Sukses

Pengamat: Golkar Punya Mesin Rebut Suara Pemilih Jokowi dan Prabowo di 2024

Mesin tersebut tinggal menunggu internal Partai Golkar untuk dimanfaatkan mendulang suara bagi calon presiden (capres) yang diusung Golkar nantinya.

Liputan6.com, Jakarta Pengamat politik dari Universitas Padjajaran, Kunto Adi Wibowo, menyatakan bahwa Partai Golkar memiliki mesin untuk merebut suara pemilih Joko Widodo (Jokowi) dan Prabowo Subianto demi memenangkan Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.

Menurutnya, mesin tersebut tinggal menunggu internal Partai Golkar untuk dimanfaatkan mendulang suara bagi calon presiden (capres) yang diusung Golkar nantinya.

"Ini pekerjaan yang harusnya bisa dilakukan Golkar karena punya mesin politik besar," ucap Kunto, Jumat (3/12/2021).

Dia menjelaskan, suara pemilih Jokowi di Pilpres 2019 yang dikenal dengan istilah 'cebong' serta suara pemilih Prabowo di Pilpres 2019 yang dikenal dengan istilah 'kampret' harus bisa direbut oleh Ketua Umum Partai Golkar, Airlangga Hartarto, bila kelak resmi diusung menjadi capres pada Pilpres 2024.

Menurutnya, salah satu cara merebut suara pemilih Jokowi dan Prabowo ialah dengan menggandeng tokoh yang dekat atau menjadi simbol dua sosok tersebut.

Kunto berpendapat, salah tokoh yang bisa membantu merebut suara kelompok pemilih Jokowi ialah Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo.

"Asal Airlangga bisa pecah itu ambil suara Prabowo dari kampret, kemudian ambil suara cebong dengan dukungan Jokowi atau meminang Ganjar, itu bisa terjadi," ucap Kunto.

"Misal Ganjar direbut untuk suara cebong, lalu untuk suara kampretnya kalau enggak Airlangga harus dekatin siapa sebagai simbol kampret," imbuhnya.

Ia menambahkan, Airlangga masih memiliki waktu lebih dari dua tahun untuk meningkatkan elektabilitas diri.

"Airlangga masih punya waktu satu sampai dua tahun ini untuk menjadikan dirinya tokoh yang jadi mercusuar gerakan atau nilai tertentu," katanya.

Sebelumnya, pengamat poiltik Universitas Al Azhar Ujang Komarudin memperkirakan perolehan suara Prabowo di Jabar bakal mengalami penurunan bila maju kembali menjadi capres di Pilpres 2024.

Menurutnya, konstruksi pemilih di Jabar senantiasa berubah dari pemilu ke pemilu, serta karakter masyarakat Jabar mudah terpesona dan kecewa.

"Kita lihat konstruksi pemilih Jabar selalu berubah-ubah setiap pemilu. Kita melihat ada kemungkinan pergeseran setelah itu, masyarakat Jabar mudah terpesona dan kecewa," kata Ujang, Senin (22/11/2021).

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Tokoh yang Konsisten

Merespons hal itu, Ketua DPP Partai Golkar, Firman Soebagyo, menyatakan bahwa pemilih di era keterbukaan memperhatikan konsistensi seorang capres dalam menentukan pilihan. Menurutnya, masyarakat lebih senang dengan tokoh-tokoh dengan sikap politik yang konsisten.

"Dalam menentukan pilihannya, di era keterbukaan masyarakat lebih senang pada tokoh-tokoh yang konsisten dengan sikap-sikap politiknya dan kemudian memilih tokoh-tokoh yang memang dalam politik itu menjaga etika hubungan antara pendukung dan yang didukung," ucap Firman, Selasa (23/11/2021).

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.