Sukses

Proyek Pengendalian Banjir Asahan Dirasakan Manfaatnya oleh Warga Asahan dan Tanjung Balai

Warga di Kabupaten Asahan dan Kota Tanjung Balai, Sumatera Utara (Sumut), merasakan langsung dampak positif Proyek Pengendalian Banjir Sungai Asahan. Luapan air yang selama ini menjadi momok bagi kehidupan mereka sudah dapat diatasi.

Liputan6.com, Jakarta Warga di Kabupaten Asahan dan Kota Tanjung Balai, Sumatera Utara (Sumut), merasakan langsung dampak positif Proyek Pengendalian Banjir Sungai Asahan. Luapan air yang selama ini menjadi momok bagi kehidupan mereka sudah dapat diatasi.

Sebelum adanya proyek pengendali banjir, luapan Sungai Asahan menimbulkan kerugian besar di wilayah sekitarnya. Selain mengancam keselamatan jiwa, air juga kerap menggenangi ratusan hektare lahan pertanian dan peternakan masyarakat dengan kedalaman hingga 1,5 meter. Sarana dan prasarana rusak. Roda perekonomian pun terhambat.

Proyek Pengendalian Banjir Sungai Asahan yang dikelola Balai Wilayah Sungai Sumatera II Direktorat Jenderal Sumber Daya Air Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) terlaksana mulai pengujung 2015 dan hampir rampung 100 persen.

“Pengendalian Banjir Sungai Asahan telah berfungsi. Masyarakat di sana berterima kasih kepada kita. Banjir tidak lagi menggenangi rumah mereka,” kata Jintho Lumbanbatu, Kepala Satuan Kerja Pelaksana Jaringan Sumber Air Direktorat Sumber Daya Air Kementerian PUPR, Rabu (18/9).

Pekerjaan yang telah dilaksanakan pada proyek ini meliputi normalisasi sungai serta pembangunan prasarana 27 Km di Sungai Sukaraja dan Sungai Asahan. Proyek dibagi dalam 3 paket pekerjaan.

Paket pertama terdiri dari pembangunan tanggul sebelah kiri Sungai Sukaraja sepanjang 9,2 Km serta pembangunan 3 pintu pengatur. Paket kedua meliputi pembangunan tanggul kiri Sungai Asahan sepanjang 10,83 Km, pembuatan shortcut sepanjang 1,60 Km, pengadaan 2 pintu pengendali banjir dilengkapi 5 unit pompa air, perbaikan alur, serta pengaspalan 8 Km jalan masuk.

Sementara paket ketiga terdiri dari pembangunan tanggul kiri Sungai Asahan sepanjang 6 Km dan pengadaan dan pemasangan pintu pengendali banjir plus 3 unit pompa air.

Sejumlah desa di Asahan atau kelurahan di Tanjung Balai bersinggungan dengan proyek ini. Setelah pengerjaannya rampung, mereka pula yang paling merasakan manfaatnya.

Di Kecamatan Simpang Empat, Kabupaten Asahan, ada 3 desa yang merasakan dampak langsung dari pembangunan dengan anggaran sekitar Rp 700 miliar itu. Ketiganya yakni Desa Sukaraja, Simpang Empat dan Sei Dua Hulu.

 

Sementara di Kota Tanjung Balai, ada 4 kelurahan di Kecamatan Datuk Bandar Timur yang mendapat dampak langsung pembangunan, yakni Kelurahan Bunga Tanjung, Selat Tanjung, Semula Jadi, dan Pulau Simardan.

Selain desa dan kelurahan itu, kawasan lain di sekitar dan selama ini kebanjiran juga mendapat dampak positif. Wilayah mereka pun aman dari genangan air. Warga mengapresiasi dan menyampaikan ucapan terima kasihnya atas proyek ini.

“Alhamdulillah, setelah ada tanggul, kami masyarakat Desa Sei Dua Hulu tidak lagi merasakan banjir. Sebelumnya, seingat saya, kami sudah merasakan banjir sejak 43 tahun lalu,” kata Amri Ucal Samosir (50), petani yang tinggal di DesaSei Dua Hulu.

Pernyataan serupa disampaikan Syahrul (45), pedagang air yang tinggal di Desa Sukaraja. Dia mengaku kini tak lagi khawatir jika hujan turun atau air laut pasang.

“Sekarang nggak pernah banjir lagi. Belum pernahlah sejauh ini. Kalau dulu ketinggian air bisa mencapai 1,5 meter,” katanya.

Apresiasi positif atas Proyek Pengendalian Banjir Sungai Asahan juga disampaikan Camat Datuk Bandar Timur, Waris Tholib. Dia bersyukur masyarakatnya tidak lagi khawatir lagi dengan luapan air sungai.

“Dengan adanya proyek ini masyarakat mendapatkan juga jalan baru di sekitar tanggul yang menjadi akses untuk mengambil hasil kebun,” sebutnya.

Pelaksana proyek ini mengakui sejumlah tantangan mereka hadapi untuk merampungkan pekerjaan. Kendala paling utama adalah masalah pembebasan lahan dan cuaca yang terkadang tidak mendukung.

Namun semuanya dapat diatasi. Proyek hampir rampung dan telah berfungsi. Masyarakat pun telah mendapatkan manfaat.

 

(*)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini