Sukses

Menkes Sebut Banyak Pasien Covid-19 Meninggal karena Telat Masuk RS

Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengatakan tingginya jumlah pasien Covid-19 meninggal dunia dikarenakan terlambat masuk ke Rumah Sakit (RS).

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengatakan tingginya jumlah pasien Covid-19 meninggal dunia dikarenakan terlambat masuk ke Rumah Sakit (RS). Selain itu, saturasi oksigen mereka sudah sangat rendah sehingga tak lagi bisa tertolong.

"Akhir-akhir ini Presiden memberikan arahan, banyak yang wafat. Saya sudah cek dengan banyak Direktur RS penyebabnya, telat masuk. Saturasi sudah sangat rendah," jelas Budi dalam konferensi pers di Youtube Sekretariat Presiden, Senin (27/6/2021).

Untuk itu, dia menekankan pentingnya pasien Covid-19 rutin mengecek saturasi oksigen dengan alat oxymeter. Pasien Covid-19 yang saturasinya sudah di bawah 94 persen harus segera dilarikan ke RS atau tempat isolasi terpusat.

"Kalau (saturasinya) itu di atas 94 persen enggak usah dibawa, karena akan menuh-menuhin RS-nya. Orang yang butuh masuk jadi enggak bisa masuk, ya biarin di rumah. Yang penting ukur saturasi. Kalau di bawah 94 persen baru dibawa ke RS," katanya.

"Jangan sampai turun sampai 80 sampai 70 sebab merasa sehat," sambung Budi.

Menurut Budi, banyak pasien Covid-19 yang merasa sehat karena hanya mengalami gejala batuk kecil dan tak mau ke tempat isolasi. Bukan hanya itu, Budi mengungkapkan banyak pasien yang tak mau menjalani tes.

"Sekali lagi, yang banyak wafat adalah karena terlambat masuk ke RS," tegas dia.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Dapat Disembuhkan

Padahal, Budi menjelaskan, Covid-19 adalah penyakit yang dapat disembuhkan apabila mendapat penanganan dini. Dia mencontohkan dari 100 persen yang sakit di seluruh dunia, hanya 20 persen yang masuk ke RS.

Kemudian, yang meninggal dunia sekitar 1,7 persen. Angka ini lebih rendah daripada kematian akibar TBC atau HIV. Oleh sebab itu, masyarakat yang terpapar virus corona harus dirawat dengan tepat dan cepat.

"Jadi kalau sudah positif cepat dites.Setelah dites cepat ukur saturasi.Kalau saturasi di atas 94 persen stay at home (isolasi di rumah). Insyaallah akan sembuh. Tetapi kalau di bawah itu nah itu harus segera dikirim ke RS atau isolasi terpusat," tutur Budi Gunadi.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.