Liputan6.com, Subang - Para petani di Sampang Madura, Jawa Timur, menutupi garam yang tersisa di tambak dengan terpal, pascaturunnya hujan, Kamis dini hari tadi. Bila tak ditutupi, sebagian besar garam akan mencair.
Seperti ditayangkan Liputan6 Siang SCTV, Kamis (27/7/2017), kondisi ini menyebabkan petani garam di Sampang merugi di tengah mahalnya harga garam hingga mencapai Rp 4 juta per ton dari harga biasa, Rp 600 ribu per ton.
Baca Juga
Saksikan Sinetron Di Antara Dua Cinta Episode Senin 29 April 2024 Pukul 21:30 WIB di SCTV, Simak Sinopsisnya
Saksikan Sinetron Tertawan Hati Episode Senin 29 April 2024 Pukul 20:00 WIB di SCTV, Simak Sinopsisnya
Saksikan Sinetron Bidadari Surgamu Episode Senin 29 April 2024 Pukul 18:15 WIB di SCTV, Simak Sinopsisnya
Petani berharap, terik matahari kembali muncul agar mereka bisa menjemur garam kembali.
Advertisement
Sementara itu, di Subang, Jawa Barat, melambungnya harga garam dari Rp 700 menjadi Rp 5.000 per kilogram membuat perajin telur asin di Pantura, Patok Besi, mengurangi produksi. Yakni, dari 1.000 menjadi 300 butir per hari.
Lain halnya dengan perajin tahu di Tasikmalaya, Jawa Barat. Mereka mulai mengurangi produksi tahu hingga 30 persen setelah harga garam naik hampir lima kali lipat.
Kondisi ini menyebabkan pendapatan para perajin tahu menurun, karena mereka belum berani untuk mengurangi ukuran tahu atau menaikkan harga di pasaran.
Di Tulungagung, Jawa Timur, mahalnya garam berdampak bagi perajin es puter yang mengambil risiko dengan menaikan harga. Yakni, dari Rp 350 ribu menjadi Rp 400 ribu per tabung gas dengan kapasitas 124 gelas es puter.