Sukses

8 Pernyataan BMKG Usai Gempa Magnitudo 7,4 Guncang Larantuka NTT

BMKG mengeluarkan pernyataan terkini usai gempa magnitudo 7,4 pada Selasa 14 Desember 2021 yang terjadi di Larantuka, Nusa Tenggara Timur (NTT).

Liputan6.com, Jakarta - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan pernyataan terkini usai gempa magnitudo 7,4 pada Selasa 14 Desember 2021 yang terjadi di Larantuka, Nusa Tenggara Timur (NTT).

BMKG juga telah memutakhirkan peringatan dini tsunami dan gempa yang terjadi. BMKG menyebut, potensi tsunami juga terdeteksi di Marapokot, NTT.

Potensi tsunami itu terjadi akibat gempa magnitudo 7,4, Selasa 14 Desember 2021 Pukul 10.36 WIB, air permukaan laut sudah sampai di daratan.

"Pemutakhiran, Tsunami akibat Gmp Mag:7.4 SR, telah terdeteksi di MARAPOKOT (10:36WIB) 0.07m REO (10:39WIB) 0.07m,::BMKG," info BMKG dalam akun Twitternya di Jakarta.

Sementara itu, disampaikan Kepala BMKG Dwikorita Karnawati, dirinya memastikan peristiwa gempa magnitudo 7,4 di Larantuka itu tidak berkaitan dengan sejumlah aktivitas gunung api yang belakangan ini terjadi, termasuk erupsi Semeru.

"Jawaban kami tidak ada kaitannya," tutur Dwikorita dalam konferensi pers.

Berikut sederet pernyataan BMKG usai gempa magnitudo 7,4 yang getarkan wilayah Larantuka, Nusa Tenggara Timur (NTT) dihimpun Liputan6.com:

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 10 halaman

1. Mutakhirkan Data

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memutakhirkan peringatan dini tsunami dan gempa yang terjadi di Nusa Tenggara Timur (NTT). BMKG menyebut, potensi tsunami juga terdeteksi di Marapokot, NTT.

Potensi tsunami itu terjadi akibat gempa magnitudo 7,4, Selasa 14 Desember 2021. Pukul 10.36 WIB, air permukaan laut sudah sampai di daratan.

"Pemutakhiran, Tsunami akibat Gmp Mag:7.4 SR, telah terdeteksi di MARAPOKOT (10:36WIB) 0.07m REO (10:39WIB) 0.07m,::BMKG," info BMKG dalam akun Twitternya di Jakarta, Selasa 14 Desember 2021.

Sebelumnya, BMKG juga mengeluarkan peringatan dini tsunami akibat gempa pukul 10.20 WIB. Saat itu disebutkan, gempa magnitudo 7,5 mengguncang Larantuka, Nusa Tenggara Timur (NTT). Pusat gempa berada di Laut Flores.

BMKG pun mengeluarkan peringatan dini tsunami di sejumlah wilayah. Wilayah tersebut adalah Maluku, NTB, NTT, Sulawesi Selatan, dan Sulawesi Tenggara.

Gempa susulan dengan magnitudo lebih dari 5,0 terjadi pukul 10.47.02 WIB. Gempa tersebut berlokasi di 129 km BaratLaut Maumere, Sikka, NTT. BMKG menyebut gempa itu tidak berpotensi tsunami.

 

3 dari 10 halaman

2. Gempa Dipicu Aktivitas Sesar Laut Flores

BMKG menyatakan, gempa magnitudo 7,4 yang mengguncang Larantuka, NTT merupakan dampak dari aktivitas pergeseran sesar atau patahan bumi di Laut Flores.

"Jenis gempa bumi dengan memperhatikan lokasi dan kedalaman gempa bumi yang terjadi merupakan gempa bumi dangkal akibat adanya aktivitas sesar atau patahan aktif di Laut Flores. Gempa bumi mekanismenya adalah geser. Gempa bumi ini terjadi akibat adanya patahan geser," ujar Kepala BMKG Dwikorita Karnawati dalam konferensi pers, Selasa 14 Desember 2021.

Menurut Dwikorita, titik lokasi gempa berada di Laut Flores dengan jarak 112 km ke arah barat laut Kota Larantuka, NTT dan kedalaman 10 kilometer.

Guncangan gempa bumi sendiri dirasakan di Ruteng, Labuan Bajo, Larantuka, Maumere, hingga Lembata dengan intensitas guncangan skala magnitudo 3 hingga 4.

