Sukses

Nama KA Empu Jaya Akan Diganti

Karena dianggap membawa "beban moril" yang cukup berat, nama KA Empu Jaya akan diganti. Alasannya, nama tersebut dinilai terlalu "berat" dan berakibat membawa sial untuk KA ekonomi itu.

Liputan6.com, Jakarta: Kiasan what`s in a name ala Shakespeare, rupanya tak berarti apa-apa buat PT Kereta Api Daerah Operasi VI Yogyakarta. Buktinya PT KAI setempat menilai, nama Kereta Api Empu Jaya mesti selekasnya diganti. Usut punya usut, nama Empu Jaya dianggap terlalu memikul "beban moril" yang amat berat, hanya buat sebuah kereta ekonomi. Tak heran bila kesialan pun seakan bergandeng tangan dengan angkutan massal murah ini. Apalagi menurut kepercayaan warga setempat, nama Empu Jaya mengandung makna orang pandai atau terdepan. Sementara kenyataannya, hanya dalam kurun waktu setahun, kereta itu mengalami dua kali kecelakaan. Demikian penjelasan Humas PT KAI Daops VI Yogyakarta Purnomo, baru-baru ini, di Yogyakarta.

Sebenarnya, Purnomo menambahkan, nama Empu Jaya ditetapkan pada 1995 berdasarkan hasil sayembara masyarakat. Nama tersebut terpilih karena dianggap paling mewakili kereta ekonomi itu. Kata Empu Jaya adalah akronim dari Lempuyangan-Jayakarta, nama dua kota asal dan tujuan Kereta Api Empu jaya. Kini PT KAI Daops VI Yogyakarta tengah menjajaki tujuh nama pengganti yang dianggap lebih "pantas." Nama-nama yang masuk kandidat adalah KA Mataram Jaya, KA Baja Jaya, KA Progo, KA Gajahmada, KA Merapi, dan KA Code. Saking dianggap serius, Purnomo mengaku, usulan masyarakat tadi sudah disampaikan pada Kantor Pusat PT KAI di Bandung.

Usulan masyarakat ini mencuat menyusul terjadinya tabrakan KA di Ketanggungan, Brebes, dua pekan silam [baca: Dua KA Bertabrakan, Puluhan Penumpang Tewas]. Insiden terjadi antara KA Empu Jaya jurusan Jakarta-Yogyakarta dan Gaya Baru Malam jurusan Surabaya-Jakarta di daerah Ketanggungan, Brebes, Jawa Tengah, Selasa (25/12) sekitar pukul 04.35 WIB. Akibatnya, 45 orang tewas dan puluhan penumpang lainnya dilaporkan luka parah.(ZAQ/Wiwik Susilo dan Mardianto)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.