Sukses

Waspada Banjir Bandang, Awasi 2 Tanda Ini

BMKG menyebut tanda-tanda banjir bandang sebenarnya bisa dikenali. Biasanya, muncul satu atau dua hari sebelum bencana terjadi.

Liputan6.com, Jakarta - Hujan deras menyebabkan banjir bandang dan tanah longsor di 11 Kecamatan, Kabupaten Mandailing Natal, Sumatera Utara. Belasan orang dilaporkan meninggal dunia akibat bencana ini.

Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati mengatakan, tanda-tanda banjir bandang sebenarnya bisa dikenali. Biasanya, tanda-tanda ini muncul satu atau dua hari sebelum bencana terjadi.

"Bagi publik harus waspada tanda-tanda awal banjir bandang karena tidak tiba-tiba begitu saja. Sampai satu atau dua hari sebelumnya sudah ada tanda-tandanya," kata Dwikorita dalam konferensi persnya, Jakarta, Senin (15/10/2018).

Tanda pertama banjir bandang, air sungai tiba-tiba keruh. Meski, lanjut dia, tidak ada hujan di daerah terdampak.

"Pertama air sungai tiba-tiba keruh atau mengalir bersama lumpur, pasir, ranting kayu. Bisa saja tidak ada hujan di daerah terdampak karena hujan terjadi di hulu pada jarak beberapa kilometer lokasi terdampak," tutur Dwikorita.

Kedua, ada kenaikan air sungai, meski hanya 10-20 sentimeter. BMKG mengidentifikasi tanda ini dari hasil wawancara dengan penduduk yang selamat.

"Biasanya di pegunungan atau perbukitan hulu sungai mendung atau ada awan tebal, itu pemicu hujan ekstrem," kata Dwikorita.

Jika melihat tanda-tanda itu, BMKG meminta masyarakat harus segera menuju daerah aman. Segera jauhi sungai karena banjir bandang datangnya sangat cepat, hanya dalam hitungan detik.

"Terjadi satu tanda saja harus segera keluar dari lembah sungai meski tidak ada hujan karena datangnya sangat cepat, hanya beberapa detik, surutnya juga cepat. Cepat meninggalkan lembah karena juga cukup luas sungainya," ujar Dwikorita.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Banjir Bandang Mandailing Natal

Sebanyak 17 orang meninggal dunia akibat banjir bandang dan tanah longsor di 11 Kecamatan, Kabupaten Mandailing Natal, Provinsi Sumatera Utara.

"Evakuasi yang dilakukan Tim SAR, TNI, Polri, satpol PP, relawan dan masyarakat telah menemukan 17 warga yang meninggal," kata Kabid Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Mandailing Natal (Madina) Muhammad Yasir, seperti dilansir Antara, Minggu (14/10).

Jumlah korban meninggal dunia hingga saat ini, menurut dia, tercatat 17 orang. Korban terdiri dari 12 orang pelajar SD di Kecamatan Ulu Pungkut, dan tiga orang pekerja gorong-gorong jalan di Kecamatan Mura Batang Gadis.

"Kemudian, dua orang mengalami kecelakaan mobil dan masuk ke Sungai Aek Batang Gadis, saat terjadinya banjir di Kabupaten Madina," ujar Yasir.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.