pada tanggal 9 Februari 2022 disertai angin kencang di pesisir selatan Jawa bagian barat.

"Hujan ringan persisten sepanjang malam juga terjadi di sebagian besar Jawa, yang didahului oleh angin kencang terjadi sejak siang atau sore hari," ucap Erma.

Pada saat itu penguatan angin dan peningkatan hujan yang terjadi berkaitan erat dengan beberapa faktor.

"Pertama pembentukan bibit siklon tropis 93S di Samudra Hindia selatan Jawa bagian barat. Kedua, aktivitas gelombang Madden Julian Oscillation (MJO) di Samudra Hindia fase 3," sebut Erma.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

La Nina Masih Berlangsung

Ditambah saat ini masih berlangsung La Nina intensitas moderat, meskipun diperkirakan cenderung menurun mencapai kondisi netral pada bulan Mei 2022.

Selain itu, aktivitas penjalaran uap air dari timur ke barat yang dibangkitkan oleh gelombang ekuatorial Rossby.

"Pergerakan uap air ini dapat dipantau secara kontinu setiap hari melalui produk decision support system (DSS) yaitu GNSS for Atmospheric Observation and Tracking the Climate Change (GATOTKACA) yang dikembangkan oleh PRIMA BRIN," tukas Erma.

Erma mengungkapkan gabungan beberapa fenomena tersebut berperan menghasilkan sekumpulan awan yang bergerak secara berkelompok dari Samudra Hindia menuju wilayah Indonesia.

Pergerakan awan tersebut juga disertai dengan penguatan angin baratan dan utaraan sehingga konvergensi secara meluas terjadi di wilayah Indonesia.

"Menghasilkan hujan intensitas tinggi disertai angin kencang untuk beberapa wilayah dekat pesisir, dan hujan ringan persisten untuk wilayah di bagian tengah Jawa," terang Erma.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.