Sukses

Top 3: Siapa Sosok Wanita Cantik Pendamping Jokowi?

Wanita cantik pendamping Jokowi itu ternyata jurnalis kantor berita BBC yang khusus datang dari London, Inggris.

Liputan6.com, Jakarta - Ada yang berbeda ketika Presiden Joko Widodo atau Jokowi datang ke kampung halamannya di Solo, Jawa Tengah.

Saat hadir di ajang car free day (CFD) atau hari bebas kendaraan, Jokowi tampak didampingi seorang wanita cantik, selain sang Ibu Negara, Iriana.

Dengan mengenakan busana serba hitam, Presiden Jokowi bahkan mengajaknya menyusuri gang-gang kecil menuju bekas rumahnya dan menceritakan masa kecilnya.

Hingga malam ini, sosok wanita cantik dan misterius itu paling banyak menyita perhatian pembaca Liputan6.com, terutama di kanal News, Senin (17/10/2016).

Kabar lain yang juga tak kalah diburu mengenai komitmen Presiden Jokowi memberantas pungutan liar atau pungli di semua pelayanan masyarakat, dari yang terbesar sampai terkecil.

Selain itu, ada pula berita gerakan Operasi Pemberantasan Pungli (OPP) yang digagas oleh Presiden Jokowi untuk menangkap oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab.

Berikut berita terpopuler yang terangkum dalam Top 3 News:

1. Misteri Wanita Cantik Pendamping Jokowi di CFD Solo

Presiden Jokowi di Solo, Minggu (16/10/2016). (Fajar Abrori/Liputan6.com)

Jokowi yang juga didampingi Wali Kota Solo FX Hadi Rudyatmo dan Pangdam IV Diponegoro Mayjen TNI Djaswandi kemudian mulai menyusuri Jalan Slamet Riyadi. Tak lupa, Jokowi ikut menyapa warga Solo yang kebetulan juga memanfaatkan pagi itu untuk berolahraga.

Namun, yang mencuri perhatian, adalah kehadiran lima wajah asing yang sibuk mengabadikan seluruh aktivitas Jokowi selama berolahraga pagi itu dengan kamera video. Bisa dipastikan, jika melihat dari bahasa yang digunakan, mereka bukan orang Indonesia.

Lebih kentara lagi, salah seorang di antara mereka, selalu berjalan di samping Jokowi yang dikelilingi oleh anggota Paspampres.

Kebersamaan keduanya diperlihatkan sejak dari kawasan Sriwedari hingga Bundaran Gladag. Demikian pula saat rombongan Presiden meluncur untuk sarapan di Soto Gading yang merupakan langganan Jokowi sejak masih menjabat Wali Kota Solo.

Di tempat ini pun si wanita dan rombongannya diajak ikut mencicipi soto bersama Jokowi.

Selengkapnya...

2. Jokowi: Pungli Rp 10 Ribu pun Akan Saya Urus

Jokowi nostalgia masa kecil di bantaran Kali Anyar, Cinderejo, Banjarsari, Solo, Jawa Tengah. (Liputan6.com/Fajar Abrori)‎

Meskipun kerugian yang ditimbulkan pungli tidak lebih besar dibanding kasus-kasus lainnya, Jokowi memastikan, akan tetap memberantas. Sebab, menurut Jokowi, pungutan liar sekecil apapun merupakan budaya kerja yang tidak sehat dan berpotensi menimbulkan praktik korupsi yang jauh lebih besar.

"Yang lebih kecil pun akan saya urus. Bukan hanya Rp 500 ribu atau Rp 1 juta, urusan Rp 10 ribu pun akan saya urus. Kecil-kecil tapi meresahkan, kecil-kecil tapi menjengkelkan," kata Jokowi, dalam keterangan tertulis dari Kepala Biro Pers, Media dan Informasi Sekretariat Presiden Bey Machmudin, Minggu (16/10/2016).

Jokowi menegaskan, pihaknya akan terus mengawasi pungli dalam pelayanan kepada masyarakat. Khususnya pengurusan izin.

Menurut Jokowi, pemerintah telah menargetkan 60 juta penerbitan sertifikat di seluruh daerah, dengan target lima juta sertifikat pada 2017.

Selengkapnya...

3. Menanti Tangkapan Pungli Kelas Kakap

KPK tunjukan uang Rp 70 juta hasil OTT 6 tersangka terkait dugaan korupsi di Dinas Pendidikan Kabupaten Kebumen, Jakarta, Minggu (16/10). (Liputan6.com/Johan Tallo)

Melalui gerakan Operasi Pemberantasan Pungli (OPP), Presiden Jokowi mulai mengawali langkahnya perang melawan pungutan liar alias pungli. Presiden pun membentuk tim khusus untuk memerangi pungli bernama Tim Sapu Bersih (Saber) Pungli.

Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan, Wiranto, ditunjuk sebagai penanggung jawab tim tersebut. 

"Yang lebih kecil pun akan saya urus. Bukan hanya Rp 500 ribu atau Rp 1 juta, urusan Rp 10 ribu pun akan saya urus," kata Jokowi.

"Sekarang yang namanya pungli hati-hati, tidak hanya urusan sertifikat, tidak hanya urusan SIM, tidak hanya urusan KTP," kata mantan gubernur DKI Jakarta itu.

OPP yang baru diputuskan Jokowi pada Selasa 11 Oktober 2016, mendapat sambutan positif dari jajarannya. Seperti Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, yang berpendapat perlu ada keteladanan dalam upaya pemberantasan pungli.

"Pimpinan jangan minta setoran dan pimpinan di bawahnya juga jangan minta setoran. Sebab, praktik pungli ada karena budaya setoran masih muncul," ujar dia.

Apakah Operasi Pemberantasan Pungli (OPP) terlambat?

Direktur The Nasional Maritime Institute, Siswanto Rusdi menilai, praktik pungli di Direktorat Jenderal Kelautan Kemenhub sudah menggurita. 

Menurut dia, praktik pungli masih terlihat di seluruh pelabuhan. Bahkan terjadi setiap hari. Dia mencontohkan pungli ketika pengecekan kapal. Kapal yang tidak layak malah diberi izin berlayar.

Selengkapnya...

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini