Sukses

Sederet Kesiapan Pemkab Magelang di Tengah Ancaman Erupsi Gunung Merapi

Salah satu skenario yang sudah ditentukan, pengungsi Gunung Merapi akan ditempatkan di kantor desa atau kantor publik yang berjarak di atas 5 km dari puncak Merapi.

Liputan6.com, Jakarta - Sebanyak 635 orang kini telah mengungsi menyusul Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta menaikkan status Gunung Merapi menjadi level III atau Siaga, Kamis, 5 November siang. 

Diperkirakan jumlah tersebut masih akan bertambah. 

Ada sekitar tujuh titik lokasi yang kini telah disiapkan oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Magelang untuk menampung ratusan warga yang berasal dari sejumlah dusun di tiga desa di sekitar lereng Merapi.

BPBD setempat juga menyatakan pihaknya akan tetap menerapkan protokol kesehataan di tiap-tiap lokasi pengungsian yang telah ditetapkan. Hal ini mengingat masih dalam masa pandemi Covid-19. 

"Seperti kemarin, kepada para pengungsi tetap dilakukan protokol kesehatan dengan dilakukan 'rapid test' (tes cepat)," kata Kepala BPBD Magelang Edy Susanto, Sabtu, 7 November 2020. 

Berikut sederet bentuk kesiapan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Magelang guna mengantisipasi bahaya erupsi usai Gunung Merapi berstatus siaga:  

 

 

** #IngatPesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 6 halaman

Siapkan Lokasi Pengungsian Berjarak 5 KM

Salah satu skenario yang sudah ditentukan, pengungsi Gunung Merapi akan ditempatkan di kantor desa atau kantor publik yang ada di Desa Balerante, Sidorejo, dan Tegalmulyo yang berjarak di atas 5 km dari puncak Merapi.

Menurut Pejabat Sementara (Pjs) Bupati Klaten, Sujarwanto Dwiatmoko, proses evakuasi akan dimulai dengan kelompok rentan. Menurutnya jika kelompok rentan dievakuasi pada saat darurat maka terlalu berisiko.

"Mulai dari hambatan proses hingga kelincahan membawa. Jadi saat kejadian tidak harus berpikir itu," katanya, Jumat, 6 November dilansir Antara. 

Dia pun menuturkan, sejauh ini masyarakat terlihat siap dan tanggap dalam memahami kebencanaan. Kesiapan juga terlihat dari sisi aparat termasuk di tingkat perangkat desa, kecamatan, hingga Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD).

"Sampai tadi, jalur evakuasi, tempat menginap atau nanti untuk mengungsi, serta petunjuk penataan COVID-19 sudah oke. Mudah-mudahan kesiapan ini membuat masyarakat terlindungi," katanya.

3 dari 6 halaman

635 Warga Telah Diungsikan

Hingga Sabtu, 7 November kemarin, jumlah warga yang telah diungsikan ke sejumlah lokasi mencapai 635 orang. 

"Kemarin ada 607 pengungsi, saat ini jadi 635 orang. Tambahan 28 pengungsi ini berasal dari Desa Ngargomulyo dan Paten, Kecamatan Dukun," kata Kepala BPBD Edy Susanto saat meninjau pos pengungsian Merapi di Balai Desa Deyangan, Kecamatan Mertoyudan di Magelang, Sabtu, 7 November 2020.

Tambahan pengungsi tersebut, katanya, langsung ditempatkan di Balai Desa Tamanagung dan ditambah tiga gedung lainnya, seperti Gedung Muhammadiyah, Gedung PPP, dan Gedung PDI ditambah lapangan futsal.

Sebelumnya, pos pengungsian Merapi di Kabupaten Magelang hanya empat titik. Yakni Balai Desa Deyangan, Balai Desa Mertoyudan, Balai Desa Banyurojo, dan Balai Desa Tamanagung.

4 dari 6 halaman

Logistik Tersedia untuk 3 Hari ke Depan

Terkait dengan logistik, Edy menyampaikan pihaknya sejak awal sudah mengetahui jumlah penduduk di beberapa desa dekat Merapi yang akan mengungsi. Dia memastikan logistik akan tersedia sampai tiga hari ke depan.

"Jadi kita sudah mengetahui sejak awal, bahwa di sembilan dusun di tiga desa yang akan mengungsi itu jumlah penduduknya kurang lebih 2.625 orang. Sekarang ini yang sudah mengungsi 635 orang. Jadi sisanya masih dalam pantauan kita, dan kita sudah siaga apabila sisanya nanti juga mengungsi," katanya.

Menurut dia, dengan status siaga Merapi ini, masyarakat juga turut berperan serta memberikan bantuan kepada warga yang mengungsi di pos-pos pengungsian. Seperti memberikan bantuan dalam bentuk gas, tikar, dan kebutuhan untuk pengungsi lainnya.

"Inilah napas Indonesia. Masyarakat bergotong-royong, bahu-membahu memberikan bantuan kepada warga yang mengungsi. Mari bagi siapa saja yang akan memberikan bantuan silakan bisa langsung ke pos-pos pengungsian yang ada," katanya.

5 dari 6 halaman

Terapkan Protokol Kesehatan di Lokasi Pengungsian

Sementara itu, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Doni Monardo mengatakan pihaknya tengah menyiapkan lokasi pengungsian untuk warga terdampak erupsi Gunung Merapi. 

"BNPB bersama PUPR dan pemprov sedang menyiapkan lokasi pengungsian yang memenuhi protokol kesehatan," ujar Domi Monardo kepada Liputan6.com, Sabtu, 7 November 2020.

Penerapan protokol kesehatan di lokasi pengungsian mengingat situasi pandemi virus Corona (Covid-19). Hal ini juga untuk mengantisipasi kemunculan klaster baru Covid-19 di lokasi pengungsian. 

"Saya sarankan tempat pengungsian tetap menjalankan protokol kesehatan. Itu sudah disampaikan ke BPBD masing-masing kota baik di Klate, Boyolali, Sleman, Magelang. Kami sudah sampaikan, di samping mereka punya rencana kontigensi," jelas Direktur Mitigasi Bencana BNPB Johny Sumbung saat dihubungi.

Nantinya, para pengungsi harus tetap menerapkan jaga jarak di lokasi pengungsian sebagai upaya mengantisipasi penyebaran Covid-19. Kemudian memakai masker serta mencuci tangan.

Sementara, warga yang lanjut usia (lansia) dan memiliki penyakit penyerta atau komorbid akan dipisahkan dengan masyarakat umum. Pasalnya, mereka merupakan kelompok rentan terpapar Covid-19.

"Jadi, mereka dalam pengungsian protokol kesehatan itu mereka harus menjaga jarak. Orang-orang lansia, komorbid itu juga harus dipsiahkan sehingga tak terkontak dengan masyarakat umum," tutur Johny.

6 dari 6 halaman

Pemkab Sleman Siapkan 36 Ambulans

Pemkab Sleman juga menyiagakan ambulans "Sleman Emergency Service" (SES) dengan yang siaga selama 24 jam penuh.

"Ada sebanyak 36 unit ambulans SES siap dimobilisasi bila dibutuhkan saat darurat," kata Kepala Bagian Humas dan Protokoler Setda Kabupaten Sleman Shavitri Nurmaladewi di Sleman, Sabtu, 7 November kemarin.

Tak berhenti disitu, Shavitri juga mengatakan bahwa Bupati Sleman telah mengarahkan setiap kepala daerah, agar selalu siaga terkait erupsi Gunung Merapi ini.

 

(Fifiyanti Abdurahman)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.