Sukses

Penularan Covid-19 Belum Bisa Ditekan, Kabupaten Bogor Tak Akan Terapkan New Normal

Pemerintah Kabupaten Bogor tidak akan menerapkan skenario new normal dalam waktu dekat. Hal ini lantaran kasus Covid-19 belum bisa ditekan di wilayah itu.

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah Kabupaten Bogor tidak akan menerapkan skenario new normal dalam waktu dekat. Hal ini lantaran kasus Covid-19 belum bisa ditekan di wilayah itu.

Bupati Bogor Ade Yasin mengatakan, diperlukan analisa epidemiologi secara hati-hati sebelum menjalankan skenario mengubah perilaku masyarakat untuk tetap menjalankan aktivitas normal dengan menerapkan protokol kesehatan.

"Pertama, analisis epidemiologi dimana kita harus mencermati dengan hati-hati kondisi grafik positif Covid-19, apakah penurunan ini benar-benar telah terjadi atau sementara," ujar Ade Yasin, Rabu (27/5/2020).

Meskipun kasus Covid-19 di Kabupaten Bogor melambat, namun berdasarkan laju reproduksi virus (R0) dan jumlah reproduksi kasus (RT) sampai dengan 19 Mei 2020, angka RT maupun R0 di Kabupaten Bogor berada dikisaran 1,2. Artinya, penularan virus corona belum terkendali.

"Jadi kita harus benar-benar menganalisis R0 dari satu orang ke orang lainnya," terang Ketua DPW Jabar Partai Persatuan Pembangunan ini.

Saat ini, pihaknya tengah berupaya untuk menekan angka R0 hingga di bawah 1. Menurutnya, upaya dilakukan adalah memperpanjang Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) sampai 29 Mei 2020.

"PSBB III Kabupaten Bogor akan berakhir tanggal 26 Mei 2020, namun kami memutuskan untuk memperpanjang hingga 29 Mei 2020 sesuai dengan PSBB Jawa Barat," kata Ade.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

PSBB Akan Diperketat

Selama tiga hari ini, aturan PSBB akan diperketat. Kemudian, terus melakukan uji PCR/tes swab di tempat-tempat yang high risk penularan Covid-19.

"Mengaktifkan gugus tugas di kecamatan, RT/RW untuk membiasakan masyarakat bermasker, pola hidup bersih dan sehat serta physical distancing," kata dia.

Selanjutnya, meminta masyarakat melakukan penguatan antibodi dengan mengonsumsi vitamin E dan C atau tanaman herbal.

Apabila semua sudah tercapai, maka tahap selanjutnya menerapkan skenario new normal di segala sektor usaha, mulai bidang pangan, industri, kesehatan, pendidikan, perdagangan, pemerintahan, pariwisata, UKM hingga tempat ibadah.

"Untuk ASN juga begitu, akan dikurangi WFH (work from home). Lihat ke masyarakat dan bekerja menyusun konsep new normal di lingkup bidang tugasnya masing-masing," terangnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.