Sukses

Pemerintah Minta Masyarakat Waspada Demam Berdarah di Masa Pandemi Corona

Yurianto mendorong masyarakat meningkatkan kewaspadaan karena dua penyakit tersebut memiliki tingkat kerawanan dan angka kematian cukup tinggi

Liputan6.com, Jakarta Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 meminta masyarakat untuk mewaspadai juga penyakit demam berdarah dengue (DBD) di tengah pandemi virus corona jenis baru karena saat ini merupakan periode musim pancaroba.

"Ini periode musim pancaroba yang secara klasik akan disertai dengan munculnya kasus demam berdarah yang cukup banyak,” kata Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Achmad Yurianto dalam konferensi pers di Graha BNPB di Jakarta, Selasa (7/4/2020).

Yurianto mendorong masyarakat meningkatkan kewaspadaan karena dua penyakit tersebut memiliki tingkat kerawanan dan angka kematian cukup tinggi yang terjadi pada periode yang bersamaan.

Untuk itu, dia meminta masyarakat untuk bersama-sama menjaga pola hidup sehat dan menjaga kebersihan di antaranya dengan memberantas sarang nyamuk.

 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

254 Meninggal Karena DBD

Sebelumnya, Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor Kementerian Kesehatan Nadia Siti Tarmidzi mengatakan Jawa Barat dan Nusa Tenggara Timur (NTT) merupakan provinsi yang memiliki kasus DBD tertinggi dan masuk zona merah.

Berdasarkan data Kementerian Kesehatan hingga 4 April 2020, kasus DBD di Jawa Barat mencapai 5.894 kasus, diikuti NTT sebanyak 4.493 kasus, kemudian Lampung 3.682 kasus, Jawa Timur 3.045 kasus dan Bali sebanyak 2.173 kasus.

Sedangkan, DBD telah merenggut nyawa sebanyak 254 orang di seluruh Indonesia.

Angka kematian tertinggi akibat DBD terjadi di NTT yakni 48 jiwa, kemudian di Jawa Barat sebanyak 30 jiwa, disusul Jawa Timur 24 jiwa, Jawa Tengah dan Lampung masing-masing 16 jiwa.

Sejak Januari hingga 4 April 2020, tercatat total kasus DBD di seluruh Indonesia mencapai 39.876 kasus.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.