Sukses

Top 3 News: Pecat Helmy Yahya, Dewas Sebut Liga Inggris Tak Sesuai Jati Diri Bangsa

Top 3 News, Ketua Dewas Arief Hidayat juga menyebut, dalam kepemimpinan Helmy Yahya, TVRI terkesan terlalu mengejar share dan rating.

Liputan6.com, Jakarta Top 3 News, Helmy Yahya tak lagi duduk sebagai Direktur Utama (Dirut) TVRI. Pria yang berjuluk 'Raja Kuis' ini telah dipecat oleh Dewan Pengawas (Dewas) secara resmi terhitung, Kamis, 16 Januari 2020.

Salah satu alasan pencopotan Helmy, tayangan Liga Inggris dinilai Dewas tidak sesuai dengan jati diri bangsa Indonesia. Saat menggelar rapat di Kompleks DPR, Selasa kemarin, Dewas juga menyinggung program Discovery Channel yang ditayangkan terus-menerus ketika bencana banjir melanda Jabodetabek di awal tahun. 

Ketua Dewas Arief Hidayat juga menyebut, dalam kepemimpinan Helmy Yahya, TVRI terkesan terlalu mengejar share dan rating. 

Berita Keraton Agung Sejagat hingga kini juga tak luput dari perhatian pembaca Liputan6.com. Terlebih sebuah fakta baru mengejutkan terungkap. Fanni disebut pernah hamil, namun mengalami keguguran sekitar tiga minggu lalu. 

Janin itu, menurut Camat Godean, Sarjono dimakamkan di area kompleks rumah kontrakan Toto dan Fanni. Tepatnya berada di sisi selatan rumah.

Sementara itu, bentrokan antarormas di Kabupaten Karawang banyak menuai sorotan. Penyeban bentrokan hingga kini masih didalami. Sampai saat ini ada 19 orang yang diamankan berikut berbagai jenis senjata tajam. 

Berikut berita terpopuler di kanal News Liputan6.com, sepanjang Selasa, 21 Januari 2020:

Saksikan video pilihan di bawah ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

1. Alasan Pecat Helmy Yahya, Dewas: Liga Inggris Tak Sesuai Jati Diri Bangsa

Komisi I DPR mengadakan rapat dengar pendapat dengan Dewan Pengawas (Dewas) TVRI terkait pemecatan Direktur Utama Helmy Yahya yang kini menuai polemik di masyarakat.

Dari beberapa poin penjabaran alasan Dewas memecat Helmy, salah satunya adalah tayangan Liga Inggris yang dinilai Dewas tidak sesuai jatidiri bangsa Indonesia.

"Tupoksi TVRI sesuai visi-misi TVRI adalah TV publik, kami bukan swasta, jadi yang paling utama adalah edukasi, jati diri, media pemersatu bangsa, prioritas programnya juga seperti itu. Realisasinya sekarang kita nonton Liga Inggris," kata Ketua Dewas Arief Hidayat di Kompleks DPR Senayan, Selasa (21/1/2020).

Arief mengakui banyak pihak yang menyukai Liga Inggris. Namun, menurutnya kini TVRI juga menyiarkan siaran asing lain dengan jumlah banyak.

 

Selengkapnya...

3 dari 4 halaman

2. 2 Hal Mengejutkan yang Dilakukan Ratu Keraton Agung Sejagat

Meski sudah ditetapkan tersangka bersama Raja Keraton Agung Sejagat Toto Santosa, sang Ratu, Fanni Aminadia masih berulah di balik jeruji besi.

Dia sempat meminjam ponselnya yang disita polisi dengan dalih ingin memberi kabar kepada kerabat.

Ternyata Fanni membuat unggahan di akun Instagram miliknya, @fanniadia_tbtd. Kepada merdeka.com, polisi membenarkan akun tersebut milik Fanni.

Tak hanya itu, Fanni juga kembali mengungkap fakta mengejutkan. dia disebut pernah hamil, namun keguguran belum lama ini.

 

Selengkapnya...

4 dari 4 halaman

3. Polres Karawang Tahan 19 Orang dalam Bentrokan Ormas

Polres Kabupaten Karawang, Jawa Barat menahan 19 orang dalam peristiwa bentrokan dua kelompok organisasi kemasyarakatan (ormas) di wilayah Kecamatan Cikampek. Polisi juga mengamankan berbagai jenis senjata tajam.

Saat ini masih mendalami penyebab bentrokan yang diwarnai dengan aksi saling lempar batu tersebut.

"Belum ada laporan korban luka dan korban materi atas peristiwa yang terjadi pada Senin kemarin itu. (Penyebab secara pasti), kami masih mendalami," kata Kapolres Karawang AKBP Arif Rachman Arifin di Karawang, Selasa (21/1/2020), seperti dikutip Antara.

Dua kelompok masyarakat yang terlibat bentrok itu sendiri masing-masing menggunakan pakaian Laskar NKRI dan ada juga yang mengenakan pakaian Pemuda Pancasila.

 

Selengkapnya...

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.