Sukses

HEADLINE: Erick Thohir dan Sandiaga Uno, Sahabat yang Jadi Seteru di Pilpres 2019

Pasangan Jokowi dan Ma'ruf Amin memilih sosok pengusaha Erick Thohir sebagai ketua tim kampanye nasional. Untuk melawan Sandiaga Uno?

Liputan6.com, Jakarta - Erick Thohir dan Sandiaga Uno adalah sahabat. Mereka berteman sejak SD, main basket bareng, hingga jadi patner bisnis ketika berstatus pengusaha.

Namun, dalam Pilpres 2019, keduanya merapat ke kubu berlawanan. Sandi menjadi bakal cawapres Prabowo Subianto, sementara Erick Thohir didaulat sebagai Ketua Tim Kampanye Nasional pasangan Jokowi-Ma'ruf Amin.

Posisi Erick diumumkan langsung oleh capres petahana Joko Widodo pada Jumat 7 September 2018 sore, di posko pemenangan, Jalan Cemara, Menteng, Jakarta Pusat. 

"Beliau adalah pengusaha sukses, memiliki media, memiliki klub sepakbola, memiliki klub basket, dan memiliki yang lain-lainnya," kata Jokowi saat mengumumkan nama ketua tim suksesnya. "Tapi yang jelas, yang beliau pimpin itu selalu mendapatkan kesuksesan."

Tak lupa Jokowi mengingatkan keberhasilan Erick menangani perhelatan pesta olahraga tingkat Asia, Asian Games ke-18, yang baru saja berakhir. "Terakhir beliau adalah ketua Inasgoc di Asian Games 2018," tambah dia.

Pengangkatan Erick Thohir sebagai ketua Tim Kampanye Nasional sesungguhnya tidak terlalu mengejutkan. Sebab, beberapa pekan sebelumnya, bahkan saat Asian Games masih berlangsung, 18 Agustus-2 September 2018, nama pria 48 tahun itu sudah mencuat disebut sebagai kandidat terkuat yang akan memimpin tim pemenangan Jokowi-Ma'ruf di Pilpres 2019.

Bahkan Jokowi sendiri mengaku sudah lama sebenarnya memilih pengusaha media itu sebagai ketua tim pemenangannya. Menurut dia, ini bukan soal politik, tapi manajerial.

Kepastian terpilihnya Erick Thohir sebagai ketua tim kampanye nasional pasangan Jokowi-Ma'ruf Amin mungkin bukan kabar baik untuk Sandiaga Uno.

Mantan Wagub DKI Jakarta itu sempat mengungkapkan kekhawatirannya. "Secara jujur ya khawatir, ini pertemanan, secara rill pasti kita khawatir bahwa anak-anak kita, terutama istri, saya pasti khawatir," kata Sandi di Posko Melawai, Jakarta Selatan, Kamis 6 September 2018.

Saat itu, Sandiaga meyakini, apabila bisa memilih, Erick Thohir tidak akan mau bergabung dalam tim pemenangan Jokowi- Ma'ruf Amin. Ia yakin Erick akan memilih tetap fokus menjadi pengusaha.

"Sebagai pengusaha, Pak Erick pasti tidak mau seperti posisi ini. Saya yakin, kalau boleh milih pasti dia enggak bakal mau, karena dia lebih mudah mengurus usahanya," ucap Sandiaga Uno. 

Kekhawatiran Sandi kemudian dijawab Erick Thohir. "Insyaallah enggak. Persahabatan jangan dilihat hari ini, tapi masa lalu dan masa depan," kata  pria kelahiran Jakarta, 30 Mei 1970 itu di Posko Pemenangan, Jalan Cemara, Menteng, Jakarta Pusat.

Pemilik Mahaka Group itu optimistis, jabatan yang diemban di Tim Kampanye Nasional Jokowi-Ma'ruf Amin tidak mengganggu persahabatan yang sudah terjalin sejak lama.

"Kalau Pak Jokowi berpelukan dengan Pak Prabowo, saya juga berpelukan dengan Pak Sandi di lapangan basket," ungkap Erick.

Presiden Joko Widodo atau Jokowi dan Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI) Prabowo Subianto memeluk atlet pencak silat peraih emas Asian Games 2018 Hanifan Yudani di Jakarta, Rabu (29/8). (Liputan6.com/HO/Biro Pers Setpres)

Erick Thohir, mengaku mendapat tawaran untuk menjadi Ketua tim Kampanye Nasional pada 20 Agustus 2018 atau dua hari setelah dimulainya pelaksanaan Asian Games 2018.

Sempat beralasan ingin fokus ke Asian Games 2018, putra pengusaha Teddy Thohir itu akhirnya mengiyakan.  

Dia mengungkapkan, menerima tawaran tersebut karena melihat sosok Jokowi.

"Apa yang saya dapat lihat dari Pak Jokowi, kekuatan Beliau, hati nuraninya untuk rakyat dan untuk membangun Indonesia, itu jadi pilihan saya," ucap Erick.