"Juga dirasakan di Tambolaka, Waikabubak, Waingapu dengan kekuatan guncangan intensitas 3 skala MMI, yaitu getaran nyata di dalam rumah terasa seperti getaran truk yang berlalu. Hingga saat ini belum ada data kerusakan akibat gempa tersebut," kata Dwikorita.

 

4 dari 10 halaman

3. Imbau Warga Hati-Hati Potensi Gempa Susulan

Meski peringatan dini tsunami telah dicabut, Dwikorita mengimbau masyarakat untuk tetap berhati-hati terhadap gempa susulan meskipun status tsunami dengan ancaman waspada telah dicabut.

"Jadi kami mohon pemerintah daerah bisa menyampaikan ke masyarakat bahwa sudah berakhir (status tsunami)," kata Dwikorita.

 

5 dari 10 halaman

4. Gempa Tak Terkait dengan Aktivitas Gunung Api

Dwikorita memastikan peristiwa gempa magnitudo 7,4 di Larantuka tidak berkaitan dengan sejumlah aktivitas gunung api yang belakangan ini terjadi, termasuk erupsi Semeru.

"Jawaban kami tidak ada kaitannya," tutur Dwikorita.

Menurut Dwikorita, justru gempa bumi tektonik yang dapat mempengaruhi peningkatan aktivitas gunung api.

Analisis aktivitas gunung usai gempa yang terjadi di Larantuka biasanya dilakukan oleh Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Kementerian ESDM.

"Jadi tidak ada kaitannya dengan aktivitas gunung api yang saat ini sedang aktif erupsi seperti Gunung Semeru, dan Gunung Awu, dan Gunung Merapi itu tidak ada kaitannya," papar Dwikorita.

 

6 dari 10 halaman

5. Sumber Gempa NTT Tak Dikenali, Benar-Benar Mengagetkan

Disampaikan Kepala Bidang Informasi Gempa Bumi dan Peringatan Dini Tsunami BMKG Daryono, ada sumber gempa yang mampu membangkitkan gempa besar dan tidak dikenali sumbernya. Contohnya seperti gempa di Flores, Nusa Tenggara Timur pada Selasa kemarin.

"Kita itu ternyata masih dihadapkan kejadian gempa-gempa besar yang bisa saja destruktif seperti hari ini dan bisa saja tsunami, dan ternyata sumbernya itu belum teridentifikasi dengan baik dan sumbernya belum dikenali jalurnya, sehingga itu menjadi kewaspadaan kita ke depannya karena ternyata kita ingin mewaspadai sumber gempa yang terpetakan," kata Daryono.

Dia mengungkapkan, kejadian di Flores menjadi pengingat bahwa gempa berkekuatan magnitudo 7 masih ada dan sumbernya tidak dikenali. Hal ini mesti menjadi kewaspadaan ke depan.

"Tantangan kita untuk memetakan, identifikasi, sehingga ke depan itu bisa update yang terbaik, jangan sampai kita menjadi korban dari sebuah sumber yang belum dikenali," ucapnya.

Daryono mencatat beberapa gempa gempa signifikan dan merusak tapi sumbernya tidak dikenali. Salah satunya gempa yang pernah terjadi di Luwuk.

"Selama ini kan gempa di situ (NTT) gempa sesar naik akibat sesar Flores, tetapi dari mekanismenya bukan sesar naik, bukan thrust. Tapi geser, straigt slip. Sehingga ini menunjukkan bahwa ternyata di situ ada sumber gempa yang mampu membangkitkan gempa besar dan tidak dikenali sumbernya," tuturnya.

Menurut Daryono, biasanya gempa gempa besar sudah ada sumbernya dan BMKG mengetahui sumber tersebut. Tetapi, pada gempa NTT, BMKG maupun ahli geologi belum mengetahui sumbernya atau bukan berada di jalur sesar.

"Nah selama ini hasil monitoring kita gempa-gempa besar memang sudah ada sumbernya, ini yang ini benar benar-benar mengagetkan yang Flores," ujar Daryono.

 

7 dari 10 halaman

6. Lakukan Pemetaan dengan Sonar

Daryono lalu menjelaskan cara mengenali sumber gempa yang belum dikenali. Pertama, untuk di daratan melakukan survei morfologi yang bisa mengenali jalur kelurusan, bentuk sungai dan relief.

Sedangkan, untuk di laut terbilang sulit lantaran harus ada pemetaan menggunakan teknologi sonar guna memotret dasar laut apakah ada kelurusan atau ada pola besar. Kemudian dicek dengan GPS geodetik apakah ada pergeseran atau tidak.

