Sukses

Erick Thohir Minta Pemda Buat Banyak Inovasi untuk Hadapi Globalisasi

Globalisasi menjadi hal yang perlu dijaga, disertai sistem negosiasi yang baik untuk mengantisipasi hilangnya market.

Liputan6.com, Jakarta Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir meyakini perekonomian Indonesia bakal segera bangkit dan terus tumbuh, meski kondisi saat ini masih belum beranjak dari pandemi Covid-19.

Menurut Erick, optimismenya bertumpu pada tiga bekal besar yang dimiliki Indonesia, termasuk melaksanakan hilirisasi sumber daya alam agar bisa dimanfaatkan untuk pertumbuhan ekonomi Indonesia dan dinikmati masyarakat Indonesia.

"Indonesia memiliki tiga bekal yang cukup baik yaitu fundamental perekonomian nasional yang kuat, sumber daya alam yang berlimpah dan juga market (pasar) yang besar mencapai 273,5 juta jiwa. Jadi jangan takut, hingga 2045 perekonomian Indonesia akan terus tumbuh," terang Erick Thohir saat menjadi narasumber pada acara silahturahmi dan dialog bertajuk “Menatap Masa Depan Ekonomi Indonesia” di Pekanbaru, Riau, Kamis (25/11/2021) malam.

Namun, sambung Erick, kebangkitan dan pertumbuhan ekonomi itu harus dibarengi dengan syarat sumber daya alam yang ada tidak dieksploitasi untuk negara luar, tetapi hanya keperluan masyarakat Indonesia sendiri.

"Kita harus menggunakan sumber daya alam Indonesia untuk membangkitkan perekonomian Indonesia bukan negara lain, market Indonesia menjadi market Indonesia, bukan negara lain," ujarnya.

Untuk itu, Erick mengatakan dibutuhkan kemauan besar dari pemerintah dan masyarakat untuk bisa bertransformasi dan berinovasi dalam menghadapi globalisasi dan disrupsi digitalisasi teknologi saat ini.

Globalisasi menjadi hal yang perlu dijaga, disertai sistem negosiasi yang baik untuk mengantisipasi hilangnya market.

"Kita yakin perekonomian Indonesia bisa bangkit di tahun depan. Bahkan, keyakinannya itu bukan sekedar bangkit, namun juga mengarah pada kondisi yang normal," katanya.

Erick yang juga Ketua Pelaksana Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN), menyebutkan bahwa semua modal yang dimiliki ini harus dimanfaatkan melalui teknologi termasuk dalam ekonomi digital. Selain itu, menurutnya, setiap negara harus memiliki strategi sendiri dalam menghadapi ekonomi. 

"Untuk itu kita harus optimistis, market (SDM) bagus, SDA bagus, pertumbuhan bagus, pemerintah melakukan proteksi terhadap BUMN kita, dan sebaliknya juga BUMN memproteksi market nasional," ungkapnya.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Masing Daerah Harus Punya Strategis Cerdas

Kemudian, globalisasi dan digitalisasi ini juga harus diantisipasi oleh strategi, kreativitas dan inovasi setiap pemerintah daerah dengan karakternya masing-masing.

"Masing-masing daerah harus memiliki strategi cerdas, kreatif dan inovatif dalam menyusun road map tersendiri, karena kekuatan dan karakter masing-masing daerah berbeda-beda," sambungnya.

Erick pun mencontohkan Riau, meskipun dirinya mengaku tidak terlalu paham soal sawit namun dia yakin, Riau akan memiliki komoditas mayoritas sawit jika pemerintah memberlakukan B30. Bahkan jika pasar global sawit kolaps hasilnya masih bisa dipakai sendiri. 

"Riau bisa menjadi pusat pertumbuhan ekonomi di Sumatera, karena memiliki potensi sumber daya alam yang cukup mumpuni, seperti minyak bumi, batubara, minyak sawit, perikanan dan lainnya. Ketika sumber daya alam yang berlimpah termanfaatkan untuk pertumbuhan ekonomi, saya yakin Riau akan menjadi lokomotif pertumbuhan ekonomi di kawasan Sumatera," pungkas Erick Thohir.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.