Sukses

Suparni, Nenek Berusia 117 Tahun Masih Tetap Produktif

Selain membuat kerajinan, Nenek Suparni juga berjualan kain lurik batik di Pasar Beringharjo, Yogyakarta.

Liputan6.com, Kulonprogo - Kemajuan zaman memang membuat tingkat hidup manusia terus bertambah. Tapi hingga berumur seratusan tahun tampak sehat bahkan masih aktif berkegiatan, tentu patut diacungi jempol.

Seperti ditayangkan Fokus Malam Indosiar, Kamis (6/7/2017), seorang wanita di Kulonprogo, Yogyakarta, telah mencapai umur 117 tahun, tapi masih aktif membuat kerajinan tangan sebagai sumber perekonomian keluarganya.

Ditemani sebuah radio yang sudah butut, Nenek Suparni ini Asyik memilin daun pandan yang sudah dikeringkan hingga menjadi bahan kerajinan tangan.

Kegiatan sebagai pengrajin sudah berpuluh tahun dijalani nenek Suparni, warga Dusun Sadang, Desa Tangjungharjo, Kecamatan Nanggulan, Kabupaten Kulonprogo, Yogyakarta ini.

Sekilas tidak ada yang istimewa, karena di Yogyakarta, wanita tua masih aktif berkegiatan, hal ini menjadi sesuatu yang banyak dijumpai.

Namun saat mengetahui usia Suparni sudah 117 tahun, tentu saja mengejutkan. Di usianya yang sudah terbilang sangat tua, ia masih produktif, meski dengan kondisi fisik yang sudah terbatas.

Menurut Suparni, membuat aneka kerajinan adalah pekerjaannya setiap hari dan berusaha menerima kenyataan hidup, menjalani semnuanya dengan fikiran positif adalah resep. Ia tetap bertahan bahkan dengan fisik yang masih kuat.

"Fikiran itu harus bebas. Kalau tidak punya ya tidak boleh mengeluh, kalau dapat tidak boleh senang dan pamer. Kalau belum dapat rejeki ya gimana caranya mengatur pengeluaran. Saat dapat rejeki banyak ya pengeluarannya dibuat sama seperti saat tidak punya, biar
bisa berhemat. Menjadi orang tak punya itu tidak perlu bersusah hati" kata Nenek Suparni.

Pihak keluarga bukannya tak peduli dan membiarkan Suparni hidup seperti ini. Menurut sorang cicitnya, keluarga sudah membuatkan kamar khusus wanita ini, tapi Suparni tak betah dan selalu kembali ke tempatnya yang hanya berukuran sekitar 2x3 meter ini.

Belakangan terungkap, kegiatan rutin Suparni tak cuma membuat kerajinan. Ia bahkan masih aktif menjual kain lurik batik di Pasar Beringharjo, Yogyakarta, yang untuk ke sana saja ia menempuh perjalanan 1 jam. Semua demi memenuhi kebutuhan hidupnya dan ia ikhlas menjalani.