"Membutuhkan teknologi yang effort kalau di laut, kalau di darat kan bisa kita foto reliefnya, menggunakan satelit, kalau di dasar laut perlu ada survei batimetri," ungkapnya.

Pihaknya akan membuat skenario model sebagai cara mitigasi untuk sumber gempa yang belum dikenali. Dia akan melihat catatan sejarah gempa yang terjadi di daerah pantai.

"Pokoknya kalau soal pantai yang memiliki catatan sejarah gempa, karena kita memakai catatan relief dari sebuah kejadian gempa, sehingga kita itu perlu membuat skenario model perulangan gempa itu," ucapnya.

"Sehingga bisa dijadikan acuan untuk upaya mitigasi baik itu pertahanan rumahnya, tata ruangnya untuk bisa meminimalkan korban," pungkas Daryono.

8 dari 10 halaman

7. Terus Pantau Wilayah Terdampak Gempa

BMKG masih terus memantau wilayah yang terdampak gempa magnitud0 7,4 di Nusa Tenggara Timur (NTT) meskipun status peringatan dini tsunami telah berakhir.

"Walaupun status peringatan dini telah dinyatakan berakhir, kami terus melakukan pemantauan di wilayah Maluku Barat Daya yang masuk wilayah terdampak gempa," kata Kepala seksi Observasi BMKG stasiun Geofisika kelas 1 Ambon, Lutfi Pary.

Ia mengatakan, gempa berkekuatan magnitudo 7,4 di Laut Flores membuat beberapa wilayah termasuk di Maluku ikut terdampak.

"Kami masih terus memantau perkembangan terbaru dari peringatan dini tsunami akibat gempa magnitudo 7,4," katanya seperti dikutip dari Antara.

Lutfi mengatakan, hingga saat ini di wilayah Maluku Barat Daya, belum ada laporan kerusakan.

Peringatan dini tsunami yang dikeluarkan telah disebar untuk wilayah-wilayah NTT, NTB, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, dan Maluku.

Tetapi daerah berstatus waspada potensi tsunami berdasarkan pemodelan disebutkan adalah Flores-Timur Bagian Utara (NTT), Pulau Sikka (NTT), Sikka Bagian Utara (NTT), Pulau Lembata (NTT).

Ia menambahkan, daerah dengan status waspada tsunami diharapkan memperhatikan informasi BMKG dan segera mengarahkan masyarakat untuk menjauhi pantai dan tepian sungai.

Dengarkan informasi mengenai gempa bumi dari radio. Jangan mudah terpancing oleh isu atau berita yang tidak jelas sumbernya.

"Tetap waspada dan selalu mengakses info gempa bumi dari situs resmi www.bmkg.go.id," kata dia.

 

9 dari 10 halaman

8. Total Ada 267 Gempa Susulan Pasca-Lindu M 7,4 NTT

BMKG mengatakan, pasca gempa magnitudo 7,4 yang menguncang NTT pada Selasa 14 Desember 2021, telah terjadi 267 gempa susulan.

"Hingga hari Rabu, 15 Desember 2021 pukul 07.00 WIB, Hasil monitoring BMKG menunjukkan adanya 267 aktivitas gempa bumi susulan ( aftershock)" kata Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG Bambang Setiyo Prayitno dalam keterangan tulis, Rabu (15/12/2021).

Dia juga menuturkan, gempa NTT terjadi imbas aktivitas sesar Flores.

"Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposentrumnya, gempabumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat adanya aktivitas sesar aktif di Laut Flores. Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempabumi memiliki mekanisme pergerakan geser (strike slip)" kata Bambang.

Bambang mengatakan, hingga saat ini terdapat laporan kerusakan bangunan gedung dan rumah penduduk di Pulau Selayar, Sulawesi Selatan akibat gempa bumi tersebut.

Menurut Bambang hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempa bumi ini berpotensi tsunami, dengan tingkat ancaman waspada di Flores Timur bagian utara, Pulau Sikka, Sikka bagian utara dan Pulau Lembata.

"Hasil monitoring Tide Gauge menunjukkan adanya kenaikan muka air laut setinggi 7 cm di Stasiun Tide Gauge Reo dan Marapokot, Nusa Tenggara Timur. Peringatan dini tsunami telah diakhiri pada pukul 12.27 WIB," kata dia.

10 dari 10 halaman

Deretan Gempa Terbesar di Indonesia dalam 5 Tahun Terakhir

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.