Sukses

Jenderal Ahli Informatika Ini Yakin Polri Bisa Ciptakan Layanan Berbasis AI

Baginya, tidak ada alasan untuk tidak memanjakan dan melindungi masyarakat dengan berbagai layanan berbasis kecerdasan buatan di Polri.

Liputan6.com, Jakarta - Keinginan Presiden Jokowi agar lembaga penegak hukum memperbanyak inovasi layanan teknologi informasi berbasis kecerdasan buatan telah menjadi motivasi tersendiri bagi Brigjen Pol Drs Yehu Wangsajaya, M.Kom.

Yehu yang merupakan lulusan Akpol 1989 telah banyak melakukan inovasi berbasis teknologi informasi dan komunikasi (TIK) sepanjang kariernya. Hal itu telah dirintis sejak ia menjabat sebagai Wakasat Lantas Poltabes Medan tahun 1998 yang turut membangun dan menerapkan Komputerisasi Ujian Teori SIM pertama kali di Indonesia.

Kecintaannya pada dunia informatika tidak pernah berhenti dimana pun ia ditempatkan. Berbagai inovasi bidang TIK selalu dikembangkan oleh jenderal kelahiran Cianjur ini, seperti Aplikasi Riwayat Hidup Personil Polri (RHPP) Mabes Polri pertama kali di Indonesia pada Satker Info Personil Spers Polri tahun 2001.

Konsistensinya menjadi anggota Polri yang memiliki kompetensi TIK selalu dijaga bahkan hingga membawanya lulus jenjang pendidikan S2 bidang Ilmu Komputer tahun 2006. Bahkan, pada tahun 2009 ia menciptakan panic button hingga akhirnya ia diundang ke Korsel.

Ketekunan dan profesionalisme yang dijalankannya terus dilakukan seiring peningkatan jenjang karir di bidang TIK, seperti penempatannya sebagai Kabag Pengembangan Multimedia di Lemhanas, maupun saat menjabat sebagai Kepala Sekretariat Kompolnas hingga tahun 2019 dan kini sebagai Pengembang TIK Tingkat II di Divisi TIK Polri.

Rekam jejak sebagai perwira Polri yang selalu profesional mengembangkan inovasi TIK terdeteksi oleh almamaternya, Universitas Budi Luhur yang merekomendasikan alumnusnya itu sebagai ahli informatika setelah dilakukan studi pelacakan alumni.

Hal itu kemudian ditelaah oleh Ikatan Ahli Informatika Indonesia hingga akhirnya Yehu mendapatkan apresiasi sebagai Anggota Kehormatan pada Ikatan Ahli Informatika Indonesia, Sabtu (19/12/2020) lalu.

Dengan demikian, Yehu merupakan satu-satunya ahli informatika tertinggi yang dimiliki Polri karena berdasarkan studi pelacakan, ia merupakan satu-satunya Perwira Tinggi Polri yang memiliki gelar pendidikan magister ilmu komputer di Indonesia.

 

** #IngatPesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Layanan Berbasis Kecerdasan Buatan

Yehu dalam orasi ilmiahnya sesudah acara pengukuhan sebagai ahli informatika Indonesia mengatakan bahwa ia sangat siap mewujudkan mimpi Presiden Jokowi dengan membangun Polri menjadi lembaga penegak hukum yang memiliki banyak layanan berbasis kecerdasan buatan (artificial intelligence).

Dalam orasinya, jenderal yang selalu menyempatkan diri mengajar ilmu komputer di berbagai perguruan tinggi selama pengabdiannya itu, yakin dapat membuat robot polisi atau adopsi kecerdasan buatan lainnya bagi institusi Polri. Baginya, tidak ada alasan untuk tidak memanjakan dan melindungi masyarakat dengan berbagai layanan berbasis kecerdasan buatan di Polri.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.