Sukses

Petaka KRL Vs Metromini Renggut 8 Jiwa di 2006

Hari itu, sekitar pukul 15.00 WIB Kereta Rel Listrik (KRL) Pakuan Ekspres jurusan Bogor-Kota, menghajar metromini yang nekad melintas palang pintu

Liputan6.com, Jakarta - Selasa sore 18 April 2006 atau 13 tahun lalu menjadi hari nahas bagi penumpang Metromini S-64 rute Pasar Minggu-Cillilitan. Hari itu, sekitar pukul 15.00 WIB Kereta Rel Listrik (KRL) Pakuan Ekspres jurusan Bogor-Kota, menghajar metromini yang nekat melintas palang pintu.

Akibatnya tragis, delapan penumpang metromini tewas seketika di tempat kejadian. Badan bus terbelah dua.

Data yang dihimpun Sejarah Hari Ini Liputan6.com, menyebut tabrakan maut terjadi saat metromini sarat penumpang itu nekat melewati palang pintu perlintasan. Ketika bus berada di atas rel kereta, tiba-tiba mesinnya ngadat. Sialnya, pada saat bersamaan melintas kencang KRL Pakuan dari arah Kota. Tabrakan tak bisa dihindari, metromini nahas itu sempat terseret hingga belasan meter.

Sejumlah penumpang sempat keluar dari bus beberapa saat sebelum metromini dihantam ular besi. Namun, beberapa penumpang lain tak bisa ke mana-mana. Mereka terjebak dalam bus.

Korban yang meninggal adalah M Farhan, Sri Wahyuni, Sukardi, Nadori, dan Syamsudin. Sedangkan tiga lainnya belum bisa dikenali. Jasad korban langsung dikirim ke Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, Salemba, Jakarta Pusat.

Sebenarnya, tak sedikit penumpang metromini maupun mikrolet memperingatkan para sopir untuk tak menerobos saat palang diturunkan. Namun, imbauan itu sering tak diindahkan dengan alasan mengejar setoran.

Syahrial, penjaga pintu kereta di dekat Stasiun Duren Kalibata mengatakan, jalur KRL Jakarta-Bogor memang sangat padat. Lelaki yang telah bertugas selama 30 tahun ini menambahkan, sejak pukul 06.00 WIB hingga 22.00 WIB, kurang lebih 100 kali kereta lalu lalang.

Syahrial juga berharap, dengan adanya insiden itu para pengguna jalan di perlintasan kereta jera dan mematuhi rambu-rambu lalu lintas.

Sementara mereka yang terluka dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah Budhi Asih dan RS Universitas Kristen Indonesia, Cawang, Jakarta Timur. Rata-rata dari mereka dalam keadaan kritis. Etrizal, Dedi, dan Farhan kini dirawat di RS Budhi Asih. Sedangkan dua korban cedera lainnya, Adam Ada dan Nadori menjalani perawatan di RS UKI.

Kepala Humas PT KAI Daerah Operasi I Jakarta Ahmad Sujadi mengatakan, pihaknya bertanggung jawab atas insiden kecelakaan tersebut. PT KAI juga akan memberikan bantuan sebesar Rp 10 juta bagi setiap keluarga korban yang meninggal.

 

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Sopir Jadi Tersangka

Tak butuh waktu yang lama, polisi pun menetapkan F Rizal, sopir metromini maut S-64 sebagai tersangka. 

""Setelah pemeriksaan saksi-saksi di lapangan, sopir bus F Rizal hari ini ditetapkan sebagai tersangka," kata Kapolres Jakarta Selatan Kombes Pol Williardi Wizar, Rabut 19 April 2006.

F Rizal dikenakan pasal 369 KUHP tentang kelalaian yang mengakibatkan orang lain meninggal dunia.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.