Dia juga menegaskan pilihannya untuk menerima tawaran Jokowi tidak akan mempengaruhi profesinya sebagai seorang pebisnis. Justru dia melihat tugas baru ini sebagai tantangan.

"Saya rasa ini kesempatan, ini sebuah tantangan besar tapi ini juga sebuah amanah yang harus memang kita laksanakan sesuai visi misi, dan tentu track record yang pernah ada di Pak Jokowi selama ini," tambah dia.

 Saksikan video terkait Erick Thohir dan Sandiaga Uno:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Erick Thohir Vs Sandiaga Uno

Dari latar belakang mereka yang sama-sama berkecimpung di dunia bisnis, Sandiaga Uno dan Erick Thohir masuk daftar pengusaha sukses di Indonesia.

Erick Thohir adalah salah satu raja media di Indonesia dengan bendera Mahaka Media Group. Ia juga menjadi Direktur PT Intermedia Capital Tbk (IMC), cucu usaha grup Bakrie yang mengelola stasiun televisi ANTV.

Di bawah kepemimpinannya, harga saham perusahaan sukses melejit, pendapatan dari iklan meningkat, berkontribusi signifikan untuk induk usahanya yakni PT Visi Media Asia Tbk (VIVA). Perusahaan tak terbelit utang.

Di bidang olahraga, salah satu pencapaiannya  ialah saat Erick Thohir membeli dan menjadi presiden klub sepak bola Inter Milan sejak 2013. Dengan kemampuan manajemennya, Inter Milan bisa menarik investor asal China sebagai rekan kerja yakni Suning Grup.

Perlahan tapi pasti, Erick dan Zhang Jindong (pemilik Suning Grup) membawa pembukuan Inter Milan hijau. Keputusan investasi keduanya pada pemain juga telah sukses membawa Inter Milan musim ini kembali ke liga kasta teratas Eropa atau Liga Champion.

Erick Thohir juga dikenal sebagai orang Asia pertama yang memiliki klub NBA. Melalui negosiasi panjang pada 2011 dia membeli saham Philadelpia 76ers.

Erick menjadi bagian konsorsium yang di dalamnya termasuk aktor Will Smith, Jada Pinkett Smith, dan Jason Levien membeli saham 76ers. Ia juga memiliki klub bola basket di Indonesia yaitu Satria Muda Britama dan Indonesia Warriors.

Pada 2012, Erick Thohir dan Levien menjadi pemilik mayoritas saham klub yang bermain di Major League Soccer, DC United. 

Sementara, Sandiaga Uno masuk dalam daftar orang terkaya di Indonesia tahun 2018. Pria 49 tahun itu berada di posisi 85 dengan taksiran kekayaan USD 300 juta atau sekitar Rp 4,3 triliun.

Sebelum menjabat sebagai Wagub DKI Jakarta, Sandiaga Uno dikenal sebagai seorang pengusaha pemilik Saratoga yang bergerak di sektor infrastruktur, konsumer, dan sumber daya alam (SDA).

Saat itu, kekayaan Sandi terdiri atas berbagai investasi senilai puluhan miliar, logam mulia, barang seni dan antik, dan tanah. Namun, demi fokus pada pemerintahan, Sandi memilih meninggalkan Saratoga.

Merebut Hati Milenial

Menurut Direktur Program Saiful Mujani Research and Consulting Sirojudin Abbas, pasti ada alasan mengapa kubu Jokowi-Ma'ruf memilih Erick Thohir daripada figur lain. 

"Saya duga mereka tahu prospek dan risikonya milih Erick," ucap Sirojudin kepada Liputan6.com.

Ia menilai, langkah Jokowi dan Ma'ruf mengangkat Erick sangat tepat. Sebab, dari fungsi strategis, posisi ketua tim pemenangan memang membutuhkan manajer yang bisa menggerakkan tim dalam jumlah besar dan dalam waktu yang pendek.

"Secara simbolik, Erick Thohir mencerminkan pengusaha muda yang cukup mumpuni, baik di dalam maupun luar negeri," kata Sirojudin.

Hal yang tak kalah penting, lanjutnya, secara rekam jejak, Erick Thohir juga bersih.

Menurut Sirojuddin, pengangkatan Erick sebagai ketua tim kampanye, bisa menjadi obat bagi kalangan pemilih milenial yang kecewa dengan keputusan Jokowi menunjuk tokoh senior yakni Ma'ruf Amin sebagai wakil presiden.

"Pemilihan Erick bisa menjadi jawaban, setelah Jokowi berpasangan dengan tokoh senior yang bisa memunculkan apatisme pada pemilih muda. Tantangan itu sekarang bisa diatasi dengan kehadiran sosok yang muda, yang berprestasi, dan manajer yang cukup terbukti," jelas doktor lulusan University of California, Amerika Serikat ini.

