Sukses

Targetkan Periksa 20.000 Spesimen Covid-19 per Hari, Jam Kerja Petugas Lab Diperpanjang

Plt Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Abdul Kadir mengakui target pemeriksaan 20.000 spesimen Covid-19 per hari belum tercapai.

Liputan6.com, Jakarta - Plt Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Abdul Kadir mengakui target pemeriksaan 20.000 spesimen Covid-19 per hari belum tercapai. Saat ini, 139 laboratorium di Indonesia baru bisa memeriksa 19.100 spesimen per hari.

Menurut Abdul Kadir, ada dua strategi yang akan dilakukan untuk mencapai target pemeriksaan 20.000 spesimen per hari. Pertama, memperpanjang jam kerja petugas laboratorium.

"Dulunya cuma 6 jam (kerja), kita minta 12 jam per hari," ungkapnya dalam Konferensi Pers Seri Tiga Bulan Gugus Tugas: Perluasan Jejaring Laboratorium yang disiarkan melalui YouTube BNPB Indonesia, Selasa (16/6/2020).

Abdul Kadir menyebut, dengan 6 jam kerja, petugas laboratorium bisa memeriksa 19.100 spesimen per hari. Jika nanti jam kerja ditambah menjadi 12 jam, maka bukan tidak mungkin target 20.000 spesimen per hari akan mudah terlampaui.

Sebagai informasi, 12 jam kerja ini nantinya dibagi menjadi dua sif. Sif pertama enam jam, sif keduanya juga enam jam.

"Dengan dua kali lipat jam kerja maka target 20.000 itu pasti akan terlewati," ujarnya.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Menambah SDM

Selain menambah jam kerja, sumber daya laboratorium juga akan diperkuat. Salah satu caranya, menambah petugas laboratorium.

Abdul Kadir mengungkap, pihaknya sudah melatih 300 tenaga laboratorium sejak Senin (15/6/2020) kemarin. Pelatihan direncanakan berlangsung selama lima hari.

Tenaga laboratorium baru ini merupakan dosen poltekkes, alumni poltekkes dan mahasiswa poltekkes. Setelah mengikuti proses pelatihan, mereka akan didistribusikan ke 139 laboratorium di Indonesia.

"Mereka nanti akan bekerja langsung dalam laboratorium," tutupnya.

Reporter: Titin Supriatin

Sumber: Merdeka

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.