Sukses

Di KTT ASEAN, Jokowi: Rivalitas Antara Kekuatan Besar Makin Mengemuka

Jokowi melihat 2021 bukan tahun yang mudah bagi ASEAN.

Liputan6.com, Jakarta Presiden Joko Widodo atau Jokowi ingin ASEAN benar-benar dapat menjadi lokomotif stabilitas dan kesejahteraan kawasan. Jokowi melihat 2021 bukan tahun yang mudah bagi ASEAN.

"Kita hidup dalam situasi yang sangat dinamis, dimana rivalitas antara kekuatan besar menjadi makin mengemuka," ujar Jokowi saat menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN ke-39 secara virtual dari Istana Kepresidenan Bogor, Selasa (26/10/2021).

Dia meminta agar ASEAN tidak hanyut dengan jargon-jargon yang membuat terlena. Jokowi mendorong negara-negara di Asia Tenggara bekerja keras untuk memperkuat kesatuan dan sentralitas ASEAN.

"Kita harus segera memperkuat kapasitas dan efektivitas kelembagaan ASEAN," ucapnya.

Oleh karena itu, Gugus Tugas Tingkat Tinggi yang akan mulai bekerja tahun depan dalam mengembangkan Visi ASEAN pasca 2025 juga perlu membahas rekomendasi penguatan ASEAN. Indonesia, kata Jokowi, berharap dapat menerima rekomendasi tersebut pada akhir 2021 serta mengambil keputusan untuk penerapannya di 2023.

"Dengan demikian, ASEAN akan siap dan segera lepas landas untuk mewujudnyatakan Visi Baru pasca-2025," kata dia.

"Indonesia telah menyampaikan _concept paper_ bagi pembahasan mengenai penguatan ASEAN. Saya sangat menghargai dukungan para pemimpian ASEAN terhadap inisiatif Indonesia ini,” sambung Jokowi.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Bantu Myanmar

Dalam kesempatan ini, dia menyampaikan ASEAN sangat berharap demokrasi melalui proses yang inklusif dapat segera dipulihkan di Myanmar. Jokowi mengatakan rakyat Myanmar memiliki hak untuk hidup dalam damai dan sejahtera.

Jokowo mengingatkan kembali saat ada pertemuan Leaders’ Meeting di Jakarta pada 24 April lalu, dirinya melihat optimisme bahwa sebagai satu keluarga, ASEAN akan dapat membantu Myanmar keluar dari krisis politiknya. Ini adalah komitmen keluarga untuk membantu anggota keluarganya.

"Sayangnya, uluran tangan keluarga ini tidak disambut baik oleh militer Myanmar. Akses yang diminta oleh Utusan Khusus ASEAN sampai saat-saat akhir KTT masih belum diberikan oleh militer Myanmar," tutur Jokowi.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.