Sukses

Ketua MPR Kembali Minta Agar Mahasiswa Tak Demo Saat Pelantikan Presiden

Bamsoet percaya mahasiswa akan mengedepankan kepentingan negara dengan medukung pelantikan yang tertib.

Liputan6.com, Jakarta - Ketua MPR RI Bambang Soesastyo mengimbau agar mahasiswa tak memilih 20 Oktober 2019 atau saat pelantikan presiden dan wakil presiden untuk melakukan demonstrasi.

"Kalau ada yang niat masih mau demo, saya imbau masih ada hari esok, masih ada tanggal 21 tanggal 22, dan kami di parlemen terbuka, saya yakin temen-temen di DPR terbuka dan menerima berbagai aspirasi," kata Bamsoet di Komplek Parlemen Senayan, Selasa (9/10/2019).

Bamsoet percaya mahasiswa akan mengedepankan kepentingan negara dengan medukung pelantikan yang tertib.

"Intinya saya yakin dan percaya para mahasiswa dan pengujuk rasa lebih mengedepankan kepentingan yang lain. Karena ini menyangkut nama negara, kebesaran image bangsa kita, maka kekuatiran akan demo menurut saya itu adalah kesadaran bersama, kita akan menjaganya," ujarnya.

Demi menjaga nama baik bangsa Indonesia, Bamsoet menyebut akan lebih elok tidak ada demo saat pelantikan presiden nanti.

"Karena ini kepala negara lain negara sahabat akan hadir, maka kita harus menjaga pelantikan Presiden harus berlangsung dengan khidmat dan lancar. Saya miliki keyakinan bahwa seluruh elemen bangsa kita akan lebih mengedepankan kepentingan bangsa," ia menandaskan.

Saksikan video pilihan berikut ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Pelantikan Diundur?

Sebelumnya, Majelis Pemusyawaratan Rakyat (MPR) RI akan memundurkan pelantikan Joko Widodo-Ma'ruf Amin pada Minggu (20/10/2019) dari semula pukul 10.00 WIB menjadi pukul 16.00 WIB.

Bambang Soesatyo menyatakan pemunduran itu masih wacana dan masih akan dibahas dalam rapat pimpinan MPR dan Setneg. "Jadi ini ada wacana, belum," kata Bamsoet

Bamsoet menyebut alasan pemunduran adalah untuk memberi waktu ibadah bagi umat kristiani dan car free day (CFD).

"Kita ingin mengedepankan toleransi satu karena itu hari libur, hari Minggu maka harus tidak boleh ada rakyat kita yang terganggu dalam melakukan ibadahnya, kedua ada car free day kita juga tidak ingin ada rakyat kita yang terganggu melakukan olahraga dalam hal car free day," ujarnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.