Sukses

Ahok Marah Lihat Rumah Susun Dibuat dari Sampah Plastik dan Botol

Ahok meminta Kepala Dinas Perumahan dan Gedung Pemerintahan DKI Jakarta, Arifin, memutus kerja sama dengan kontraktor rusun.

Liputan6.com, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok marah besar. Sebab, pengerjaan rumah susun yang ada di Tambora, Jakarta Barat, tak sesuai prosedur. Apalagi, bangunan baru itu bobrok. Bahkan, tembok pembatas goyang hanya disentuh dengan tangan.

"Saya ngotot sampai dimaki-maki orang, supaya orang bisa punya rumah susun yang baik. Itu dirusak oleh otak yang mau nyolong seperti ini. Marah saya," ujar Ahok saat rapat dengan jajarannya seperti dilansir dari akun YouTube Pemprov DKI Jakarta yang diunggah pada Rabu, 21 September 2016.

Dalam rapat itu, Ahok memutarkan video saat mengecek bangunan di Rusun Tambora. Di sana terlihat tembok dan tangga yang terbuat dari semen bercampur sampah plastik dan botol.

"Kayak gini, Bapak teruskan kontraktor seperti ini? Kalau bangunan (goyang) seperti ini Bapak takut enggak? Ini sudah kayak gini mau ditutupin lagi ini? Ada sampah plastik, botol. Bapak mau itu roboh?" tanya Ahok.

Ahok pun meminta kepada Kepala Dinas Perumahan dan Gedung Pemerintahan DKI Jakarta, Arifin, untuk memutus kerja sama dengan kontraktor dan konsultan rumah susun. "Kasih surat ke asosiasi konsultan Indonesia, suruh blacklist itu konsultan. Atau kita proses ke hukum ini," ujar Ahok.

Ahok pun bertanya pada Arifin, mengapa kontraktor kecil diloloskan dalam tender proyek pembangunan rumah susun.

"Itu konsultan kita enggak beres, mainnya apa? Kasih yang kecil-kecil menang. Itu kalau sudah dicor, sudah enggak bisa lagi diperbaiki. Saya kira kita harus periksa, semua inspektorat harus diperiksa semua. Bila perlu kita setop (kerja sama)," tandas Ahok.

Ahok pun memerintahkan agar Rusun di Tambora dibongkar dan harus dibangun kembali dari awal. Hal ini dilakukan untuk mencegah terjadinya korban jiwa jika rusun itu ditempati.

Sementara Arifin mengatakan pada Ahok, jika pihaknya sudah memberikan teguran pada kontraktor itu. Dia pun mengoreksi Ahok jika video yang ditayangkan bukan di Rusun Tambora, tapi di Cakung Barat. Sementara Rusun Tambora adalah proyek tahun 2013-2015 dan sudah ditempati oleh warga DKI.

"Kemarin sudah adakan rapat pertemuan dengan seluruh konsultan dan pengembang dari paparan mereka belum sepenuhnya memberikan kepuasan kepada kami," ujar dia.

Kontraktor, kata Arifin, sudah bersedia melakukan perbaikan.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.