Sukses

8 Orang yang Ditangkap Densus 88 di Riau Masih Satu Keluarga

Polri menegaskan belum dapat memastikan apakah kedelapan orang tersebut berkait dengan jaringan teror di Sumatera Selatan.

Liputan6.com, Jakarta - Densus 88 Antiteror mengungkapkan bahwa delapan orang yang ditangkap dalam sebuah operasi di Riau ternyata masih dalam satu tali kekeluargaan. Mereka ditangkap atas pengembangan insiden penyerangan di Mapolda Riau, Rabu kemarin.

"Jadi delapan orang ini ada kakak, ada adik kandungnya, ada orangtuanya, serta beberapa saudara. Semuanya diambil (ditangkap) dari kediamannya masing-masing di daerah Dumai, Riau," kata Kabag Penerangan Satuan Divisi Humas Polri Kombes Yusri Yunus di Mabes Polri, Jakarta, Kamis (17/5/2018).

Namun, saat ini identitas delapan orang tersebut masih dalam tahap pendalaman. Polri dan Densus 88 masih melakukan penyelidikan untuk mengetahui lebih jauh hal tersebut.

"Jadi intinya ini masih didalami," dia menjelaskan.

Polri menegaskan, belum dapat memastikan apakah kedelapan orang tersebut berkait dengan jaringan teror di Sumatera Selatan. Namun, keberadaan mereka sudah bisa dipetakan.

"Sudah semua (terpetakan), tapi soal keterkaitan masih didalami," dia menutup.

Delapan orang yang diamankan diketahui berinisial HAN, NI, AS, SW, HD, YEP, DS, SY alias IJ. Polri dan Densus 88 juga mengamankan sejumlah barang bukti, seperti kitab bertuliskan Batail Amal 1 buah, kitab Al Hakam 1 buah, vcd berjudul Umar bin Khatab 1 keping, serta beberapa buku tentang jihad dan ISIS.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Empat Penyerang Tewas

Sebelumnya, pada Rabu pagi kemarin, empat terduga teroris tewas setelah dilumpuhkan polisi saat akan berusaha menyerang Markas Polda Riau.

Aksi tersebut dilakukan para teroris dengan cara merangsek masuk menggunakan mobil jenis Avanza berwarna putih serta menyerang polisi menggunakan senjata tajam seperti pedang samurai.

Dua polisi terluka akibat sabetan pedang samurai dalam insiden tersebut. Sementara, seorang personel lainnya meninggal dunia atas nama Ipda Auzar. Korban meninggal setelah berusaha menghentikan laju kendaraan teroris saat melaju dan berusaha melakukan penyerangan.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.