Sukses

Menristekdikti: Jangan Terlalu Khawatir Kuliah di Kampus Terpapar Radikalisme

Nasir juga menyarankan, para orang tua mengawasi putra putrinya dengan maksimal.

 

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohammad Nasir mengimbau para orang tua tak perlu khawatir untuk melanjutkan pendidikan anaknya ke perguruan tinggi terpapar radikalisme yang dirilis oleh BNPT. Menurutnya, kampus merupakan dunia interaksi.

"Imbauan saya orang tua jangan terlalu takut. Karena itu orang tua harus hati-hati dan anak-anak harus diberi nasehat. Ini kehidupan kita berinteraksi dengan manusia, tidak bisa dihindari apakah kita bisa menghindar dari interaksi manusia, kan engak mungkin," kata dia di Gedung DPR, Jakarta, Rabu 6 Juni 2018.

"Hubungan antarmanusia mesti kita lakukan. Karena itu sebagai orang tua mohon itu jangan terlalu takut sekali kepada putra-putrinya yang kuliah diperguruan tinggi tersebut," sambung dia.

Nasir juga menyarankan, para orang tua mengawasi putra putrinya dengan maksimal dengan dengan radikalisme. Sebab, kampus merupakan lingkungan pendidikan yang bebas.

"Apapun yang mereka lakukan semua bebas. Orang tua tolong hati-hati. Itu penting sekali. Tidak berarti hanya 7 PTN itu, semua PT di mana pun akan terjadi hal yang sama. Kita ada plus dan minusnya di mana pun," tutur dia.

Dia menegaskan, bahwa ilmu pengetahuan terus berkembang. Tapi sebagai bangsa Indonesia harus selalu ingat dengan NKRI.

"Saya sebagai orang tua juga ada rasa takut, sama. Tapi apakah harus takut? Nggak. Tapi harus selalu dinasehati. Ilmu pengetahuan itu berkembang. Tapi kamu tetap harus ingat pada Negara Kesatuan Republik Indonesia. Itu selalu saya sampaikan kepada anak saya," ujar Nasir.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Bangun General Education

Lebih lanjut dia menegaskan bahwa kampus merupakan wadah dalam rangka meningkatkan kualitas daya saing bangsa terhadap persaingan dunia. Dia meminta para pihak jangan sampai dihantui masalah-masalah kecil. Melainkan memikirkan masa depan dan hal radikalisme harus dicegah dan jangan terlupakan.

"Konsepnya adalah membangun general education. Memberikan pengetahuan kepada mahasiswa pentingnya ilmu pengetahuan, mencakup masalah nasionalisme, budaya, harus kita tumbuhkan," tandas Nasir.

 

Reporter: Muhammad Genantan Saputra

Sumber: Merdeka.com

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.