Di sisi lain, ia menilai, apa yang disampaikan Sandi itu merupakan pertanda bahwa mantan wakil gubernur DKI Jakarta itu sangat memperhitungkan kapasitas Erick Thohir.

"Bisa jadi itu dia mungkin agak khawatir dan menghitung kapasitas Erick Thohir," kata Sirojudin.

 

3 dari 3 halaman

Tempe Setipis Kartu ATM

Pada Jumat sore, bakal capres Prabowo Subianto bertemu dengan para pimpinan partai koalisi di kediamannya di Jalan Kertanegara Nomor IV, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.

Ada Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan dan Presiden PKS Sohibul Iman. Namun, Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono tak nampak. Agendanya, menurut Juru bicara tim kampanye Prabowo-Sandiaga Andre Rosiade, adalah pemantapan tim pemenangan.

Usai pertemuan, digelarlah jumpa pers. Temanya tentang pelemahan rupiah, bukan soal tim sukses. 

Dalam konferensi pers itu, kubu Prabowo menilai, lemahnya dasar-dasar perekonomian Indonesia menjadi penyebab merosotnya nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat.

Mereka meminta pemerintah untuk mengambil langkah konkrit guna menstabilkan perekenomian negara. Pernyataan sikap yang terdiri atas tujuh poin dibacakan Sandiaga Uno.

Menurut Sandi, keluhan masyarakat bertambah ketika nilai rupiah sempat anjlok dan menembus angka Rp 15.000 per dolar Amerika.

"Tempe sekarang sudah dikecilkan. Dan tipisnya sama kayak kartu ATM. Ibu Yuli di Duren Sawit, jualan tahu dikecilin karena tidak bisa menaikkan harga karena enggak akan laku karena daya belinya," kata dia saat konferensi pers di kediaman Prabowo Subianto di Jalan Kertanegara Nomor IV, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Jumat (7/9/2018) malam.

Sandiaga tak mengomentari terpilihnya Erick Thohir sebagai ketua tim pemenangan Jokowi-Ma'ruf Amin.

Sementara, Djoko Santoso, yang namanya disebut-sebut akan menjadi ketua tim pemenangan Prabowo-Sandiaga, menanggapi santai penunjukan Erick Thohir.

"Iya biasa aja, bagus. Saya juga sahabatnya," kata Djoko, Jumat (7/9/2018), di Jalan Kertanegara, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.

Anggota Dewan Pembina Partai Gerindra menyebut koalisi Prabowo-Sandi akan membahas perkembangan situasi saat ini. Menurut Djoko, pihaknya akan mengumumkan nama Ketua setelah 20 September 2018. 

Namun dia tak bisa memastikan, apakah dirinya yang akan ditunjuk menjadi Ketua Tim Kampanye Nasional. "Insyaallah," kata Djoko singkat saat disinggung kemungkinan dirinya menjadi Ketua TKN. 

Sebelumnya, Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon juga tak mempermasalahkan penunjukan Erick Thohir. Pihaknya tak merasa tersaingi.

"Sah-sah saja. Namanya juga dalam kompetisi ada strategi dan lain lain. Saya kira itu nggak ada masalah," kata Fadli di kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (6/9/2018).

Tak Ada Gejolak di Kubu Jokowi 

Berbeda ketika Jokowi menunjuk KH Ma'ruf Amin sebagai pendampingnya di Pilpres 2019, pengangkatan Erick terbilang mulus dan direspons positif banyak pihak.

Wakil Ketua Umum Tim Kampanye Nasional Jokowi-Ma'ruf, Herry Lontung Siregar kepada Liputan6.com mengungkapkan, tidak ada sama sekali gejolak atau penolakan saat nama Erick disebut akan menjadi ketua.

"Enggak ada (gejolak). Iya langsung diterima. Itu kan kewenangan pasangan calon. Jadi kita setuju-setuju," ucap Herry, Jumat sore.

Bahkan, kata Herry, Erick tidak punya saingan dan menjadi satu-satunya namanya yang disiapkan untuk menjadi Ketua Tim Kampanye Nasional.

"Enggak ada (nama lain). Semua kompak. Semua mendukung karena ini bagus," ungkap Herry.

Wakil Ketua Umum Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf lainnya, yang juga Sekjen Sekjen Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Arsul Sani mengungkapkan, seluruh anggota TKN sudah sepakat dipimpin oleh sosok yang berlatar non parpol.

Menurutnya, Erick Tohir dipilih sebagai ketua tim kampanye nasional salah satunya untuk menyasar kaum milenial.

"Pertama, Erick ini masih tergolong muda dan tadi sudah disebutkan bisnisnya ini olahraga. Olahraga ini lebih identik dengan kalangan milenial," ucap Arsul.

Yang kedua, kata Arsul, Erick yang berlatarbelakang pebisnis diharapkan mampu mengakomodasi suara-suara dan aspirasi dari kalangan pebisnis.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.