Sukses

Cuaca Buruk dan Fasilitas Minim, Anak-Anak Korban Gempa Lombok Jatuh Sakit

Kondisi di pengungsian korban gempa Lombok penuh sesak. Anak-anak dan ibu menyusui dipisahkan dalam tenda, yang diisi puluhan orang sehingga membuat sulit bernapas.

Liputan6.com, Jakarta - Kondisi pengungsian yang penuh sesak tanpa tenda dan fasilitas memadai, ditambah rasa trauma yang masih melanda dan cuaca buruk, membuat korban gempa Lombok mulai dilanda penyakit.

Penyakit terutama melanda anak-anak. Di tempat pengungsian korban gempa Lombok di Dasan Baro Desa Bantek Kecamatan Gangga, Lombok Utara, anak-anak yang tinggal di atas bukit bersama pengungsi lainnya banyak menderita panas demam, pernapasan, dan kedinginan.

"Mereka mengungsi di atas bukit di alam terbuka, hawa pegunungan sore saja sudah dingin," kata Maman, seorang relawan di Lombok kepada Liputan6.com, Minggu (12/8/2018).

Anak-anak yang sakit tersebut terpaksa dirawat seadanya. Memang di tempat pengungsian ini ada posko pengobatan, tapi jumlahnya tidak sebanding dengan jumlah pengungsi.

Maman mengatakan, kondisi di pengungsian penuh sesak. Anak-anak dan ibu menyusui dipisahkan dalam tenda, namun satu tenda diisi puluhan orang sehingga membuat sulit bernapas. 

Sementara orang dewasa dan manula korban gempa berada di luar tenda dan beratap langit. "Mereka hanya berteduh di bawah pohon," ungkap Maman.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Sakit Campur Trauma

Penyakit akibat trauma dan cuaca juga melanda anak-anak korban gempa yang tidak tinggal di pengungsian umum.

Seorang bocah 6 tahun yang tinggal di tenda depan rumahnya, tiba-tiba muntah berkepanjangan dan diare pada Sabtu malam, hingga harus dirawat di Puskesmas terdekat.

Dalam kondisi lemah dan sakit, bocah laki-laki itu kaget mengira ada gempa saat mendengar suara meja di Puskesmas digeser.

"Gempa Pak, gempa," katanya sambil tergolek lemah di atas tempat tidur Puskesmas.

Menurut Maman, saat ini kondisi warga korban gempa Lombok, khususnya yang berada di pengungsian di atas bukit sangat memprihatinkan. Mereka tidak hanya tinggal di tempat terbuka, tapi juga kekurangan makanan dan minuman.

Akses yang sulit dan tidak ada transportasi, menyebabkan mereka hanya mendapat pasokan makanan dan minuman dari relawan yang berhasil menemui mereka.

"Bahkan bensin motor saya disedot, dikumpulkan dengan yang lain, untuk ditaruh di mobil yang mengangkut air," ungkap Maman.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.